Sepak bola Eropa kembali diguncang kasus rasisme. Kali ini, Michy Batshuayi yang mengangkat bahwa dirinya menjadi korban hujatan bernada rasial. Kejadian yang menimpa penyerang Borussia Dortmund yang dipinjam dari Chelsea tersebut membuka mata kita bahwa tindakan tak terpuji ini sangat susah dihilangkan dari sepak bola.
Meskipun slogan “let’s kick out racism out of football” sudah menggema selama bertahun-tahun, kasus rasisme masih saja terjadi. Baru-baru ini, Batshuayi menuding para pendukung Atalanta meneriakkan kata-kata pelecehan rasial kepadanya. Ini terjadi pada laga 32 besar Liga Europa di Stadion Azzuri d’Italia, kandang Atalanta.
Bintang asal Belgia itu berkata bahwa dia terus-menerus diganggu oleh suara penonton yang menirukan suara monyet. Mungkin merasa terganggu setelah terus-terusan mendengar suara tak enak itu dari tribun penonton, Batshuayi menumpahkan kemarahannya di Twitter.
“Ini sudah tahun 2018 tapi masih saja ada suara rasis di tribun. Semoga kalian bersenang-senang menonton sisa laga Liga Europa di televisi, sementara kami lolos,” demikian kata-kata yang ditulis pemain berjulukan Batsman itu.
Dortmund sukses melaju ke babak 16 besar dengan kemenangan agregat 4-3 atas Atalanta. Namun, tetap saja kejadian tak mengenakkan itu menjadi topik hangat. Selain Batshuayi, para pemain berkulit hitam Dan-Axel Zagadou dan Alexander Isak, juga dilaporkan menjadi sasaran pelecehan.
Kapten Dortmund, Marcel Schmelzer, mengatakan bahwa ia tidak mendengar adanya suara-suara bernada rasis itu saat pertandingan berlangsung, Namun, sang kapten menegaskan bahwa jika itu benar, maka tindakan ini tak bisa dibiarkan.
Atalanta sendiri baru saja melewati hukuman pada bulan Januari lalu. Pendukung mereka menyerang bek Napoli, Kalidou Koulibaly, dengan kata-kata bernada rasis sewaktu kedua kubu bertemu di kompetisi Serie A.
Presiden Atalanta, Antonio Percassi, meminta maaf atas kelakuan pendukungnya. “Jujur, saya tidak mendengarnya,” katanya. “Jika itu terjadi, maka saya meminta maaf kepada Batshuayi. Hal ini tidak seharusnya terjadi.”
Ironisnya, sebuah tindakan mengutuk rasisme justru tak mendapat sambutan baik di Spanyol. Klub kasta kedua, Rayo Vallecano, baru-baru ini didenda 30 ribu euro karena memasang spanduk bertuliskan “goleando al racism”. Jika diterjemahkan, artinya kira-kira, “Kalahkan rasisme.”
Tindakan pengelola liga sepak bola Spanyol (LFP) yang menjatuhkan denda ini langsung menjadi sorotan karena dianggap tak mendukung kampanye anti-rasis. LFP sendiri melalui komisi anti-kekerasan mereka berdalih bahwa spanduk yang dibentangkan Rayo sebelum pertandingan menghadapi Sevilla Atletico tersebut tidak dikoordinasikan lebih dulu dengan mereka.
Bagaimanapun juga, pesan yang disampaikan Batshuayi dan Rayo Vallecano sudah jelas: rasisme tak boleh diberi ruang sedikit pun dalam sepak bola!
Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.