Suara Pembaca

Mengenal Asociacion Mundial de Futsal (Bagian 2)

Setahun berikutnya, giliran FIFA yang mengambil langkah mengejutkan dengan menggelar Piala Dunia versi mereka untuk pertama kalinya pada 1989 di Belanda.

Dengan nama futsal yang dimiliki FIFUSA, FIFA menyebut olahraga ini dengan five-a-side football (FIFA baru secara resmi mulai menggunakan istilah futsal pada Piala Dunia ketiga versi mereka pada 1996 di Spanyol). Diikuti 16 negara, Brasil berhasil menjadi juara. 

Terdapat satu hal penting lain dari penyelenggaraan Piala Dunia futsal versi FIFA yang pertama ini, di mana mereka menerapkan beberapa peraturan futsal yang berbeda dibanding dengan yang digunakan FIFUSA.

Salah satu yang paling tampak adalah ketika bola keluar. Baik out atau corner, FIFA menggunakan skema kick in sedangkan FIFUSA menerapkan throw in. Inilah salah satu peraturan yang membedakan futsal versi FIFA dengan FIFUSA yang nantinya bertransformasi menjadi AMF dan bertahan hingga kini.

FIFA juga melakukan usaha yang lebih diplomatik dalam mengambilalih futsal dari FIFUSA. Mereka menawarkan untuk membentuk sebuah komite bersama (joint commision). Syaratnya, FIFUSA harus bersedia berada di bawah otoritas FIFA.

BACA JUGA: Pele: Sepak Bola, Ginga Style dan Idealisme

Usulan ini direspon FIFUSA dengan melakukan pertemuan internal bersama 19 anggotanya pada 23 November 1989 di Sao Paolo. Mereka pun melakukan voting. Hasilnya: 12 menolak, 5 setuju, dan 2 abstain.

Namun, tiga di antara yang menolak tersebut merupakan “pemain” besar dalam futsal, yaitu Amerika Serikat, Kanada, dan yang terutama Brasil.

Setahun kemudian, ketiganya pun akhirnya memutuskan untuk meninggalkan FIFUSA dan bergabung dengan FIFA. Keputusan ini jelas mempengaruhi negara-negara lain yang mulai tertarik untuk mengembangkan futsal dalam memilih organisasi mana yang menjadi induknya.

Serangkaian “serangan” ini pada akhirnya merobohkan FIFUSA. Seperti dikutip dari situs resmi AMF, dengan segala kesulitan yang dihadapi terutama dari sisi ekonomi, mereka pun memutuskan untuk membubarkan diri pada 1990.

Meski begitu, seperti dikutip dari situs Panafutsal, sembilan mantan anggota FIFUSA yaitu Paraguay, Kolombia, Meksiko, Uruguay, Argentina, Venezuela, Kosta Rika, Puerto Rico, dan Bolivia memutuskan untuk membentuk Pan American Futsal Confederation (Panafutsal) pada 25 September 1990.

Di satu sisi, keputusan ini mungkin terlihat sebagai sebuah langkah mundur karena ketidakmampuan mereka dalam mengelola futsal secara internasional dan hanya bisa melakukannya secara regional. Namun di sisi lain, langkah ini juga menunjukan usaha resistensi demi menjaga eksistensi.

BACA JUGA: Para Pesepak Bola yang Kembali dari Masa Pensiun