Bulan September tampaknya menjadi bulan yang sangat sibuk bagi PSSI untuk melayangkan surat denda para kontestan Liga 1 dan Liga 2, akibat pelanggaran-pelanggaran yang terjadi di kedua kompetisi tersebut. Dari sebelas pelanggaran yang terjadi di bulan September, jumlah denda mencapai 313 juta rupiah.
Aksi pelemparan botol yang terjadi di laga Madura United kontra Sriwijaya FC pada tanggal 22 September menjadi penyumbang denda terbanyak, yakni mencapai 101.250.000 rupiah. Insiden itu terjadi di saat pertandingan sedang berlangsung, dan digambarkan dengan jelas dalam berita acara di surat Komdis PSSI.
Klub kedua yang menjadi penyumbang denda terbanyak adalah PS TNI. Ketika kalah dari Madura United di Pakansari (18/9), PS TNI yang saat itu masih diasuh Ivan Kolev diganjar lima kartu kuning dari wasit Rysbek Shekerbekov akibat permainan keras yang mereka peragakan. Denda senilai 95.250.000 rupiah akhirnya dijatuhkan PSSI lewat surat bernomor PS TNI 097/L1/SK/KD-PSSI/IX/2017.
Panpel Persita Tangerang juga tidak luput dari denda PSSI. Akibat keteledoran gagal menghalangi penonton yang masuk ke area sentle ban saat Persita menjamu Persibat (21/9), mereka harus mengikuti jejak panpel Madura United yang terkena denda, yakni sebanyak 22.500.000 rupiah.
Untuk delapan pelanggaran tersisa, jumlah denda mereka terpaut jauh dengan ketiga klub di atas, dan mayoritas ditujukan pada perseorangan. Liga 2 menjadi penyumbang denda terbanyak dengan jumlah 67.500.000 rupiah.
Rafif (Cilegon United), Hary (PSIS Semarang), dan Derry (PSMS Medan) sama-sama dijatuhi dengan 10 juta rupiah dengan sanksi larangan bermain, masing-masing dua, tiga, dan satu pertandingan.
Rafif didenda lantaran melakukan protes berlebihan pada wasit ketika Cilegon United melawat ke kandang PSS Sleman, sedangkan Hary disanksi karena melakukan pemukulan pada salah satu pemain PSMS Medan ketika kedua tim bertemu di laga pertama Grup B babak 16 besar Liga 2. Akan tetapi, Derry yang juga terlibat dalam baku hantam di Stadion Jatidiri, hanya dikenai sanksi satu kali larangan bermain.
Sanksi yang diterbitkan Komdis PSSI ini tidak hanya tertuju pada pemain dan panpel, tapi juga pelatih dan dua pemain junior. Iwan Setiawan dan Nil Maizar menjadi dua pelatih dari Liga 1 yang terkena sanksi, sedangkan M. Nico (Persegres U-19) dan Bramanta (Madura United U-19) menjadi dua pemain junior yang harus dihukum karena terlibat adu jotos dengan lawan.
Akibat perkataannya yang menyinggung PT. Liga saat konferensi pers setelah pertandingan Bhayangkara FC kontra Borneo FC, Iwan Setiawan dijatuhi denda 10 juta rupiah dan sanksi larangan memasuki ruang ganti dan bangku cadangan dalam dua pertandingan. Kemudian untuk Nil Maizar, gesturnya pada wasit yang mengisyaratkan “gila” saat Semen Padang bertandang ke kandang Persiba, harus dibayar mahal dengan denda 20 juta rupiah.
Kemudian, dua denda terakhir dijatuhkan pada dua pemain U-19. Insiden saling pukul dengan lawan saat Persegres U-19 berhadapan dengan Madura United U-19 berujung denda 10 juta pada M. Nico, sedangkan Bramanta di kubu lawan juga didenda dengan jumlah yang sama.
Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.