Memetik nilai sempurna pada laga pertamanya di fase penyisihan Grup G kontra Tunisia (19/6), membuat kepercayaan diri Inggris terkatrol hingga titik puncak. Dampaknya, The Three Lions amat yakin buat membungkus kemenangan sekali lagi dari partai keduanya melawan Panama (24/6) di Stadion Nizhny Novgorod.
Walau demikian, Inggris juga sedikit diganggu oleh cederanya salah satu motor serangan dari lini kedua, Dele Alli. Menyikapi keadaan tersebut, Gareth Southgate sebagai juru latih The Three Lions membuat sedikit perubahan yakni memasang Ruben Loftus-Cheek guna mengisi pos yang ditinggalkan Alli.
Memiliki kekuatan yang jauh di bawah Inggris, bikin Panama mawas diri akan keterbatasannya. Kendati begitu, Hernan Dario Gomez yang membesut Los Canaleros tetap optimis kalau bala tentaranya sanggup memberi kejutan, misalnya saja menggamit poin perdana sepanjang sejarah keikutsertaan mereka di Piala Dunia, dengan hasil imbang.
Pelatih kawakan itu sendiri tetap mempertahankan formasi yang diterjunkan saat dibantai Belgia di laga pertama. Cara bermain Los Canaleros pun tidak akan berubah drastis yakni cenderung defensif dan keras seraya memaksimalkan serangan balik.
Selepas wasit Ghead Grisha asal Mesir meniup peluit tanda dimulainya pertandingan, masing-masing kesebelasan berusaha untuk mencari bentuk permainan terbaik sehingga serangan-serangan mereka terkesan sporadis belaka.
Namun dalam tempo singkat, tepatnya di menit ke-8, Inggris berhasil membuka keran golnya di laga ini terlebih dahulu. John Stones menuliskan namanya di papan skor usai memaksimalkan tendangan penjuru yang dieksekusi Kieran Trippier.
Terlecut oleh gol tersebut, Panama semakin berani untuk bermain terbuka demi mencetak angka balasan. Dalam beberapa kesempatan, Armando Cooper dan rekan-rekannya bahkan sanggup menyibukkan lini belakang Inggris kendati gol yang mereka incar tak kunjung hadir.
Bermodal materi pemain yang lebih baik, situasi macam itu justru dimanfaatkan secara brilian oleh The Three Lions buat mengusik pertahanan Los Canaleros. Lewat skema serangan balik, pergerakan Jesse Lingard di area terlarang memaksa Fidel Escobar dan Roman Torres menempelnya dengan ketat. Alhasil, terjadilah kontak di antara mereka yang membuat Lingard terjatuh.
Melihat peristiwa demikian, Grisha dengan penuh keyakinan langsung menghukum Panama dengan tendangan penalti. Kapten sekaligus penyerang andalan Inggris, Harry Kane, yang bertindak sebagai eksekutor berhasil menunaikan tugasnya secara kaffah sehingga keunggulan wakil Eropa itu semakin lebar.
Unggul 2-0 tampaknya belum cukup untuk kubu asuhan Southgate karena tekanan yang mereka kirimkan ke gawang Panama terus mengalir. Sebaliknya, tim besutan Gomez malah semakin kerepotan dengan daya dobrak Inggris.
Benar saja, ancaman bertubi-tubi yang diluncurkan Inggris membuahkan tiga gol tambahan di 10 menit terakhir babak pertama, masing-masing pada menit ke-36, 40, dan 45.
Aktor utama dari gol ketiga Inggris adalah Lingard yang sukses melepaskan tendangan melengkung indah dari luar kotak penalti usai bekerja sama dengan Raheem Sterling tanpa bisa diantisipasi kiper Panama, Jaime Penedo.
Berikutnya, sosok Stones kembali muncul di papan skor setelah sundulan jarak dekatnya memanfaatkan kemelut di wilayah pertahanan Los Canaleros juga melesat mulus ke dalam gawang dan bikin Inggris memimpin 4-0.
Terakhir, nama Kane lagi-lagi digemakan oleh suporter The Three Lions yang memenuhi Stadion Nizhny Novgorod usai dirinya berhasil mengonversi secara sempurna penalti kedua yang didapatkan Inggris pada laga ini sekaligus menggenapi keunggulan mereka jadi 5-0 saat jeda.
Sekembalinya dari ruang ganti, alur pertandingan di awal-awal babak kedua cenderung membosankan karena Panama bertahan cukup dalam dan Inggris kesulitan membongkar tembok tersebut. Keadaan itu bikin ritme laga menurun intensitasnya.
Akan tetapi, agresi konstan yang ditunjukkan oleh The Three Lions membuahkan gol keenam mereka dari partai yang seiring berjalannya waktu makin kelihatan berat sebelah ini. Tendangan keras Loftus-Cheek dari luar kotak penalti yang membentur tumit Kane membuat laju bola berubah sehingga jala Los Canaleros bergetar sekali lagi.
Dengan tambahan gol tersebut, Kane mencetak hat-trick di laga ini, yang sekaligus menjadi hat-trick ke-52 sepanjang sejarah penyelenggaraan Piala Dunia. Kane juga menyamai pencapaian yang pernah digapai Gary Lineker, saat mengukir trigol di Piala Dunia 1986.
Memimpin dengan skor 6-0, memberi kesempatan kepada Southgate untuk mengganti sejumlah pemain pentingnya. Secara nyaris berbarengan, Kane, Lingard dan Trippier ditarik keluar buat digantikan oleh Jamie Vardy, Fabian Delph serta Danny Rose.
Berkurangnya serbuan The Three Lions, coba dipergunakan sebaik mungkin oleh Los Canaleros untuk menciptakan gol balasan walau mereka pun sadar, mustahil untuk membalikkan keadaan.
Diawali hadiah tendangan bebas yang diperoleh Panama di dekat area pertahanan Inggris, usaha itu akhirnya membuahkan hasil pada menit ke-78. Umpan yang dilepaskan Ricardo Avila sanggup dicocor Felipe Baloy guna merobek jaring gawang Jordan Pickford. Gol ini sendiri merupakan torehan pertama Los Canaleros di ajang Piala Dunia.
Di sisa waktu yang ada, tak ada satu gol pun yang tercipta dan laga ini berkesudahan dengan skor telak 6-1. Pesta gol yang sukses dibuat Inggris memastikan satu tiket ke babak 16 besar sedangkan Panama tinggal menjalani laga formalitas kontra Tunisia sebelum mudik ke negara asal.