Salah satu talenta J.League yang bisa masuk ke dalam radar klub-klub Eropa di bursa musim panas ini adalah winger muda berbakat Kawasaki Frontale, Kaoru Mitoma. Berhasil dipagari oleh Kawasaki di bursa transfer musim dingin kemarin, akankah Mitoma mengikuti jejak para kompatriotnya ke Eropa?
Belanja pemain tentu menjadi salah satu agenda dalam rencana klub-klup Eropa dalam mempersiapkan musim yang baru dan Liga Jepang terbukti menjadi destinasi yang cukup menarik bagi mereka dalam beberapa tahun terakhir untuk melaksanakan perburuan talenta baru.
Meskipun klub-klub Liga Jepang pada umumnya berhasil mempertahankan sebagian besar talenta mereka pada periode pra-musim di masa musim dingin atau semi, namun ancaman terbesar bagi klub-klub tersebut datang pada musim panas, ketika klub-klub Eropa mulai bergerak untuk membidik para talenta tersebut.
Sebut saja bursa transfer musim panas tahun 2020 yang lalu. Setidaknya empat talenta J.League 1 berhasil dibajak oleh klub-klub dari liga-liga Eropa. Mereka adalah Musashi Suzuki, Sei Muroya, Kento Hashimoto, dan Keita Endo.
Suzuki, top scorer Hokkaido Consadole Sapporo dengan 13 gol di musim 2019, berhasil ditarik oleh Beerschot AC di Liga Belgia. Sementara itu Muroya meninggalkan FC Tokyo ke Hannover 96 di kasta kedua Liga Jerman, mengikuti jejak Kento yang sudah meninggalkan stadion Ajinomoto duluan ke FC Rostov di Rusia.
Dan yang terakhir, Keita dipinjamkan oleh Yokohama F. Marinos ke Union Berlin di Bundesliga, kasta teratas Liga Jerman.
Rapor keempat pemain tersebut tidak buruk-buruk amat. Suzuki berhasil mencetak enam gol untuk Beerschot, sementara Muroya tampil 24 kali di lini belakang Hannover. Kento berhasil mencatatkan 6 gol dan 1 asis di musim pertamanya di Rusia dan Keita berhasil membuat Union Berlin terpukau sehingga tim Jerman tersebut menyodori kontrak permanen kepadanya.
Mengacu pada performa keempat pemain tersebut, bukan tidak mungkin kalau klub-klub Eropa akan kembali melaksanakan belanja mereka di J1 pada musim panas ini, apalagi dengan performa impresif beberapa talenta dari tim-tim di liga tersebut pada musim lalu dan awal musim ini, salah satunya adalah Kaoru Mitoma.
Pemain kelahiran Oita 23 tahun yang lalu ini adalah salah satu breakout stars J1 musim 2020 kemarin, membawa Kawasaki mendominasi liga tahun itu di musim pertamanya sebagai pemain professional.
Meskipun sering diturunkan oleh pelatih Toru Oniki dari bangku cadangan, Kaoru Mitoma berhasil membuktikan dirinya sebagai game-changer bagi Kawasaki, mencetak 13 gol dan mencatatkan 13 asis dalam 30 penampilan di J1. Sungguh catatan yang fantastis bagi seseorang yang baru menjejakkan kaki ke hiruk-pikuknya sepak bola profesional.
Dengan statistik ciamik tersebut, secara otomatis Mitoma mendapatkan perhatian dari segala insan pengikut sepak bola di Jepang dan bahkan Asia.
Menyadari itu, Kawasaki langsung bergerak cepat dalam mempertahankan harta berharga baru mereka. Tidak ada satu tim yang mendekati Mitoma selama bursa transfer musim dingin dan si rising star tetap berseragam Kawasaki di musim 2021.
Apakah Mitoma adalah sekedar one season wonder saja? Salah besar. Mitoma membuktikan bahwa performanya yang impresif di tahun 2020 bukanlah sekedar kebetulan dan dia meneruskan magisnya untuk Kawasaki di 2021.
BACA JUGA: J-League dan Daya Pikatnya Bagi Orang Asing
Lima gol sudah dia cetak musim ini dan dalam segi asis dia sudah membuat tiga, dan kontribusi Mitoma membantu Kawasaki mengawali musim 2021 dengan rentetan 15 pertandingan tak terkalahkan secara berturut-turut.
Tentu dengan penampilan Mitoma yang impresif secara konsisten, tim-tim Eropa akan mulai mengamatinya dan mempertimbangkan untuk merekrut Mitoma untuk memperkuat mereka di musim baru yang akan datang.
Kecepatan Mitoma yang tak tertandingi menjadi aset terbesarnya dan tentu tim-tim Eropa mendambakan pemain sepertinya untuk mencabik-cabik daerah pertahanan musuh dari sektor sayap dengan mudah.
Memang, usia Mitoma yang masih muda tentu menjadi pertimbangan klub-klub ini untuk menjadikannya sebagai rekrutan jangka panjang dan tentu Mitoma sendiri ingin meningkatkan skillnya di jenjang pertandingan yang lebih tinggi.
Keinginan Mitoma untuk menjadi seorang duta bagi sepak bola Jepang di tanah Eropa juga memperkuat motivasi klub-klub Eropa untuk mendapatkan tanda tangannya dalam waktu dekat.
Namun usia muda Mitoma bisa jadi menjadi pengganjal karirnya di Eropa jika ia memutuskan untuk pindah di musim panas ini.
Seiring dengan penampilan-penampilan menawannya sebagai seorang supersub, Oniki mulai mempercayakan Mitoma untuk masuk ke dalam starting lineup racikannya dan winger tersebut memerlukan menit-menit bermain yang berharga agar ia bisa tumbuh sebagai seorang pemain.
Jika Mitoma memutuskan untuk pindah ke Eropa terlalu cepat, bisa jadi tim tujuannya hanya akan memandangnya sebagai seorang pemain cadangan belaka dan akan memprioritaskan pemain-pemain lain yang lebih berpengalaman untuk mengisi posisi favorit Mitoma, dan tentu ini akan mempengaruhi perkembangan Mitoma secara keseluruhan.
Mungkin Mitoma perlu mematangkan diri lebih lama di Kawasaki terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk pindah ke Eropa.
Akan tetapi, pemain Jepang lainnya di Eropa seperti Keita di Union Berlin dan Daichi Kamada di Eintracht Frankfurt sudah membuktikan bahwa usia muda bukanlah penghalang untuk menjadi starter regular di klubnya masing-masing.
Memang, Keita hanya main 15 kali untuk Union Berlin tapi penampilannya di pertandingan-pertandingan tersebut sudah cukup untuk meyakinkan klub untuk menyodorinya kontrak permanen, sementara Daichi di usianya yang ke-24 sudah menjadi salah satu pemain inti Eintracht dalam dua musim belakangan ini.
Mengacu pada contoh Keita dan Daichi, rasanya Mitoma tidak perlu menunggu terlalu lama seperti Muroya, Kento, dan Suzuki, yang meninggalkan Jepang ke Eropa di usia yang sudah lumayan matang (27 tahun). Namun pada akhirnya keputusan terakhir ada di tangan Mitoma sendiri.
Pindah ke Eropa sesegera mungkin agar dia bisa mengembangkan diri di level yang lebih tinggi, mematangkan diri sendiri terlebih dahulu bersama Kawasaki sebelum pindah ke Eropa, atau menetap di Kawasaki sepanjang karirnya, mengikuti legenda hidup klub Kengo Nakamura yang musim lalu pensiun sebagai one club man.
Apapun keputusan Kaoru Mitoma nantinya, Kawasaki akan menghadapi sebuah tantangan berat. Sang Biru Langit dari Prefektur Kanagawa harus siap mempertahankan aset paling berharga mereka dari sergapan klub-klub benua biru di bursa transfer musim panas yang mendatang.