Persinga Ngawi menyambut hari Minggu, 13 September 2015, dengan hasrat menggebu dan semangat menantang skeptisme. Datang ke kompetisi dengan status sebagai tim yang sama sekali tak dikenal, kesebelasan asal Kota Ngawi, Jawa Timur itu justru melesat hingga partai puncak. Dengan disiarkannya Piala Kemerdekaan 2015 di televisi juga secara tak langsung membuat publik akhirnya bisa menonton aksi heroik sang kuda hitam.
13 September 2015, tepat di malam hari, Laskar Alas Ketonggo, julukan Persinga, menjalani laga puncak. Datang dengan status tim antah berantah, Jefri Kurniawan dan kolega justru tampil sangat berani melawan tim kuat, PSMS Medan. Keberanian itu pun ditunjukkan dengan paripurna. Jefri sukses membawa Persinga unggul, untuk kemudian tampil nyaman dan mendominasi laga.
Unggul 1 gol dan unggul satu pemain setelah Asrul Risahonda diusir wasit karena kartu kuning kedua, sayangnya, malam ajaib Persinga berakhir di babak kedua. Aldino Herdianto, striker Ayam Kinantan sukses menyamakan skor di menit ke-60 sebelum akhirnya sang kapten legendaris PSMS, Legimin Raharjo, mengunci titel Piala Kemerdekan lewat gol sundulannya di pengujung waktu babak kedua.
Meski kalah di laga puncak, perjalanan luar biasa Persinga tentu tak bisa dikesampingkan. Selama perjalanan menuju final, Jefri Kurniawan dan kolega sama sekali tak tersentuh kekalahan. Tergabung di Grup C bersama Persiba Bantul, Persibangga Purbalingga, Persis, PSIR Rembang, hingga PPSM Magelang, mereka sukses meraih 2 kemenangan dan 3 hasil imbang untuk lolos ke babak gugur dengan status runner up di bawah Persiba.
Berturut-turut kemudian, Persinga menundukkan Cilegon United (0-1) dan Persiba Bantul (3-2) untuk melaju mulus ke babak final menantang Legimin Raharjo dan kolega. Dimotori para pemain muda seperti Jefri, Andre Sitepu, hingga Muhammad Zamnur, performa impresif Laskar Alas Ketonggo berhasil membangkitkan gairah besar publik bola di Kota Ngawi meski hanya dalam satu malam ajaib; malam final Piala Kemerdekaan 2015.