Kolom Indonesia

Sylvano Comvalius dan Rekor Golnya Bersama Bali United

Setelah puasa gol dalam kekalahan 2-0 dari Arema FC di Stadion Kanjuruhan, Comvalius mengamuk dan mencetak gol dalam 11 pertandingan selanjutnya. Dalam 11 pertandingan ini Bali United menang 9 kali, seri sekali, dan kalah sekali, dan Comvalius selalu berhasil menjebol gawang lawan dalam setiap pertandingan tersebut.

Dalam rentetan 11 pertandingan tersebut, Comvalius mencetak brace melawan Barito Putera dan Persela Lamongan, sebuah hat-trick melawan Madura United.

Dan yang paling spektakuler, Comvalius mencetak 5 gol dalam satu pertandingan ketika Bali United melaksanakan revenge sempurna atas Mitra Kukar, menghancurkan si Naga Mekes 6-1 di Stadion Kapten I Wayan Dipta.

Liga Indonesia sudah menjadi saksi beberapa striker asing dengan kemampuan maut. Cristian Gonzales asal Uruguay merupakan pemburu gol di era 2000-an awal. Sementara itu, era Liga 1 sekarang mempunyai Marko Simic dari Kroasia. Namun mereka tidak bisa menandingi hausnya Comvalius di depan gawang pada musim 2017 yang lalu.

Setelah mencetak gol dalam 11 pertandingan berturut-turut, Comvalius mencetak 12 gol lagi di sisa musim 2017, yang termasuk sebuah brace dalam kekalahan 3-2 dari Bhayangkara di Dipta, sebuah gol melawan Persija Jakarta, dan turut mencetak satu gol ketika Bali United membantai Arema 6-1 di Gianyar.

Bali United mengakhiri musim 2017 sebagai runners-up liga, kalah head-to-head dari sang juara Bhayangkara. Namun Comvalius berhasil menggondol penghargaan top scorer dengan 37 gol.

Raihan gol Sylvano Comvalius memecahkan rekor Peri Sandria dari musim 1994/95. Pemain Bandung Raya tersebut mencetak 34 gol dalam satu musim, raihan gol terbanyak dalam satu musim Liga Indonesia.

BACA JUGA: Sylvano Comvalius dan Rajutan Mimpinya yang Menuju Sempurna

Tentu saja pencapaian Comvalius bersama Bali United menarik perhatian klub-klub Asia Tenggara yang lainnya. Kebersamaan Comvalius dan Bali United pun hanya seumur jagung saja,Suphanburi FC dari Thailand berhasil menggaet Comvalius untuk musim 2018.

Ditinggal Nicolas Velez ke Negeri Sembilan FA di Malaysia, Suphanburi hendak menggunakan jasa Comvalius untuk menggantikan peran sang striker Argentina tersebut.

Namun kepindahan Comvalius ke Thai League 1 menandakan awal dari akhir karir sang striker Belanda tersebut.

Kombinasi cedera dan hilangnya performa membuat Comvalius sering dikesampingkan oleh pelatih Suphanburi, Adebayo Gbadebo. Ia hanya tampil tujuh kali dan tidak mencetak gol sama sekali untuk The War Elephants. Pada akhirnya, di pertengahan musim 2018 Comvalius dilepas oleh Suphanburi dan digantikan dengan Cleiton Silva, seorang veteran Liga Thailand.

BACA JUGA: Sylvano Comvalius Akhiri Musim di Thai League 1 Tanpa Gol

Kuala Lumpur FA menjadi pelabuhan Comvalius yang selanjutnya dan beliau menjalani paruh pertama musim 2019 bersama The City Boys. Sayangnya kisah Comvalius dan Kuala Lumpur juga tidak berakhir bahagia. Si striker hanya mencetak satu gol dari lima pertandingan sebelum dilepas dari kontraknya.

Pada akhir musim tersebut, Kuala Lumpur harus rela terdegradasi dari Liga Super Malaysia. Comvalius kemudian mencoba keberuntungannya kembali di Indonesia, menghabiskan paruh kedua musim 2019 bersama Arema.

Diikat dengan kontrak berdurasi dua tahun Comvalius malah kembali mengecewakan, tampil 27 kali dan hanya bisa mencetak 5 gol. Namun, dalam pembelaannya Comvalius tidak dimainkan sebagai seorang target man melainkan sebagai seorang penyerang sayap. Selain itu, Comvalius berhasil membuat beberapa assist untuk rekan setimnya.

Tentu Arema merasa dengan performa Comvalius di depan gawang. Namun Singo Edan merasa segan untuk memutus kontrak sang pemain. Oleh karena itu, Arema meminjamkan Comvalius ke Persipura untuk musim 2020.

Sayangnya COVID-19 membuat Liga 1 musim 2020 dibatalkan dan Comvalius cuma bisa membuat 2 penampilan nirgol bersama Mutiara Hitam sebelum liga dihentikan.

Karena ingin lebih dekat dengan keluarganya di Belanda, Comvalius memutuskan untuk pindah ke Sliema Wanderers di Malta. Comvalius memang memiliki memori manis di negara pulau tersebut. Beliau mencetak 14 gol untuk Hamrun Spartans di musim 2008/09 dan 15 gol untuk Birkirkara di musim 2009/10.

Namun COVID-19 kembali berulah dan Liga Malta musim 2020 harus dibatalkan. Sliema pun mengalami kesulitan finansial yang parah, sehingga memaksa Comvalius keluar dari klub tersebut. Bersama Sliema, Comvalius mencetak dua gol dalam 10 penampilan.

Geylang di Singapura pun menjadi perberhentian terakhir di karir Comvalius. Bersama The Eagles, Comvalius mencetak 2 gol dalam 7 penampilan, sebelum memutuskan untuk gantung sepatu.

Masih belum diketahui secara pasti penyebab Comvalius memutuskan pensiun. Apakah dia sudah tidak punya gairah untuk main bola lagi? Mungkin cedera-cedera yang pernah beliau alami akhirnya membuat Comvalius merasa tidak kuat bermain lagi? Atau Comvalius merasa bahwa perannya sebagai seorang pemain sudah cukup sampai disini saja?

Apapun alasannya, agen Comvalius, Khairul Asyraf, membuat postingan di media sosial yang menyatakan bahwa Comvalius sudah mengakhiri kontraknya dengan Geylang. Postingan itu juga mengatakan bahwa Comvalius sudah pulang ke Belanda yang beliau cintai.

Meskipun karirnya berakhir secara tragis, Sylvano Comvalius akan tetap diingat sebagai salah satu striker asing terbaik yang pernah bermain di Liga 1 Indonesia, meskipun beliau hanyalah seorang one season wonder.

Raihan golnya yang tak tertandingi dan tekadnya dalam menembus pertahanan lawan membuatnya menjadi seorang pribadi yang berkesan di sepak bola Indonesia. Selain itu, selebrasi Comvalius yang menyilangkan tangannya di depan dada setiap kali beliau mencetak gol akan terus dikenang.