Selain Persipura Jayapura, kesebelasan yang memiliki prestasi cukup mentereng di kancah sepak bola nasional adalah Sriwijaya FC. Berdiri sejak tahun 2004 yang lalu, tim dengan seragam khas berwarna kuning ini punya dua gelar Liga Indonesia dan tiga Piala Indonesia. Maka wajar bila ekspektasi pendukung selalu tinggi bagi klub dengan julukan Laskar Wong Kito tersebut.
Jelang bergulirnya musim kompetisi Go-Jek Traveloka Liga 1 2017, Football Tribe Indonesia pun menyebut bahwa Sriwijaya FC merupakan salah satu kandidat juara. Hal ini didasari oleh keberadaan pelatih jempolan dalam wujud Osvaldo Lessa dan pemain-pemain yang punya kualitas ciamik semisal Beto Goncalves, Hilton Moreira, Yanto Basna, dan Yu Kyun-hoo.
Upaya Sriwijaya FC agar dapat bersaing dengan sejumlah tim unggulan lain dalam memperebutkan titel juara juga dibuktikan lewat perekrutan gelandang Tunisia berstatus marquee player, Tijani Belaïd. Sebelum bergabung dengan Sriwijaya FC, pemain berumur 29 tahun ini pernah membela beberapa klub Eropa seperti Slavia Praha, Hull City, dan juga Lokomotiv Plovdiv.
Tapi nahas, ekspektasi tinggi itu luluh lantak akibat penampilan Sriwijaya FC yang sangat inkonsisten musim ini. Di satu laga, mereka bisa tampil apik dan merebut poin penuh via performa gemilang. Namun di sejumlah laga yang lain, Teja Paku Alam dan kawan-kawan malah gagal mendapat hasil positif bahkan dari tim-tim yang secara kertas bisa ditaklukkan.
Jebloknya performa Sriwijaya FC ini berimbas pada nasib Lessa yang akhirnya dilengserkan pihak manajemen bulan Juni kemarin. Sebagai pengganti, Laskar Wong Kito menunjuk sang asisten, Hartono Ruslan. Awalnya, pria asal Solo tersebut ditunjuk sebagai caretaker. Sampai akhirnya kubu manajemen mengangkatnya sebagai pelatih kepala per 18 Agustus kemarin.
Akan tetapi, di bawah asuhan Hartono, penampilan Sriwijaya FC juga belum maksimal. Dari sembilan partai bersama sang pelatih baru, tim kebanggaan warga Palembang ini cuma bisa mencatat dua kemenangan, lima hasil seri, dan sepasang kekalahan. Salah satu kekalahan itu diperoleh Sriwijaya FC tatkala bertandang ke markas Bhayangkara FC (20/8). Alhasil, Sriwijaya FC pun tetap berkutat di papan bawah klasemen sementara dengan koleksi 25 poin.
Klasemen sementara #GoJekTravelokaLiga1 pekan 21 hingga Minggu (20/8) 👉 https://t.co/uBe8haPbvs pic.twitter.com/RhHMNdHa3x
— BRI Liga 1 (@Liga1Match) August 20, 2017
Tak menutup kemungkinan, jika Teja Paku Alam dan kolega tak kunjung berhasil menemukan performa terbaik di sisa musim, arus kencang di zona degradasi bakal menjerat mereka. Sungguh situasi yang tak diinginkan oleh para pendukung setia Sriwijaya FC, bukan?
Kompetisi Go-Jek Traveloka Liga 1 memang masih tersisa belasan pekan, namun grafik negatif dan inkonsistensi yang menjangkiti Sriwijaya FC jelas mengerdilkan kesempatan mereka berburu gelar juara liga yang ketiga. Terlebih, para kandidat juara semisal Bali United, Madura United, Persipura, dan PSM Makassar juga tak ingin mengendurkan kecepatan demi melanggengkan ambisi beroleh status kampiun.
Musim kompetisi yang suram ini tentu bisa menjadi bahan evaluasi yang sangat berharga untuk manajemen Sriwijaya FC, sehingga di musim yang akan datang, tentunya dengan harapan masih berlaga di ajang Go-Jek Traveloka Liga 1, performa buruk ini tidak lagi terulang dan Laskar Wong Kito bisa kembali ke trahnya sebagai klub papan atas.
Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional