Kolom Eropa

Ozil Sayang, Ozil Malang

Tidak ada pemain sepak bola yang paling sulit dipahami nasibnya di tahun 2020 ini selain Mesut Ozil. Mengawali tahun baru dengan manajer anyar Arsenal, Mikel Arteta, playmaker asal Jerman itu jadi andalan di 10 laga beruntun sebelum pandemi virus corona datang menghantam dunia. Setelahnya, sepak bola tak lagi sama bagi suami Amine Gulse ini.

Setelah Pemerintah Inggris menetapkan lockdown tahap pertama,praktis tak ada sepak bola sama sekali. Laga kandang di Emirates Stadium pada 7 Maret 2020, adalah kali terakhir Ozil berlaga dengan seragam merah-putih khas The Gunners. Satu asis dicetak sang bintang lewat sundulan kepala untuk gol tunggal Alexandre Lacazette, yang berujung tiga angka terakhir Arsenal di era normal, era di mana virus corona belum mengubah dunia.

Banyak versi terkait kenapa Mesut Ozil terbuang dari tim utama Arsenal. Pertama, isu Muslim Uighur. Di akhir tahun 2019, tepatnya pada bulan Desember, juara dunia asal Jerman itu mengeluarkan sikap di media sosial. Melalui akun media sosialnya, bapak satu anak ini mengkritik Pemerintah Cina atas apa yang mereka lalukan terhadap etnis Uighur di Xinjiang. Sikap sang bintang pun memunculkan pro dan kontra.

Aktivis dan pegiat HAM memuji sikap Ozil, namun tak lama berselang, Arsenal mengeluarkan statement bahwa apa yang diucapkan sang pemain berusia 32 tahun itu tak berafiliasi dengan sikap klub. Sikap Arsenal yang berjarak dengan keputusan Ozil disebut sebagai salah satu alasan yang bersifat lebih ke sisi ekonomi alih-alih sebagai sisi humanis.

Kedua, Ozil kembali ‘berulah’ ketika pandemi menyapa dunia. Menghadapi krisis ekonomi akibat pandemi berkepanjangan, Arsenal meminta para pemainnya, termasuk Mesut Ozil yang termasuk pemain bergaji termahal di klub, agar sudi melakukan pemotongan gaji. Alih-alih menerima dengan lapang dada, pemain berdarah Turki-Jerman ini menolak.

Beberapa waktu kemudian, melalui wawancara eksklusif di The Athletic, Ozil menyebutkan alasannya menolak pemotongan gaji.

“Sebagai pemain, kami ingin berkontribusi. Tapi, kami butuh informasi dan banyak dari pertanyaan kami tak mendapat jawaban. Semua orang baik-baik saja dengan pemotongan gaji di situasi seperti ini, saya pun juga tak masalah mendapat potongan gaji yang besar. Tapi, kami merasa diburu oleh waktu dan tidak diberi penjelasan terkait alasan pemotongan tersebut. Untuk semua orang di situasi seperti sekarang, kami berhak tahu segalanya, untuk mengerti kenapa pemotongan terjadi, dan ke mana uang kami akan dialihkan. Tapi, kami tak mendapat itu semua, kami hanya diminta membuat keputusan. Itu semua terlalu buru-buru untuk sesuatu yang penuh tekanan dan sangat penting. Bagi saya, ini tidak adil, apalagi untuk pemain muda, dan akhirnya saya menolak,” tegas Ozil secara panjang dikutip dari The Athletic.

Banyak spekulasi beredar, keengganan Ozil melakukan pemotongan gaji berimbas kepada kariernya di Arsenal ketika Premier League dimulai kembali pada Juni 2020. Sejak 17 Juni 2020, hingga saat ini, tak sekali pun Mesut Ozil berseragam Arsenal di sebuah laga resmi. Meski rutin berlatih, menyebut bahwa dirinya fit dan tidak mengalami cedera sama sekali, nama sang pemain tak jua ada di daftar starting line up bahkan tak juga ada di matchday squad.

Mendekati pengujung kontraknya yang akan selesai pada Juni 2021, masa depan Mesut Ozil pun makin gelap. Yang terbaru, namanya tak didaftarkan Arsenal di Europa League dan yang paling parah, ia tak masuk daftar 25 pemain yang didaftarkan The Gunners di ajang Premier League. Dengan kondisi seperti ini, satu yang pasti, para Gooners, sebutan untuk suporter setia Arsenal, tak akan bisa melihat aksi Ozil setidaknya hingga Februari 2021.

Hingga detik ini sendiri, baik pihak klub, Ozil, dan Mikel Arteta tak buka suara terkait alasan keterasingan sang pemain dari skuat utama Meriam London. Arsenal sempat satu kali memberi platform khusus bagi Ozil di YouTube dan Instagram TV, sementara Ozil, beberapa kali menegaskan melalui media sosialnya bahwa ia akan tetap berlatih dan siap bersaing kembali merebut tempat di tim utama Arsenal. Sampai di titik ini, tak ada yang benar-benar tahu apa yang terjadi antara Mesut Ozil, pemain yang dulu pernah begitu dipuja publik Emirates Stadium, dengan sang klub.

Satu-satunya yang kita tahu kemudian tentang polemik Ozil dan Arsenal adalah kenyataan bahwa kita (mungkin) tidak akan pernah tahu apa-apa.