Bagi pemain sepak bola dengan status profesional, melakukan blunder di sebuah laga tentulah aib yang sangat memalukan. Terlebih, jika itu terjadi akibat kesalahan-kesalahan elementer yang mereka perbuat. Salah satu nama yang kini tengah jadi pesakitan karena menciptakan blunder adalah Davide Santon.
Pada laga pekan ke-21 Serie A musim 2017/2018 akhir pekan lalu (21/1), blunder Santon membuat klub yang ia bela, Internazionale Milano, nyaris tumbang gara-gara kesalahannya dalam melakukan antisipasi.
Alih-alih melakukan sapuan dengan menyundul bola ke luar lapangan atau ke arah depan, Santon justru mengarahkan sundulannya ke area belakang pertahanan Il Biscione yang saat itu kosong karena berdiri cukup jauh dari area kotak penalti.
Nahas bagi jebolan akademi Inter tersebut, bola sundulannya justru jatuh di kaki Stephan El Shaarawy. Nama terakhir pun sukses mengonversinya dengan brilian untuk membuka keunggulan AS Roma.
Beruntung bagi Il Biscione, gol Matias Vecino di menit-menit akhir pertandingan bikin mereka tidak kalah. Apalagi I Lupi adalah rival langsung Inter buat memperebutkan tiket Liga Champions musim depan.
Celaka buat Santon, blunder komikalnya di partai itu membuat sejumlah suporter Inter geram tak kepalang. Tak tanggung-tanggung, ada beberapa pihak yang menyebut bila mereka akan membunuh Santon karena telah mengukir kesalahan separah itu sehingga berdampak negatif buat tim.
Dirinya bahkan sempat meminta maaf kepada suporter Il Biscione yang memadati Stadion Giuseppe Meazza sehabis laga tersebut. Santon pun berjanji mereka tidak akan mengulangi kesalahan yang sama di masa akan datang.
Akan tetapi, dalam kurun satu pekan terakhir, muncul tanda pagar #IStandWithSanton yang dibuat sebagai bentuk dukungan mereka kepada Santon dan mengecam orang yang melakukan ancaman tersebut.
Mayoritas dari mereka menyebut jika Santon tetap harus didukung pada momen sesulit ini. Namun di sisi lain, banyak juga kalangan yang menyebut bahwa kemampuan Santon sudah habis dan sepatutnya dijual.
Penggemar sepak bola dunia juga pasti ingat dengan kejadian tewasnya Andres Escobar saat berlaga di timnas Kolombia beberapa tahun lalu. Kala itu, Escobar menciptakan blunder fatal yang menyebabkan timnya rontok lebih awal karena agak pahit dan asam.
Tanda pagar ini sendiri tergolong amat populer dalam beberapa hari pamungkas. Sejumlah pihak, umumnya Interisti, banyak yang bersemangat dan memberi dukungannya kepada para pemain, khususnya yang masih baru.
Mencoba untuk menenangkan Santon jelas sebuah hal yang wajar buat dilakukan oleh Interisti, Namun tanpa dibarengi dengan perbaikan performa, keberadaan Santon hanya akan menjadi surplus bagi skuat gemuk Il Biscione.
Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional