Selain kalah di atas lapangan dengan skor 2-3 atas Malaysia, Indonesia juga gagal di luar lapangan. Sebagai tuan rumah, Indonesia gagal melakukan tugasnya. Masyarakat Indonesia yang terkenal ramah, tidak tampak saat menjamu tamu dari Malaya.
Dua gol Alberto Goncalves, dua gol Mohamadou Sumareh, dan satu gol Syafiq Ahmad adalah hasil pertarungan di atas lapangan. Hasil yang membuat tim Garuda gagal menang meski bermain di kandang.
Kekalahann pertama di babak kualifikasi Piala Dunia Qatar 2022 dan Piala Asia Cina 2023 harus diderita di pertandingan pertama. Meski ada ungkapan pertandingan pertama tidak pernah mudah, rasanya anggapan seperti itu harus segera dihilangkan. Bagaimanapun juga setiap pertandingan adalah penting dan harus dimenangi, terlebih di turnamen seperti ini.
Kegagalan timnas memenangi pertandingan diiringi kegagalan lain di luar lapangan. Bertindak sebagai tuan rumah, Indonesia gagal menjalankan tugasnya dengan baik.
Meski mendapat pengawalan ketat bahkan diantar hingga ring dua stadion, suporter Malaysia nyatanya masih saja mendapat sambutan tidak menyenangkan. Dari mulai hinaan hingga serangan diterima. Lemparan-lemparan diarahkan pada mereka ketika hendak memasuki pintu tribun. Sesuatu yang tentu seharusnya tidak boleh terjadi.
Baca juga: Indonesia vs Malaysia, Hal yang Personal
Di dalam stadion semua berlanjut. Saat lagu kebangsaan Malaysia berkumandang, sorakan bergemuruh dari segala sisi tribun. Mirisnya koreografi yang biasa berupa dukungan, kali ini berbalik. “Fuck You Loser” terbentang di salah satu sisi.
Suasana semakin tidak menyenangkan ketika sebagian suporter lebih sibuk tebar ujaran kebencian dibanding memberi dukungan. Serapah mengalir deras dari sebagian mulut mereka. Kata-kata kasar hingga hinaan meluncur begitu saja. Kata-kata serupa juga terbentang di beberapa pagar tribun.
Keadaan memanas ketika plastik-plastik berisi air melayang kearah tribun suporter tamu. Meski telah mendapat barikade ketat, teror itu terus mengarah pada mereka. Tidak sedikit pula suporter tuan rumah yang terang-terangan menantang tamunya.
Bahan hitam bertulisan “helo pecundang” dan jersey kuning khas timnas Malaysia terbalik dibentangkan di pagar yang menjadi pembatas langsung suporter tuan rumah dan tamunya. Entah apa yang ada di kepala mereka. Suporter tuan rumah yang dominan, menantang tamu yang jumlahnya tidak seberapa.
Jika mau dikatakan unjuk keberanian, jelas bukan seperti itu caranya. Juga mau dikatakan sebuah pembuktian, entah apa lagi yang perlu dibuktikan.
Baca juga: Dua Tahun Setelah Catur Yuliantono Meninggal
Puncaknya terjadi di pertengahan babak kedua. Beberapa orang melompati pagar tribun selatan seolah menantang suporter lawan. Setelah berhasil diamankan, jumlah lebih banyak lagi melakukan hal serupa. Bahkan di tribun seberang melakukan hal yang sama.
Imbas dari kejadian tersebut pertandingan harus terhenti cukup lama dan satu orang nampak ditandu untuk mendapat pertolongan.
Di sisa pertandingan hal-hal demikian terus terjadi. Lemparan dan provokasi terus betebaran. Dukungan yang sebenarnya dibutuhkan pemain di lapangan yang sedang berusaha memenangi pertandingan, tertutup ujaran kebencian.
Hingga saat wasit meniup peluit panjang pentandingan yang berakhir 2-3 untuk Malaysia, suporter tamu harus segera dievakuasi dengan pengawalan. Satu orang kembali nampak tumbang dan harus menerima pertolongan.
Seolah belum puas, sebagian suporter masih bertahan dan mengepung suporter tamu yang tertahan di dalam stadion.
Baca juga: Urgensi Pemakaian VAR di Liga 1
Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia yang juga bergabung di tribun suporter tamu bahkan mengaku ada besi, botol, hingga flare yang dilempar ke arah mereka.
“Benda-benda seperti besi, botol, flare dilempar ke arah kami beberapa kali,” ujar Syed Saddiq Syed Abdul Rahman, mengitip goal.com.
Entah apa namanya. Jika kalian sebut itu adalah bentuk dukungan dan demi kehormatan, rasanya itu hanya keegoisan sebagian suporter saja. Keegoisan yang jelas secara langsung akan berdampak dan merugikan tim. Bahkan mencoreng nama Indonesia.
Seperti yang diakui pencetak gol untuk Indonesia, Beto. Menurutnya masalah yang terjadi membuat down dan hilang fokus pertandingan.
“Kami sudah fokus dengan pertandingan. Tiba-tiba ada masalah (laga terhenti), dan itu membuat kami langsung down,” ucap Beto masih dikutip dari goal.com.
Sedangkan Andritany dalam jumpa media menyampaikan bila kericuhan yang terjadi membuat hatinya sakit. Memang kekalahan atas Malaysia menyakiti hatinya, tapi apa yang terjadi membuat hatinya lebih sakit.