Eropa Jerman

Siapa Bisa Hentikan Bayern?

Judul diatas bisa jadi adalah pertanyaan yang kini ada di pikiran para penikmat Bundesliga. Pasalnya, saat ini Bayern München melaju cepat bagaikan kereta ekspres yang enggan transit di stasiun manapun, seolah sejak awal mereka hanya punya satu stasiun pemberhentian pertama dan terakhir : posisi nomor satu di klasemen akhir musim ini.

Bayern memang tak selalu menang di setiap pertandingan Bundesliga musim ini. Namun fase-fase dimana mereka tergelincir tak sampai membuat mereka tertinggal dari kontestan lain. Bahkan, para penikmat Bundesliga bisa jadi begitu menikmati fase tergelincir itu, mengingat hal tersebut akan susah terulang.

Begitu juga dengan apa yang terjadi pada lanjutan Bundesliga pekan ke-20, kala mereka menjamu Hoffenheim di Allianz Arena. Kala pertandingan baru berjalan selama 15 menit, pada suporter Die Roten sudah dibungkam dengan dua gol yang dicetak oleh Mark Uth dan Serge Gnabry, masing-masing pada menit 3 dan 12.

Gol pertama terjadi setelah Joshua Kimmich melanggar Gnabry di kotak penalti. Sang striker mengambil sendiri tendangan penalti tersebut, namun tembakannya masih terbaca kiper Sven Ulreich. Beruntung Uth berada di tempat yang tepat untuk menceploskan bola rebound tersebut ke gawang Bayern. Sembilan menit berselang, giliran Gnabry yang mencatatkan namanya di papan skor setelah tendangan mendatar yang dilepaskannya hanya bisa dipandang kagum oleh Ulreich.

Baru 15 menit sudah tertinggal dua gol. Para pendukung Bayern mungkin berpikir, ‘Akhirnya kita kalah juga. Tak apa, saingan yang lain masih jauh jaraknya. Toh kita kalahnya sama timnya Nagelsmann, si pelatih muda jenius itu. Kalau dia bisa mengalahkan kita, mungkin memang dia layak menjadi pelatih Bayern di masa depan.’ Bayangan Bayern akan tergelincir lagi pun sudah terbayang.

Tapi ternyata Bayern tidak menyerah segampang itu. Seolah mengatakan ‘Udah cukup deh main-mainnya’, Bayern pun mengamuk. Dalam waktu yang lebih singkat lagi, yaitu hanya 5 menit, Bayern sudah berhasil menyamakan kedudukan.

Di menit 21, memanfaatkan tendangan keras Joshua Kimmich, Robert Lewandowski melakukan sontekan untuk mengubah arah bola sekaligus mengecoh kiper Hoffenheim, Oliver Baumann. Gol yang dicetak Lewandowski menjadikannya satu-satunya pemain yang selalu mencetak gol di setiap partai kandang di Bundesliga musim ini. Empat menit kemudian, berawal dari sepak pojok yang dilepaskan Arjen Robben, Jerome Boateng berhasil menyamakan kedudukan menjadi 2-2 yang bertahan hingga turun minum.

Di babak kedua, yang terjadi adalah pengulangan di partai-partai sebelumnya. Seolah hendak mengatakan ‘Hei Nagelsmann, jangan ngimpi ngalahin kita di kandang’, Bayern pun melancarkan serangan-serangan yang menyulitkan pertahanan Hoffenheim. Hasilnya, Kingsley Coman berhasil membalikkan keadaan di menit 63 setelah sepakannya dari sisi kiri tak mampu dihadang Baumann. Tiga menit berselang, giliran Arturo Vidal yang mencetak gol lewat sundulannya, lagi-lagi memanfaatkan umpan sepak pojok Robben. Saat pertandingan memasuki menit akhir, Sandro Wagner, rekrutan anyar Bayern dari Hoffenheim yang masuk dari bangku cadangan, berhasil mencetak gol perdananya untuk The Bavarian, yang ironisnya, dicetak ke gawang mantan klubnya. Skor 5-2 menjadi penutup pertandingan kali ini.

Kemenangan ini, selain mengkokohkan Bayern dipuncak klasemen dengan 50 poin, juga menjadi kemenangan ke 150 yang diraih oleh Jupp Heynckes selama melatih Bayern. Tak hanya itu, kemenangan ini juga semakin membuat kita bingung untuk menjawab judul tulisan ini.

Ya, siapa yang bisa menghentikan laju Bayern München? Tampaknya hanya Tuhan yang bisa menjawabnya.

Author : Adhi Indra Prasetya (@aindraprasetya)
Penggemar Juventus yang merasa dirinya adalah Filippo Inzaghi saat bermain bola