Baru sepekan digelar Liga 1 kembali menghadapi penundaan di awal kompetisi. Laga Persija kontra Persebaya resmi menjadi laga tunda pertama di Liga 1 2020 yang baru bersiap menggelar pekan tanding kedua pada Jumat (6/3) hingga Senin (9/3) depan.
Keputusan tersebut dengan berat hati disampaikan PT. Liga Indonesia Baru melalui surat edaran bernomor 27/LIB-KOM/III/2020 yang dikeluarkan pada Rabu (4/3) lalu. Pemberitahuan penundaan laga tersebut cukup menarik karena alasannya bukanlah faktor keamanan seperti yang digembar-gemborkan beberapa hari ke belakang.
Penundaan laga duel klasik sarat gengsi tersebut terjadi usai PT. LIB yang diwakili oleh Cucu Somantri berkoordinasi dengan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi DKI Jakarta pada 3 Maret lalu. Kedua pihak sepakat bahwa wabah virus corona yang harus menjadikan laga Macan Kemayoran yang menjamu Bajol Ijo di Senayan menjadi laga tunda pertama di Liga 1 2020.
Pasalnya sebelum laga ini resmi ditunda para penikmat sepak bola tengah harap-harap cemas dengan status laga yang dari musim ke musim perlu pengamanan ekstra. Jelas sorotan dalam laga ini, selain melihat aksi para serdadu dari kedua tim di lapangan hijau, adalah tentang rivalitas kedua kelompok suporter: Jakmania dan Bonek.
Menariknya kedua tim belum lama ini bertemu di final Piala Gubernur Jatim 2020 yang dimenangkan Persebaya dengan skor 4-1 di stadion Gelora Delta Sidoarjo. Awalnya laga ini dilangsungkan di Gelora Bung Tomo Surabaya, namun laga tersebut dipindah dengan alasan netralitas.
Panpel Pilgub Jatim 2020 sendiri sebelumnya juga mengatur ulang pertandingan semi-final yang terpaksa dilangsungkan tanpa penonton bahkan satu diantaranya harus direlokasi ke tempat netral, ke Blitar, saat Persebaya menjamu Arema FC.
Berkaca pada pengalaman tersebut, dan tentunya pengalaman-pengalaman terdahulu laga Persija kontra Persebaya di Liga 1 2020 sebelum menjadi laga tunda pertama dipenuhi tanda tanya. Akankah laga digelar tanpa penonton? dipindah di tempat netral demi menjaga keamanan kedua tim, terutama Bajol Ijo? atau justru pihak panpel memberikan jatah kepada Bonek dan Bonita untuk datang ke Jakarta dan menyaksikan kedua tim berlaga?
Opsi terakhir bahkan sempat dilontarkan oleh direktur olahraga Macan Kemayoran, Ferry Paulus, sebagaimana dikutip dari kumparan. “Ya, kalau Bonek mau datang ke Jakarta, saya pikir Jakmania bisa menerimanya. Untuk urusan kuota ini kami mesti ikut instruksi dari PT. LIB dulu. Lalu setelahnya kami juga mesti berkoordinasi dengan pihak keamanan untuk perizinan.”
Sayangnya cita-cita lima persen dari total tiket yang dikeluarkan panpel untuk Bonek urung terkabul. Wabah virus corona mau tak mau mematikan asa melihat Jakmania dan Bonek berbagi tribun di stadion yang sama. Namun di laga tunda pertama Liga 1 2020 sendiri ini tentu ada harapan yang akan terus diapungkan, akankah hal tersebut terwujud demi masa depan sepak bola Indonesia yang lebih baik?
Isu keamanan, kambing hitam laga tunda dan secercah harapan dari pekan kedua
Ya, sudah lama kita tak melihat stadion-stadion di Indonesia terisi penuh dengan dua kelompok suporter yang dikenal punya rivalitas tinggi saling beradu kreatifitas, menyuntik moriil para ksatria di lapangan hijau untuk tampil prima selama 2×45 menit. Tak hanya duel Persija versus Persebaya, hal ini juga kerap terjadi di laga Arema melawan Persib, atau sebaliknya Derbi Jawa Timur: Arema kontra Persebaya dan Derbi Kosmopolitan: Persib melawan Persija.
Hampir pasti jika laga tak dilangsungkan tanpa penonton, sudah tentu kelompok suporter away tak akan datang bertandang jika laga tetap dilangsungkan.Kendaraan perintis (rantis) atau akrab dikenal tank barracuda jadi moda transportasi yang “aman” bagi tim tamu. Pemandangan yang hampir selalu terjadi di laga yang membutuhkan keamanan ekstra.
Menariknya di pekan kedua PT. LIB menyuguhkan dua duel tersebut. Jika laga Persija kontra Persebaya jadi laga tunda pertama Liga 1 2020, laga Arema melawan Persib yang sedianya akan dilangsungkan pada Minggu (8/3) sore WIB rencananya akan menjadi babak baru persepakbolaan Indonesia karena kedua kubu suporter, Aremania dan Bobotoh, bisa berdampingan menyaksikan laga.
Perwakilan @officialvpc kabarnya hari ini sudah merapat ke Malang untuk sowan setelah polisi memperbolehkan datang untuk away
Sepakbola adalah untuk kebahagiaan, sekarang waktunya
— Ongisnade (@OngisnadeNet) March 5, 2020
Tentu ini menjadi angin segar di tengah bara rivalitas klub-klub di Indonesia yang semakin memanas. Angin tersebut tak memadamkan bara, melainkan menjaga nyala api tetap berkobar dalam waktu yang lama. Tentu Bobotoh ataupun Viking yang hendak bertandang pun harus tetap waspada nan mawas diri. Ibarat kata tamu yang sopan berkunjung, di lain pihak Aremania sebagai tuan rumah pun tentu harus nerimo dan menjamu para tamunya dengan sebaik-baiknya.
Jika pemandangan ini bisa terwujud di stadion Kanjuruhan nantinya, jelas Liga 1 2020 akan memiliki wajah yang lebih merona dan ke depannya akan lebih bersolek lagi menjadi salah satu liga terbaik di Asia Tenggara maupun di Asia. Isu keamanan selalu jadi kambing hitam dalam sepak bola Indonesia, tak hanya laga liga tetapi juga sejumlah pertandingan timnas dengan Malaysia misalnya.
Namun pertandingan liga yang tunda karena isu keamanan selalu akan jadi cerminan pertandingan timnas di laga internasional. Sebab akar dan muaranya tentu dari sikap para suporter memaknai sebuah pertandingan. Alih-alih mendukung klub kesayangan, ketika cinta sudah membabi-buta, atas nama rivalitas mereka justru merusak semangat fair play dengan menyerang suporter tandang. Di akhir kisah tentu klub kesayang sendiri yang akan merugi.
Menarik menanti apa yang akan terjadi di Kanjuruhan Minggu mendatang, karena tentu itu juga menjadi harapan para Bonek jika laga tunda pertama Liga 1 2020 nantinya dijadwalkan ulang dan kembali digelar. Tentunya itu juga akan menjadi harapan para kelompok suporter lainnya agar tak lagi was-was menanggapi isu keamanan setiap kali pertandingan akan dilangsungkan.