Menjadi kiper bukanlah pekerjaan yang mudah. Hal ini sudah sering diingatkan dan ditekankan berulang-ulang. Sebuah tim boleh saja punya penyerang berkelas dan gemar mencetak gol seperti Harry Kane, tapi jika mereka punya lini pertahanan yang buruk, terutama kiper yang jelek, memenangkan sebuah kejuaraan bisa dibilang sangat mustahil.
Untungnya, bagi tim nasional Inggris, mereka punya sosok seorang Jordan Pickford. Dia bukan kiper yang jelek, dia adalah kiper yang bagus yang sedang berkembang menjadi kiper kelas dunia. Untuk orang-orang yang suka menonton Liga Primer Inggris, terlebih ketika Pickford masih berseragam Sunderland, tak jarang kita akan melihat aksi memukai dari dirinya. Dia kebobolan banyak gol, benar, tapi apa adil menyalahkan kiper seorang sementara lini pertahanan mereka bermain buruk?
Skuat The Three Lions jelas berbeda jauh dari skuat Sunderland. Mereka punya bek-bek yang lebih berkualitas, namun bukan menjadikan seorang kiper bermalas-malasan. Itu lah yang dilakukan Pickford di Rusia. Dia meneriaki rekan-rekannya jika merasa mereka hilang fokus atau bertindak sembarangan di daerah pertahanannya dan wajar saja dilakukan karena itulah salah satu bagian tugasnya.
Dia juga bekerja keras menangkis tendangan-tendangan lawan yang lolos dari penjagaan beknya. Melompat ke sana kemari, menjangkau bola dengan tangannya, dan menyelamatkan timnya dari kebobolan. Tapi tentu bukan hanya itu saja yang dilihat orang-orang. Jika seorang penyerang biasa dinilai dari jumlah golnya, catatan clean sheet menjadi salah satu penilaian untuk kiper.
Sayangnya, jika melihat catatan clean sheet, Pickford belum mendapatkannya sejauh ini. Dia selalu kebobolan di empat pertandingan yang sudah dilaluinya. Melawan Tunisia, dia kebobolan lewat tendangan penalti Ferjani Sassi. Panama membuat gol hiburan ke gawangnya lewat gol dari Felipe Baloy. Bertemu dengan Belgia, Adnan Januzaj menciptakan gol indah ke gawang Pickford.
Gol Januzaj sempat diperdebatkan oleh beberapa orang. Sebagai bagian dari pekerjaannya, Gary Neville menyebut bahwa yang dilakukan Pickford itu aneh dan kiper Everton ini menggunakan tangan yang salah. Kiper lawannya saat itu, Thibaut Courtois, secara blak-blakan menyebut tinggi badan Pickford adalah alasan mengapa dia tak bisa menepisnya.
Mengomentari penampilan seseorang memang mudah dan kalian bebas mengatakannya. Tapi, kata-kata tak lebih besar dari sebuah aksi dan untungnya hal itulah yang dilakukan oleh Pickford tadi malam saat melawan Kolombia. Dia pada akhirnya memang kebobolan, namun ada beberapa momen yang membuatnya menjadi pahlawan Inggris. Salah satunya adalah ketika dia menepis dengan brilian sepakan jarak jauh Mateus Uribe.
https://twitter.com/FlFAWC2018/status/1014258603534974976
Penyelamatan itu adalah penyelamatan terbaik sejauh ini di Piala Dunia 2018 menurut penulis. Di babak adu penalti, Pickford bahkan menahan satu tembakan dan untuk pertama kalinya membuat The Three Lions menang dalam drama tersebut. Di pertandingan itu saja, menurut penulis, dia sudah menjadi kiper yang lebih baik ketimbang David de Gea, kiper terbaik di Liga Primer kepunyaan Manchester United.
Menariknya, dari empat gol yang bersarang ke gawangnya, tak ada satu pun gol yang diakibatkan oleh blunder yang dibuatnya. Hal yang mengejutkan mengingat beberapa pendahulunya pernah berbuat kesalahan fatal dan merugikan timnas Inggris. Intinya, cukup diam dan lihat saja aksi Jordan Pickford di Piala Dunia 2018.