Turun Minum Serba-Serbi

Para Pesepak Bola yang Kembali dari Masa Pensiun

Beberapa waktu lalu publik dikejutkan dengan kabar Arjen Robben yang kembali dari masa pensiun untuk merumput bersama FC Groningen. Namun hal ini bukanlah pertama kali dilakukan karena sebelum Robben beberapa pemain pernah melakukan hal yang sama.

“Saya di sini untuk membantu klub,” pungkas winger berusia 36 tahun tersebut sebagaimana dilansir BBC. Kembali ke klub masa kecil, klub profesional para pemain yang kembali dari masa pensiun biasanya lumrah dilakukan. Apalagi menurut pengakuan Robben Groningen menggunakan trik yang unik untuk meyakinkannya kembali merumput di usia senja.

Klub asal Belanda tersebut menggunakan beberapa potongan klip dari film dokumenter Last Dance tentang legenda basket Michael Jordan yang tayang di Netflix beberapa hari lalu,menggabungkan dengan beberapa gambar memori dari karier Robben yang berawal dari klub tersebut.

Robben, yang memulai debut senior untuk Groningen pada usia 16 tahun sebelum pindah ke PSV Eindhoven, Chelsea, Real Madrid dan Bayern, menandatangni kontrak semusim dengan klub yang menjadi awal perjalanan kariernya tersebut. Selain Robben nama-nama di bawah ini juga mengambil keputusan untuk meruput kembali dari masa pensiun.

Tak hanya kembali ke klub profesional pertama mereka, sejumlah nama juga memutuskan mencari tantangan di klub antah berantah meski hanya dalam waktu singkat seperti yang dilakukan eks penggawa Real Madrid lainnya asal Brazil. Siapa dia? Simak kisah mereka dalam list berikut ini.

BACA JUGA: Jack Harrison, Arjen Robben-nya Inggris yang Memikat Pep Guardiola

BACA JUGA: Roberto Carlos, Idola Lintas Generasi

Zico (1971–1989, 1991–1994)

Mengawali karier dari akademi Flamengo dan membela Rubro-Negro pada 1972 hingga 1989 ia sempat hijrah ke Italia bersama Udinese (1983-1985) dan memutuskan pensiun di akhir musim 1989. Zico masuk gelanggang politik sebagai Menteri Olahraga di masa kepemimpinan presiden Fernando Collor de Mello namun mengingkari kontrak politiknya  pada 1991 untuk kembali ke lapangan hijau bersama Sumimoto Metals yang kini bernama Kashima Antlers. Kini Zico menjadi direktur teknik tim yang baru saja memenangkan gelar ACL pertamanya di 2018 lalu.

Foto: Bongarts/Getty Images

Aldair (1986–2005, 2007–2008)

Satu lagi pemain yang mengawali karier di Flamengo sejak 1985, Aldair hijrah ke Eropa empat tahun berikutnya. Menghabiskan karier di Portugal bersama Benfica hingga 1990 ia pun hijrah ke Italia dan bermain untuk AS Roma (1990–2003) dan Genoa (2003-2004) sebelum kembali ke Brasil dan bergabung bersama Rio Branco A.C. untuk dua pertandingan saja sebelum pensiun. Uniknya di usia 41 tahun, di 2007 ia direkrut tim asal San Marino, S.S. Murata, untuk membantu mereka di laga kualifikasi Liga Champions. Ia hanya bermain 10 kali sebelum kembali pensiun.

Foto: Onze/Icon Sport via Getty Images

Marc Overmars (1990-2004, 2008-2009)

Ajax, Arsenal, dan Barcelona merupakan segelintir klub yang pernah merasakan servis pemain asal Belanda ini. Setelah rentetan cedera bersama Barcelona di akhir musim 2003/2004 ia memutuskan pensiun dari dunia sepak bola. Namun secara mengejutkan empat tahun berselang ia kembali ke klub pertama dalam karier profesionalnya, Go Ahead Eagles, meski hanya semusim saja sebelum kembali pensiun. Pada 012 ia didapuk sebagai direktur teknik Ajax.

Foto: Shaun Botterill /Allsport via Getty Images

Roberto Carlos (1991–2012, 2015)

Siapa yang tak mengenal ikon sepak bola era 90an satu ini? Inter Milan dan Real Madrid merupakan beberapa klub yang pernah ia bela. Sempat hijrah ke Fenerbahçe dan Corinthians selepas kariernya di Real Madrid, ia pensiun di klub Rusia Anzhi Makhachkala dan sempat menjadi pelatih interim klub tersebut pada 2012. Usai menghabiskan karier kurang bagus sebagai pelatih di Turki ia mencoba peruntungan sebagai pemain-pelatih di Indian Super League bersama Delhi Dynamos.

Foto: Buda Mendes/LatinContent via Getty Images

Dida (1992–2010, 2012–2015)

Keputusan kembali dari pensiun yang dilakukan Dida bisa dibilang cukup berhasil. Setelah menghabiskan awal karier di Brasil ia berlabuh di AC Milan dan mengabdi untuk Il Diavolo selama sepuluh tahun. Sempat memutuskan pensiun karena tak kunjung mendapatkan klub di 2012 Portuguesa yang saat itu mengalami krisis penjaga gawang menawarinya kontrak setahun. Ia bahkan kembali menemukan top perfromance-nya bersama Gremio dan Internacional sebelum kembali pensiun di 2015. Bersama Internacional ia bahkan menjuarai turnamen regional Campeonato Gaúcho di 2014 dan 2015.

Foto: Stuart Franklin/Bongarts/Getty Images

Paul Scholes (1993–2011, 2012–2013)

Cinta sejati si Ginger Prince kepada Manchester United memang tak terbantahkan. Memutuskan pensiun di akhir musim 2010/2011 dan bergabung sebagai staff kepelatihan ia tiba-tiba mengambil keputusan dengan kembali bermain di musim 2012/2013 meski tanpa nomor punggung ikonik 18 miliknya. Sayang karier kepelatihannya sedikit pahit karena ia hanya 31 hari menangani klub divisi empat Oldham Athletic sejak Februari 2019 karena masih berstatus pemilik klub Salford City yang bermain di divisi yang sama.

Foto: Matthew Peters/Manchester United via Getty Images