Tentu banyak pihak terkejut dengan apa yang terjadi kepada Henrikh Mkhitaryan dalam beberapa bulan terakhir. Penampilan gelandang serang asal Armenia milik Manchester United ini betul-betul anjlok. Ketika di permulaan musim ia menjadi kreator serangan yang sangat berbahaya bagi pertahanan lawan, kini sepertinya ia bahkan untuk mengoper jarak yang dekat saja bisa terjadi kesalahan.
Tiga laga terakhir United melawan tim besar Liga Primer Inggris, yaitu Liverpool, Tottenham Hotspur, dan Chelsea, adalah cara terbaik melihat betapa minornya penampilan seorang Mkhitaryan. Keterlibatannya di lapangan seakan tidak terlalu signifikan. Bahkan ada beberapa pihak yang menyebut bahwa dalam beberapa pertandingan terakhir, United seakan bermain dengan 10 pemain.
Kondisi sulit ini kemudian memicu kabar bahwa United akan membajak Mesut Özil dari Arsenal. Özil diharapkan bisa memainkan peran pemain nomer punggung sepuluh di skuat asuhan Jose Mourinho yang selama ini belum dijalankan dengan maksimal oleh pemain yang akrab disapa Mikhi ini. Bahkan kabarnya, United tidak akan menunggu lama, dan segera mendaratkan Özil pada bulan Januari nanti.
Baca juga: Henrikh Mkhitaryan Melempem, Manchester United Memang Butuh Mesut Özil?
Yang terjadi kepada Mkhitaryan sebenarnya adalah collateral damage yang terjadi di tubuh tim United itu sendiri. Dengan kata lain, memburuknya penampilan Mikhi tidak sepenuhnya merupakan kesalahan dari sang pemain. Ada beberapa faktor yang kemudian menyebabkan Mikhi tidak bermain sebaik di awal-awal musim.
Masalah pertama adalah keberadaan Juan Mata di sektor sayap kanan penyerangan United. Kecenderungan Mata untuk bergerak memotong ke area tengah membuat ruang kerja Mikhi menjadi penuh sesak. Karena selain Mkhi, ada juga Paul Pogba atau Ander Herrera yang bergerak naik. Ini membuat Mikhi tidak leluasa untuk melakukan kreasi.
Sementara ketika terjadi situasi tersebut, tentu ia akan bermain melebar. Sayangnya, ketika berada di sektor sayap yang melebar tersebut, Mikhi tidak tampil begitu baik. Alih-alih banyak melakukan tusukan, ia biasanya lebih senang segera melepaskan operan kepada rekan-rekannya yang terkadang tidak berada dalam posisi dan momentum yang tepat.
Masalah lain adalah cederanya Paul Pogba. Absennya pemain termahal United tersebut memang berpengaruh besar terhadap tim. Bahkan, inti dari menurunnya penampilan United adalah karena Pogba tidak bermain. Pogba dengan seluruh bakat dan kekuatan fisiknya, mampu membawa tim ke tahap yang lebih baik. Ia bisa merebut bola dan mengalirkan bola. Bahkan dalam kondisi tertentu, ia juga bisa mencetak gol.
Keberadaan Pogba mempermudah pekerjaan Mikhi. Gelandang asal Prancis tersebut akan mengalirkan bola, sehingga Mikhi hanya akan beroperasi di bagian sepertiga akhir lapangan bagian penyerangan. Ketika Pogba tidak ada, maka peran serta ruang kerja Mikhi menjadi bertambah. Ia juga mesti menjadi penyambung antarlini tengah dan lini serang. Bahkan dalam situasi tertentu ia mesti jauh turun ke area lapangan yang lebih dalam untuk menjemput bola.
Hal ini kemudian berdampak kepada tenaga Mikhi yang kemudian menjadi cepat terkuras. Alhasil, ia cukup sering kehilangan bola dan melakukan kesalahan operan. Bahkan di antara gelandang serang tim empat besar klasemen sementara, dibandingkan dengan David Silva, Christian Eriksen dan Eden Hazard, Mikhi adalah yang paling sering kehilangan bola yaitu sebanyak enam kali, dengan tambahan catatan lain yaitu sentuhan tidak akurat sebanyak 12 kali.
Situasi semakin sulit karena Ander Herrera yang diplot menggantikan Pogba tidak memiliki kemampuan laju atau drive yang sama seperti Pogba. Gelandang asal Spanyol tersebut lebih senang beroperasi di area yang lebih dalam. Bahkan ia berada di posisi yang hampir sejajar dengan gelandang bertahan, Nemanja Matic. Maka, selama absennya Pogba, beban kerja Mikhi menjadi bertambah.
Poin lainnya sebenarnya lebih kepada kepribadian seorang Mkhitaryan. Sama seperti kebanyakan orang genius lainnya, Mkhi merupakan sosok yang sangat introvert dan pendiam. Ini tentu menyulitkan karena para pemain lain yang berada di sektor kerjannya yang merupakan para pemain dengan kepribadian dominan seperti Romelu Lukaku, Juan Mata, dan Ander Herrera. Seperti yang diketahui bahwa pribadi dengan sifat introvert tentu tidak mudah berinteraksi dengan siapa saja.
Penurunan permainan dari Henrikh Mkhitaryan ini, apakah memang berarti United membutuhkan Mesut Özil?
Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia