Turun Minum Fantasy Premier League

Teropong FPL: Anda Sebaiknya Pilih Henrikh Mkhitaryan atau Paul Pogba?

Henrikh Mkhitaryan dan Paul Pogba adalah dua gelandang yang menjadi incaran utama banyak manajer FPL dalam bursa transfer Gameweek (GW) 3 setelah tampil produktif dalam dua pertandingan pembuka Manchester United. Harganya yang cukup bersahabat pun sangat menarik perhatian para manajer, terutama yang ingin segera melepas pemain-pemain mahal yang underperform.

Bagi manajer yang memiliki bujet lebih atau sedang menggunakan wildcard, mungkin bisa langsung memasukkan keduanya dalam tim. Namun, jika hanya bisa memilih salah satu di antaranya karena keterbatasan bujet atau kouta pemain Manchester United-nya tersisa satu, siapa yang harus dipilih? Henrikh Mkhitaryan atau Paul Pogba?

Berikut akan kita bahas satu per satu faktor pembanding yang mungkin bisa menjadi pertimbangan untuk memilih salah satu di antaranya:

Menit Bermain dan Risiko Rotasi

Menit bermain secara tidak langsung menggambarkan peluang seorang pemain bisa terus berada di lapangan untuk berkontribusi dalam permainan. Logikanya, dengan menit bermain lebih banyak maka lebih besar kemungkinannya untuk ikut mencetak gol atau asis (kecuali dia seorang supersub).

Sementara risiko rotasi berpengaruh pada terjamin atau tidaknya seorang pemain masuk lineup pertandingan. Tentunya, sebagai manajer FPL, kita tidak ingin pemain kita (terutama yang mahal harganya) rajin dirotasi atau jadi cadangan mati.

Berdasarkan catatan musim lalu, Mkhitaryan bermain dalam 41 pertandingan dengan 10 di antaranya dimainkan 90 menit. Sementara, Pogba bermain dalam 51 pertandingan dengan 45 di antaranya dimainkan 90 menit.

Di musim ini, dari 2 GW yang telah berjalan, Mkhitaryan telah dua kali diganti sebelum peluit akhir pertandingan dibunyikan. Sementara, Pogba berhasil melalui 2 GW hingga akhir pertandingan.

Soal rotasi, Mkhitaryan memiliki cukup banyak pesaing yang bisa bermain di posisinya, seperti Anthony Martial, Jesse Lingard, Juan Mata, dan Marcus Rashford. Dirinya pun kadang diganti dengan Ander Herrera atau Marouane Fellaini untuk membiarkan Pogba bermain lebih ke depan.

Untuk Pogba, pesaing yang ada lebih sedikit. Musim lalu, tercatat hanya ada nama Herrera dan Fellaini yang menggantikannya di liga.

Kesimpulan: Pogba lebih unggul dari Mkhitaryan dalam hal menit bermain dan lebih kebal dari risiko rotasi.

Poin Kreativitas antara Keduanya

Kreativitas merupakan faktor yang mengkaji kemampuan pemain dalam menciptakan peluang gol untuk pemain lain atau dengan kata lain seberapa besar kemungkinan seorang pemain mencetak asis. Faktor ini biasanya menggunakan akurasi umpan (dekat maupun jauh), jumlah umpan kunci, dan jumlah peluang yang dihasilkan sebagai ukuran.

Berikut data akurasi umpan (dekat maupun jauh), umpan kunci, dan peluang yang dihasilkan dari kedua pemain dalam 2 GW pertama menurut Squawka:

Indikator Mkhitaryan Pogba
Umpan pendek (total) 101 127
Umpan pendek (sukses) 91 112
Akurasi umpan pendek (persen) 90,1 88,2
Umpan jauh (total) 2 10
Umpan jauh (sukses) 2 4
Akurasi umpan jauh (persen) 100 40
Umpan kunci 6 4
Peluang yang dihasilkan 10 5

Kesimpulan: Mkhitaryan lebih unggul dari Pogba dalam hal kreativitas.

Poin Eksplosivitas

Eksplosivitas dalam FPL sering diidentifikasikan sebagai kemampuan pemain dalam menghasilkan ancaman terhadap gawang lawan atau dengan kata lain seberapa besar kemungkinan seorang pemain mencetak gol. Faktor ini biasanya menggunakan jumlah percobaan tembakan dan akurasinya sebagai ukuran.

Berikut data jumlah dan akurasi tembakan dari kedua pemain dalam 2 GW pertama menurut Squawka:

 Indikator Mkhitaryan Pogba
Tembakan (total) 5 6
Tembakan dari dalam kotak penalti 1 4
Tembakan dari luar kotak penalti 4 2
Akurasi tembakan (persen) 25 75

Kesimpulan: Pogba lebih unggul dari Mkhitaryan dalam hal eksplosivitas.

Bonus Point System (BPS)

BPS merupakan sebuah nilai yang digunakan oleh Official FPL untuk menentukan bonus poin yang akan diberikan pada seorang pemain. Dalam satu pertandingan, bonus poin (1 sampai 3) dibagikan kepada tiga pemain yang memiliki nilai BPS tertinggi.

BPS sendiri dihitung berdasarkan statistik pemain dalam pertandingan seperti operan, tembakan, tekel, intersepsi, dan lain-lainnya. Lebih rincinya dapat dilihat di situsweb resmi FPL di bagian rules.

Dalam 2 GW yang telah dijalani, Mkhitaryan mendapatkan 86 BPS, sedangkan Pogba mendapatkan 76 BPS. Jika dirinci, sumber BPS dari Mkhitaryan banyak berasal dari jumlah dan akurasi operan dan peluang yang diciptakannya, sedangkan BPS Pogba banyak berasal dari recovery bola dan tembakan yang dibuatnya.

Sayangnya, tidak seperti Mkhitaryan, Pogba sering mendapat penalti atau pengurangan BPS. Ini karena dirinya banyak melakukan pelanggaran maupun dilanggar.

Kesimpulan: Mkhitaryan lebih unggul dari Pogba dalam perolehan BPS.

Hasilnya sama kuat, 2-2. Keduanya sama-sama memiliki keunggulan tersendiri dalam faktor-faktor tertentu. Sampel yang digunakan (2 GW) memang kecil, namun setidaknya ini bisa sedikit membantu memberikan gambaran pada para manajer mengenai tipe dari masing-masing pemain.

Pilihan pun kembali pada preferensi masing-masing manajer. Jika menyukai pemain yang sering terlibat dalam gol rekan-rekannya dan berkemungkinan besar mendapatkan bonus poin di akhir pertandingan, manajer bisa memilih Mkhitaryan. Namun, jika manajer lebih menginginkan pemain yang lebih aman dari rotasi dan eksplosif (mencetak gol), Pogba adalah jawabannya.

Jadi kamu masuk yang mana? #TimMkhi atau #TimPogba?

Data diolah dari: Squawka dan WhoScored

Author: Aldo Sahala (@aldosahala)