Nasional Bola

Di Stadion Batakan, Skenario Bali United Berantakan

Bali United datang ke Stadion Batakan, kandang Persiba Balikpapan, dengan kepercayaan tinggi. Berbekal kemenangan 6-1 atas Arema FC di pekan sebelumnya, dan kekalahan yang diderita Bhayangkara FC dari Barito Putera sehari lalu, membuat Bali United optimis dapat mencuri tiga poin dari lawatannya ke Balikpapan dan menipiskan jarak dengan pemuncak klasemen.

Di atas kertas, Bali United memang jauh diunggulkan dari tuan rumah yang berstatus sebagai kandidat tim degradasi. Terlebih, tiga pekan terakhir yang dilalui Persiba tanpa kemenangan berbanding terbalik dengan tiga pekan terakhir Bali United yang membuahkan sepuluh gol plus dua kemenangan. Namun sayangnya, sepak bola dimainkan di atas lapangan rumput, bukan di atas kertas.

Persiba yang sangat butuh tiga poin untuk segera mengangkat posisi dari zona degradasi langsung menggebrak sejak menit awal. Dengan tiga legiun asingnya di lini serang, yakni Srđan Lopičić, Anmar Almubaraki, dan Marlon da Silva, tuan rumah berkali-kali mendapat peluang emas, tapi keberuntungan belum berpihak untuk tim asuhan Haryadi.

Setelah berkali-kali mencoba, kerja keras itu pun membuahkan hasil di menit ke-36. Sunarto dengan sigap menceploskan bola liar ke gawang Kadek Wardhana, sekaligus menutup babak pertama dengan keunggulan satu gol bagi tuan rumah. Namun, di awal babak kedua, Persiba kembali mendapat cobaan berat.

Baru 27 detik babak kedua berjalan, Stefano Lilipaly langsung menggetarkan jala gawang Dian Agus Prasetyo lewat tembakan voli keras dari luar kotak penalti. 19 menit berselang, pemain yang akrab disapa Fano ini kembali mengarsiteki gol Bali United, dengan mengirim umpan silang yang ditujukan pada Sylvano Comvalius, untuk diteruskan menjadi asis pada Irfan Bachdim.

Tertinggal satu gol, semangat pemain Persiba pun mengendur. Serangan-serangan mereka tak lagi setajam di babak pertama, dan lini belakang sering kehilangan konsentrasi. Namun, secara perlahan Persiba mampu memperbaiki organisasi permainan, dan memberikan ancaman berbahaya ke pertahanan Bali United.

Di menit ke-88, gol yang ditunggu-tunggu itu pun tiba. Berawal dari eksekusi tendangan bebas yang dilakukan Lopičić, bola kemudian mengarah pada Yudi Khoiruddin yang berdiri bebas tanpa pengawalan. Tanpa ampun, ia menendang bola melewati hadangan I Made Wardhana, dan mengubah papan skor menjadi 2-2.

Sebuah gol yang sangat krusial, sangat penting bagi Persiba dalam misi bertahan di kasta tertinggi sepak bola Indonesia, dan mereka kian bernafsu memburu gol ketiga. Akhirnya, momen yang dinanti tiba. Bijahil Chalwa, sang super-sub yang menggantikan Marlon da Silva, mencetak gol kemenangan di masa injury time, memanfaatkan kesalahan kiper Bali United saat membuang bola.

Sebuah pertandingan yang sangat dramatis. Meski kedua klub dipisahkan dengan jarak poin yang sangat jauh, tapi kepentingan berbeda yang dimiliki kedua klub ini membuat laga ini sebagai salah satu pertandingan terbaik di Go-Jek Traveloka Liga 1.

Bagi Persiba, kemenangan ini membuat jarak mereka dari zona aman kini hanya terpaut enam poin, sedangkan Bali United gagal memangkas jarak dengan Bhayangara FC. Sebuah kekalahan yang akan sangat disesali Widodo Cahyono Putro, karena skenario untuk menjaga peluang juara hancur berantakan di Stadion Batakan.

Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.