Eropa Inggris

West Ham United Pecat Kepala Akademi karena Rasisme

Rasisme menjadi masalah serius dalam dunia sepak bola. Berbagai kampanye anti-rasisme yang digalakkan FIFA nyatanya belum bisa menghentikan laju rasisme yang masih melanda dunia sepak bola.

Salah satu kasus rasisme termutakhir adalah kasus rasisme yang melibatkan Direktur Perekrutan West Ham United, Tony Henry. Tony saat diwawancarai oleh Daily Mail, mengaku bahwa mereka tak membutuhkan pemain asal Afrika lagi. Menurut Tony, para pemain Afrika sering berperilaku buruk.

Bahkan saat itu Tony menyebutkan satu nama pemain West Ham United yang ia anggap memiliki perangai yang buruk. Adalah Diafra Sakho, pemain yang Tony sebut sebagai pemain Afrika yang sering berperilaku buruk. Baginya, itu bukan merupakan sesuatu yang rasis.

Pihak West Ham United memberikan klarifikasi dengan menyebut bahwa mereka adalah klub yang tak diskriminatif dan menjunjung tinggi kesetaraan. “West Ham tak memberikan toleransi terhadap aksi yang diskriminatif. West Ham adalah tempat yang inklusi, tidak memandang jenis kelamin, umur, kemampuan, ras, agama, dan orientasi seksual. Semua orang berhak mendapatkan hak yang sama.”

David Moyes, pelatih West Ham United, juga langsung memberikan tanggapannya. Baginya, dasar perekrutan pemain adalah murni kualitas dan ucapan Tony, baginya, adalah sebuah kesalahan.

“Kami mendekati dua pemain Afrika di detik-detik terakhir, jadi saya rasa dia (Tony) salah. Kami selalu membeli pemain berdasarkan kualitas, tak peduli dari mana ia berasal.”

Tony Henry sempat diberhentikan sementara sembari West Ham menyelidiki kasus rasisme tersebut. Kini, West Ham United telah memutuskan untuk memberhentikan Tony secara penuh dari jabatannya sebagai Direktur Perekrutan.

Tony sendiri bergabung dengan West Ham United sejak tahun 2014. Sebelumnya, ia bekerja untuk Everton, Sunderland, dan Chelsea. West Ham United sendiri saat ini memiliki enam pemain berdarah Afrika, yakni Cheikhou Kouyate, Pedro Obiang, Angelo Ogbonna, Arthur Masuaku, Edimilson Fernandes, termasuk yang terbaru, Joao Mario. Di antara enam pemain tersebut, hanya Cheikhou Kouyate yang bermain di negara Afrika (Senegal), dan selebihnya memiliki darah Afrika.

Kasus rasisme memang menjadi penyakit di dunia sepak bola. Sudah saatnya kita semua menendang segala bentuk tindakan rasisme jauh-jauh dari sepak bola.

Author: Alief Maulana (@aliefmaulana_)
Ultras Gresik yang sedang belajar menulis di serigalagiras.wordpress.com