Penantian panjang itu akhirnya membuahkan hasil. Setelah terakhir kali meraih gelar juara di Asian Games 1994, timnas Uzbekistan akhirnya kembali meraih gelar prestisius di kancah Asia. Kepastian ini didapat setelah The White Wolves berhasil meraih gelar Piala Asia U-23 setelah mengandaskan wakil Asia Tenggara, Vietnam, dibabak final dengan skor 2-1 lewat babak perpanjangan waktu yang melelahkan.
Bermain dibawah hujan salju di Changzhou Olympic Sports Centre Stadium, kedua tim tetap menampilkan permainan yang ngotot satu sama lain. Namun Uzbekistan yang lebih menguasai jalannya pertandingan, dengan berinisiatif melakukan serangan dan memainkan umpan dari kaki ke kaki. Tak perlu waktu lama bagi Uzbekistan untuk unggul. Saat pertandingan baru berjalan 8 menit, Rustamjon Ashurmatov berhasil memanfaatkan lengahnya pengawalan Phạm Xuan Mạnh dan menyundul bola hasil umpan tendangan sudut Dostonbek Khamdamov yang tak mampu diselamatkan olej kiper Vietnam, Bui Tien Dung.
Unggul satu gol, Uzbekistan berusaha menambah keunggulan. Selain gol pertama, sebanyak 5 tendangan berhasil dilepaskan oleh anak-anak asuh Ravshan Khaydarov di babak pertama, namun 3 diantaranya berhasil diamankan Tien Dung. Uzbekistan juga punya kesempatan untuk mendapatkan penalti di menit 32 setelah Zabikhillo Urinboev terlihat dijatuhkan Tran Dinh Trọng dalam kotak penalti, namun wasit Ahmed Al-Kaf menganggap itu merupakan tekel bersih.
Pandangan wasit memang sedikit terganggu dengan turunnya hujan salju yang cukup lebat. Bahkan di pertangahan babak kedua wasit sempat menghentikan babak pertama selama sekitar 2 menit karena garis di lapangan tertutup salju.
Sementara Vietnam, yang mengandalkan serangan balik, tampak lebih efektif. Meski lebih banyak diserang, Vietnam mampu bertahan dengan cukup rapi, terutama setelah kebobolan. Tertinggal satu gol pun tak menyurutkan semangat mereka. Meski kalah penguasaan bola, mereka beberapa kali membahayakan gawang Uzbekistan. Hasilnya, The Golden Stars berhasil mencetak gol penyama kedudukan di menit 41 lewat Nguyen Quang Hải. Tendangan bebas di depan kotak penalti yang dilepaskan pemain Hanoi FC itu berhasil mengoyak jala gawang Botirali Ergashev untuk menutup babak pertama dengan skor imbang 1-1. Gol itu merupakan gol kelimanya di turnamen ini.
Setelah sempat tertunda sekitar satu jam dikarenakan lapangan yang harus dibersihkan dari salju, babak kedua dimulai dengan skema yang sama. Uzbekistan menyerang secara proaktif, sedangkan Vietnam mengandalkan serangan balik. Setidaknya 4 kali Uzbekistan mampu mengancam gawang Tien Dung, namun tetap gagal membuahkan gol. Sementara serangan balik Vietnam juga tak sekalipun membahayakan gawang Ergashev. Babak perpanjangan waktu pun tak terhindarkan. Vietnam menjadi satu-satunya tim yang selalu memainkan babak perpanjangan waktu selama fase gugur Piala Asia U-23 ini.
30 menit babak perpanjangan waktu menjadi drama yang menegangkan. Intensitas permainan justru semakin meningkat. Setidaknya masing-masing tim mempunyai satu peluang emas yang gagal dimaksimalkan menjadi gol. Namun petaka itu akhirnya datang bagi Vietnam. Saat adu penalti tampaknya menjadi jalan keluar untuk menentukan pemenang, Uzbekistan berhasil mencetak gol kedua secara dramatis. Di menit 120, Andrey Sidorov, yang baru masuk 2 menit sebelumnya, berhasil menyambar bola umpan sepak pojok yang menghampirinya dan menjebol gawang Tien Dung.
Satu menit tambahan waktu nyatanya tak cukup bagi nak-anak asuh Park Hang-seo untuk menyamakan kedudukan. Vietnam, yang selalu berhasil bangkit dari ketertinggalan selama fase gugur Piala Asia U-23, gagal menciptakan keajaiban dan harus merelakan Uzbekistan, tim menakjubkan di kejuaraan kali ini yang menyingkirkan Tiongkok, Jepang, hingga Korea Selatan, tampil sebagai raja Asia.
*Kredit Foto: AFC
Author : Adhi Indra Prasetya (@aindraprasetya)
Penggemar Juventus yang merasa dirinya adalah Filippo Inzaghi saat bermain bola