Tepat hari ini Boca Juniors merayakan hari ulang tahunnya yang ke-113. Sebagai salah satu klub besar di Argentina, Boca telah mengorbitkan sangat banyak pesepak bola andal, yang menjadi tulang punggung klub, juga tim nasional Argentina. Maka, tak salah jika kita menyebut Boca Juniors sebagai taman bermain para legenda lapangan hijau.
Dua nama yang paling identik dengan Boca Juniors adalah Diego Maradona dan Juan Roman Riquelme. Namun, legenda klub yang bermarkas di La Bombonera ini bukan hanya dua orang itu saja. Masih ada puluhan legenda lain, dan berikut ini kami kumpulkan 11 yang terbaik di antaranya dalam formasi 3-4-2-1:
Kiper: Roberto Abbondanzieri
Tak kurang dari 200 laga ia jalani bersama Boca Juniors, sebelum merantau ke Eropa bersama Getafe di tahun 2007. Selama 1997-2006 Abbondanzieri setia berseragam Boca Juniors, dan menjadi andalan timnas Argentina di Copa America 2004 serta Piala Dunia 2006. Sosok yang amat dirindukan warga Argentina, karena sampai saat ini belum ada lagi kiper tim Tango yang setangguh dirinya.
Bek tengah: Roberto Mouzo
Salah satu penampil terbanyak di Boca Juniors sepanjang masa. Mouzo yang berkarier di Boca Juniors selama 1971 hingga 1984 telah bermain tak kurang dari 420 laga, dan menyumbang 19 gol. Sepanjang kariernya ia telah meraih semua trofi bergengsi bersama Xeneizes, julukan Boca, seperti trofi liga domestik, Copa Libertadores, dan Piala Interkontinental di tahun 1977 setelah mengalahkan Borussia Mönchengladbach.
Bek tengah: Walter Samuel
Karier profesionalnya dimulai di Newell’s Old Boys, tapi namanya mulai tersohor di Boca Juniors. Liga Apertura 1998, Liga Clausura 1999, dan Copa Libertadores 2000 menjadi persembahannya untuk Boca, sebelum menjadi legenda Serie A bersama AS Roma dan Internazionale Milano. Di timnas Argentina, Samuel termasuk dalam anggota skuat yang menjadi runner-up Piala Konfederasi 2005 di Jerman.
Foto: Bigsoccer
Bek tengah: Oscar Ruggeri
Ini dia produk asli akademi Boca Juniors, dan salah satu yang tersukses. Ruggeri adalah bek tengah legendaris Argentina yang menjuarai Piala Dunia 1986 di Meksiko. Ia bermain satu tim dengan para legenda lainnya seperti Diego Maradona, Jorge Valdano, dan Sergio Batista. Selama tahun 1980-1984 ia bermain di Boca Juniors, lalu hengkang ke River Plate, dan menjuarai La Liga bersama Real Madrid pada musim 1989/1990.
Foto: Clarin
Bek sayap kiri: Silvio Marzolini
Pemain kelahiran 4 Oktober 1940 ini termasuk bek kiri terbaik dunia sepanjang masa, tapi popularitasnya kalah dari Roberto Carlos karena selama kariernya tidak pernah keluar dari Argentina. Ia merupakan anggota skuat Boca Juniors di tahun 1960-1972, lalu menjadi andalan timnas Argentina di Piala Dunia 1962 dan 1966. Sebagai pelatih, Marzolini turut berjasa mengorbitkan sang dewa sepak bola, Diego Maradona.
Foto: Kick TV
Gelandang tengah: Sebastián Battaglia
Meski tingginya “hanya” 178 sentimeter, Battaglia sangat tangguh dalam duel udara. Lompatannya tinggi, ditunjang dengan bangun tubuh yang kuat, menjadikannya sebagai gelandang tengah jempolan di masanya. Ia merupakan produk akademi Boca Juniors yang lulus di tahun 1998. Sepanjang kariernya, hanya satu klub di luar Boca yang pernah dibelanya, yaitu Villarreal di musim 2004/2005, itupun dia merapat karena ‘permintaan khusus’ sang karib, Riquelme.
Gelandang bertahan: Antonio Rattín
Sosok gelandang bertahan sejati. Bertubuh tinggi besar dan berkaki panjang, Rattín berdiri menjulang diantara rekan-rekannya yang mayoritas berpostur mini. Seorang one-club man. Sepanjang kariernya mulai dari tim junior hingga pensiun di tahun 1970, ia setia bermain untuk Boca Juniors. Di timnas, ia sempat bermain di Piala Dunia 1966, tapi namanya tercoreng akibat kartu merah saat melawan Inggris di perempat-final.
Foto: Kick TV
Bek sayap kanan: Nolberto Solano
Fans Liga Primer Inggris klasik pasti tidak asing dengan namanya. Solano memang sangat identik dengan Newcastle United yang dibelanya selama 1998-2004, tapi di Boca Juniors-lah ia mulai meroket. Boca merupakan timnya sebelum Newcastle yang dibelanya selama semusim. Di sana ia menjadi rekan setim Maradona dan mendapat julukan ‘Maestrito’, karena eksekusi set-piece yang sangat mematikan.
Foto: Bocahoy
Gelandang serang: Diego Maradona
Haram hukumnya melewatkan pemain yang satu ini jika berbicara tentang legenda Boca Juniors. Sampai saat ini Maradona termasuk pemain terbaik sepanjang masa Boca Juniors, dan timnas Argentina. Bahkan Lionel Messi pun belum sanggup menyamai torehan prestasi Maradona yang pernah menjuarai Piala Dunia. Uniknya, Maradona bukan produk asli Boca. Klub pertamanya adalah Argentinos Juniors pada 1976-1981.
Gelandang serang: Juan Román Riquelme
Tak ada yang lebih pantas dari Riquelme untuk menemani Maradona sebagai gelandang serang di formasi ini. Riquelme dan Maradona adalah dua pemain yang layak disebut dewa sepak bola, walau karakternya berbeda. Jika Maradona menguasai lapangan dengan dribelnya, Riquelme menaklukkan lawannya dengan hanya satu sentuhan saja, yang membuat bola meluncur deras membelah pertahanan, dan berujung gol.
Penyerang: Martín Palermo
16 kali menjadi pemain tersubur di Boca Juniors, 2 kali menjadi top skor liga, dan 12 koleksi trofi domestik. Orang-orang boleh mencibir Palermo sebagai penyerang yang gagal di Eropa, tapi di Boca Juniors dia adalah legenda. 236 gol dicetaknya dari 318 penampilan di Boca Juniors, yang terbagi dalam dua periode, tahun 1997-2000 dan 2004-2011. Catatan yang menjadikannya top skor sepanjang masa Boca Juniors, jauh di atas Carlos Tevez.
Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.