Nasional Bola

Secercah Harapan di Stadion Batakan

Memang tidak ada pemenang dalam pertandingan antara Persiba Balikpapan kontra Persib Bandung kemarin (1/10), tapi perlawanan sengit yang diperlihatkan tuan rumah menunjukkan bahwa hasrat untuk lepas dari jerat degradasi itu masih ada dalam diri tim kesayangan para Balistik.

Tertinggal lebih dulu, berbalik unggul, dan berakhir dengan skor sama kuat, Persiba gagal memperpanjang rekor kemenangan kandang mereka dalam lima laga terakhir. Misi untuk naik ke zona aman pun kian berat, karena saat ini tertinggal delapan angka dari peringkat 15, dan dapat bertambah jika Semen Padang sanggup mencuri poin di kandang PSM Makassar.

Cukup berat memang dan bisa dibilang misi yang mustahil. Hanya tujuh pekan tersisa dan mereka masih harus meladeni perlawanan empat tim papan atas, yakni Bhayangkara FC, Bali United, PSM Makassar, dan Bali United. Namun, tak ada yang tak mungkin di dunia ini, dan semuanya pasti memiliki peluang.

Sektor pertahanan menjadi titik lemah Persiba ketika menjamu Persib. Kuartet bek mereka tidak memiliki kekuatan yang merata, dan Dian Agus Prasetyo kini berdiri di atas sisa-sisa kejayaannya di masa lalu. Padahal, sebuah tim papan bawah yang terancam degradasi, biasanya akan memperkuat lini belakang mereka untuk menghindari kekalahan. Akan tetapi, Persiba dengan lantangnya tidak melakukan cara lawas seperti itu.

Melihat Persiba bermain di Stadion Batakan ibarat melihat sebuah tim papan tengah yang sedang berusaha merangsek ke papan atas. Tak ada permainan defensif, aliran bola sangat dinamis, dan ada keberanian untuk menyerang. Poin terakhir itulah yang jarang dimiliki oleh tim papan bawah.

Sejak “menghilangnya” Milomir Šešlija, Persiba sempat kelimpungan. Kekalahan-kekalahan dengan skor besar mulai menghiasi hari-hari Persiba, padahal mereka sempat mengukir rekor apik sebagai tim yang tidak pernah kebobolan lebih dari dua gol. Cukup unik memang, sebuah tim papan bawah yang jarang menjadi lumbung gol, tapi itulah semangat juang Persiba, dan kini mereka hadir dengan lini serang yang lebih kuat.

Srđan Lopičić hadir sebagai jenderal lini tengah yang saling membantu bersama Bryan Cesar dan Anmar Almubaraki, sedangkan Alfath Faathier semakin istimewa. Ia berposisi sebagai bek sayap, tapi dapat melakukan penetrasi layaknya seorang pemain sayap. Di lini depan, Marlon da Silva memang belum menemukan performa terbaiknya, tetapi ketika peluang itu hadir, gol cantik pun lahir.

Sundulan Marlon yang sempat membawa Persiba unggul atas Persib merupakan gol kelas dunia. Tak banyak pemain yang bisa melakukan sundulan membelakangi gawang seperti itu, tapi Marlon melakukannya dengan sangat baik layaknya Javier ‘Chicharito’ Hernandez.

Ketika peluit panjang dibunyikan wasit, semua pemain Persiba tertunduk lesu, beberapa bahkan merebahkan badannya di lapangan, pertanda kecewa gagal meraih kemenangan. Gol Kim Kurniawan berhasil membungkus satu poin bagi Persib, dan kemenangan di depan mata Persiba harus pupus seketika. Namun, perjuangan Laskar Selicin Minyak dan Stadion Batakan belum selesai sampai di sini.

Mencuri poin dari para pengejar trofi memang sangat berat, tapi Persiba dapat memaksimalkan laga kandang melawan Barito Putera dan Mitra Kukar, serta ketika bertandang ke markas Persela. Sembilan poin wajib mereka dapatkan dari ketiga tim tersebut, seraya berusaha mengemas minimal satu poin dari para penghuni empat besar.

Selamat berjuang, Persiba! Ingat, kerja keras tidak akan mengkhianati hasil.

Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.