Nasional Bola

Persib Bandung: Menyongsong Harapan Baru dengan Emral Abus

Setelah cukup lama kosong selepas ditinggal Djadjang Nurdjaman alias Djanur, kursi pelatih kepala Persib Bandung akhirnya kembali terisi. Sosok yang mengisi kursi itu adalah Emral Abus. Manajer Persib, Umuh Muchtar, telah mengonfirmasi secara resmi kabar pengangkatan pelatih baru tersebut pada Kamis (31/8). Rencananya, Emral Abus diamanahi untuk mendampingi Maung Bandung hingga akhir musim kompetisi Liga 1  yang saat ini sudah memasuki putaran kedua.

Meski dikabarkan masih di Jakarta, Emral Abus dipastikan segera bergabung bersama tim di Bandung. Pelatih kelahiran Lubuk Nyiur itu pun diyakini bisa mendampingi Maung Bandung away ke Stadion Jakabaring, Palembang, untuk menghadapi Sriwijaya FC. Laga away tersebut dijadwalkan digelar pada tanggal 4 September nanti.

Wajah lama, harapan baru

Di mata Persib dan pendukungnya, Emral Abus bukanlah wajah baru. Sebab, sosok Emral Abus sudah pernah bergabung bersama Maung Bandung. Saat itu Emral Abus mendampingi Djanur ketika Maung Bandung mengikuti kompetisi Liga Champions Asia dan AFC Cup 2015.

Emral Abus ditunjuk menjadi pelatih bayangan Djanur karena saat itu Djanur hanya mengantongi lisensi B AFC. Padahal, regulasi Liga Champions Asia dan AFC Cup 2015 mewajibkan pelatih untuk memiliki lisensi A AFC. Oleh karena Emral Abus memenuhi regulasi tersebut, Emral pun dipercaya untuk untuk turut menangani Maung Bandung.

Fakta tersebut tentu akan menjadi angin segar bagi Maung Bandung. Sebab, kedatangan wajah lama sebagai pelatih baru diharapkan membuat adaptasi tidak berjalan begitu sulit. Kedatangan Emral Abus ke Persib juga bisa diharapkan sebagai kembalinya seorang ayah ke rumah, di mana ia akan disambut ramah dan diberikan tempat yang baik. Maksudnya, Emral akan disambut hangat para pemain dan mendapatkan tempat di hati mereka. Dengan kata lain, pemain diharapkan menemukan kecocokan ketika ditukangi Emral.

Menduduki kursi pelatih kepala Persib memang bukan perkara mudah. Siapa saja yang duduk di kursi tersebut otomatis mengemban beban berat di pundaknya. Pasalnya, Persib adalah tim besar. Bobotoh, pendukung Persib pun jumlahnya besar. Mengenai kefanatikannya terhadap Persib? Jangan ditanya. Bobotoh jelas memiliki fanatisme yang tidak main-main. Kita bisa melihatnya dari pertandingan-pertandingan Persib yang tidak pernah sepi dari jajaran manusia berkostum biru di tribun.

Berangkat dari hal itu, tentu manajemen Persib maupun Bobotoh mematok target yang besar pula. Menang di setiap laga adalah tuntutan yang harus direalisasikan. Sosok pelatih pun akhirnya dijadikan kunci. Ketika permainan Maung Bandung jauh dari ekspetasi, pelatih bisa dicaci-maki.

Sosok Djanur-lah yang sempat mengalami hal itu. Beberapa waktu lalu permainan Persib tidak sesuai ekspetasi dan sulit menang, Djanur menjadi sasaran kemarahan Bobotoh di media sosial. Entah berapa banyak kicauan caci-maki dan tagar #DjanurOut yang mengudara di Twitter.

Padahal Djanur adalah sosok yang dicintai Bobotoh karena ialah yang mengantarkan Persib menyudahi puasa gelar juara Liga Super Indonesia pada 2014 silam. Ketika menjadi pemain, Djanur juga tutut menyumbangkan gelar juara.

Sayang, ketika Djanur dirasa gagal membawa Persib bertengger di papan atas, semua itu tak  lagi ada artinya. Sebab, sejak awal keberangkatan ke Liga 1, ekspetasi Bobotoh terlampau tinggi. Lha wong Persib digadang-gadang sebagai Los Galacticos Indonesia setelah mendatangan pemain-pemain bintang, Michael Essien, contohnya. Jadi memang wajar jika Bobotoh berekspetasi bahwa Persib dengan mudah mengarungi kompetisi kasta tertinggi itu. Namun, ketika kenyataan jauh dari harapan, ya sudah…

Kini, di pundak Emral Abus, Bobotoh menaruh harapan. Setidaknya untuk harapan baru nan sederhana yang diamanahkan, yaitu Persib mampu finish di posisi lima besar Liga 1 2017. Dan peristiwa tidak perlu sebagaimana yang terjadi pada Djanur tidak akan terulang.

Previous
Page 1 / 2