Latihan posisional atau permainan posisional (positional game) sebagai bagian dari latihan sepak bola termaktub di dalam Kurikulum Sepak Bola Indonesia (FILANESIA). Permainan posisional sendiri masuk dalam sesi P2 latihan. Permainan posisional dibagi ke dalam dua jenis besar latihan, yaitu permainan posisional spesifik dan permainan posisional non-spesifik.
Permainan posisional atau positional game (P2)
Di dalam FILANESIA cetakan tahun 2017, permainan posisional disebut positional game (P2). Definisi permainan posisional, dalam konteks latihan, adalah permainan mini/kecil dengan penekanan pengambilan posisi seperti dalam situasi 11vs.11.Y ang mana permainan tersebut telah disederhanakan, baik dari sisi ruang maupun jumlah pemain untuk kepentingan topik tertentu. Tujuan utama dari permainan posisional adalah mengajarkan pemain soal pemosisian.
P2, seperti juga bentuk latihan lain maupun pertandingan sepak bola itu sendiri, harus memiliki target yang jelas yang disesuaikan dengan konteks latihan. Contoh, bila targetnya adalah pemain no. 6 atau bek tengah yang harus mengakses no. 9 menggunakan umpan mendatar tanah, pelatih dapat memberikan poin untuk keberhasilan para pemain mencapai target. Ada target, ada reward.
Yang perlu diperhatikan, selain pemberian poin, prinsip-prinsip lain pun sudah barang tentu tidak boleh “dilepaskan” begitu saja. Contoh, pemosisian kolektif demi “keamanan” progres bola, cara berdiri, jangkauan pandangan, dan lain-lain pun harus diperhatikan.
Bagaimana pemosisian gelandang tengah agar tidak menutup jalur umpan bek tengah ke penyerang no. 9 menjadi salah satu kunci keberhasilan pemain mencapai target latihan. Atau, sebaliknya, bagaimana gelandang menerima bola dari bek tengah no. 3 untuk memancing pressing lawan untuk kemudian bola dialihkan ke bek lainnya baru kemudian bola diprogres ke no. 9 juga bisa menjadi alternatif taktis.
Bek mengakses penyerang
Permainan posisional spesifik
Disebut spesifik karena secara eksplisit pemain dimainkan sesuai nomor posisional mereka. Di dalam permainan posisional spesifik, pelatih secara terang-terangan menyusun formasi sesuai posisi pemain di dalam pertandingan dan meminta pemain memainkan latihan dengan target-target tertentu.
Di dalam FILANESIA, Anda dapat menemukan salah satu contoh permainan posisional spesifik di halaman 139; bentuk latihan 5vs.2(+1) – 5vs.2(+1).
Permainan posisional spesifik
Keuntungannya memainkan permainan posisional spesifik adalah pemain sejak awal sudah tahu apa tugas spesifik sesuai posisi mereka di dalam formasi. Secara eksplisit pelatih menginstruksikan kepada setiap pemain apa saja tugas mereka yang dikaitakn dengan target latihan dan taktik tim.
Permainan posisional spesifik cocok digunakan atau diterapkan kepada tim yang kemampuan sepakbolanya masih terhitung rendah. Memberikan jenis latihan ini kepada pemain dapat segera menciptakan panduan berpikir bagi pemain dalam mengambil keputusan. Para pemain tidak perlu bingung atau berpikir lebih keras tentang apa-apa saja yang harus mereka lakukan.
Gambar latihan di atas contohnya. Panah-panah bergaris titik-titik di antara para pemain menunjukan rotasi posisional di antara tiga pemain. Pelatih dapat memberikan panduan tentang kapan rotasi dilakukan dan oleh siapa saja. Salah satu target latihannya adalah keberhasilan/kelancaran para pemain melakukan rotasi di saat yang tepat sehingga rotasi yang mereka lakukan betul-betul fungsional.
Di sisi lain, kompleksitas berpikir yang relatif rendah membuat pemain bisa lebih cepat memahami esensi latihan. Dan ketika meraka sudah benar-benar paham (ngelontok, dalam bahasa Jawa) dengan tugas masing-masing, mereka akan sangat fasih dan “cair” mengadaptasinya ke dalam pertandingan.
Kelemahannya adalah kreativitas taktis bisa sangat terbatas bergantung pada desain latihan dan instruksi pelatih. Efeknya, apabila lawan sudah sangat mampu mengantisipasi permainan dan pelatih tidak kunjung menemukan desain latihan yang “baru”, timnya akan dengan mudah dihentikan lawan.
Permainan posisional non-spesifik
Kebalikan dari permainan spesifik, di dalam permainan non-spesfik, pelatih tidak meletakkan pemain sesuai dengan posisi pemain di dalam formasi pertandingan. Secara acak, pemain masuk ke dalam sebuah desain lingkungan latihan yang membuat atau menuntut mereka menemukan solusi taktis sendiri.
Permainan non-spesifik
Tim merah dan tim hijau harus menemukan solusi taktis untuk menyeberangkan bola ke area depan. Ketika bola dikuasai oleh merah, ketiganya harus mampu mengakses ketiga hijau dan sebaliknya tanpa diintervensi oleh tim putih.
Konsep dari latihan dalam gambar di atas adalah mencoba mengakses opsi-opsi vertikal (di depan) secepatnya menggunakan umpan mendatar tanah atau lebih perlahan dengan cara memainkan bola memanfaatkan lebar lapangan untuk merusak kerapatan horizontal pressing putih sebelum bola dimainkan ke depan.
Memainkan konsep permainan posisional non-spesifik di dalam tim yang dipenuhi oleh pemain-pemain dengan level sepak bola sangat bagus bisa mendatangkan sangat banyak keuntungan. Kenapa? Karena, dengan kecerdasan sepak bola yang jauh di atas rata-rata, para pemain bisa lebih cepat paham akan esensi permainan dan bagaimana mengadaptasinya ke dalam pertandingan.
Tetapi, sebaliknya, memainkan permainan non-spesifik ke dalam sebuah tim yang level kecerdasan sepak bola di bawah rata-rata, bisa memakan waktu lebih lama bagi pemain untuk “menangkap” esensi permainan sehingga butuh waktu lebih lama pula bagi para pemain untuk dapat mengadaptasinya ke dalam pertandingan sesungguhnya.
Kelebihan permainan non-spesifik dibandingkan latihan spesifik adalah solusi-solusi taktik kreatif sangat mungkin lebih banyak didapatkan. Kenapa? Karena pemain dimasukkan ke dalam sebuah desain latihan yang sesuai dengan situasi pertandingan tanpa pelatih secara eksplisit membatasi aksi-aksi sepakbola para pemainnya.
Mana yang lebih baik?
Penggabungan dari dua konsep ini bisa memberikan efek-efek yang berbeda. Karenanya, kemampuan pelatih menggabungkan keduanya dapat mendatangkan efek menguntungkan. Dan dengan menggabungkan keduanya melalui cara-cara yang tepat, para pemain dikondisikan dalam sebuah lingkungan yang mana mereka menerima pembelajaran yang berbeda-beda (differential learning).
Selamat mencoba.