Eropa Jerman

Arjen Robben yang Menyempurnakan Peran Inverted Winger

Memasuki era modern sepak bola, semakin banyak inovasi peran yang hadir di lapangan hijau. Salah satunya adalah inverted winger. Secara singkat, inverted winger adalah pemain sayap yang ditempatkan di sisi yang berlawanan dengan kaki terkuatnya. Pemain sayap berkaki kanan ditempatkan di sisi kiri, dan sebaliknya, pemain dengan kaki kiri sitempatkan di sisi kanan. Memahami cara bermain inverted winger sangatlah mudah. Kalian hanya perlu menonton aksi Arjen Robben saja, karena pemain asal Belanda inilah yang menyempurnakan peran inverted winger di sepak bola modern.

Robben lahir di Bedum, kota kecil di Belanda. Sejak masih muda, ia sudah menekuni bakatnya sebagai pesepak bola. Di tahun 1996, akhirnya ia bergabung dengan akademi FC Groningen, klub yang terletak tak jauh dari Bedum. Di klub Belanda tersebut, Robben mulai mengembangkan kemampuannya sebagai pesepak bola, terkhusus sebagai pemain sayap yang gemar menyisir (cut inside) dari sisi kanan untuk melepas tendangan dengan kaki kirinya. Singkatnya, sejak masih bermain di akademi, Robben sudah menjalankan perannya sebagai inverted winger di lapangan.

Pemain yang lahir di tahun 1984 ini menjalani debut seniornya bersama Groningen di tahun 2000. Sebagai pemain muda, permainan Robben semakin meningkat seiring waktu. Ia pun akhirnya direkrut oleh klub yang lebih besar, PSV Eindhoven, di tahun 2002. Di musim pertamanya, ia langsung mampu membentuk kombinasi yang sempurna dengan penyerang asal Yugoslavia (sekarang Serbia), Mateja Kezman, hingga mereka mendapat julukan “Batman and Robben”.

Ia dengan kontribusi 12 golnya berhasil berperan besar dalam juaranya PSV di musim 2002/2003 tersebut. Di musim berikutnya, performa Robben pun semakin membaik meski ia gagal mempertahankan trofi Eredivisie bersama PSV. Beberapa klub besar di Inggris pun tertarik kepadanya, salah satunya adalah Manchester United. Robben pun secara personal sudah diundang oleh Sir Alex Ferguson untuk berkunjung ke Carrington, markas latihan Setan Merah.

Namun, biaya transfer yang MU tawarkan terhadap PSV jauh di bawah valuasi sang pemain hingga Boeren urung melepas pemainnya. Yang terjadi justru di luar dugaan, Chelsea datang dengan tawaran yang memuaskan PSV, lalu “merampas” Robben dari tangan Sir Alex.

Robben akhirnya hijrah ke London di awal musim 2004/2005. Awal kariernya bersama Chelsea tak berjalan mulus karena ia harus menderita cedera setelah menjalani laga pra musim. Ia baru menjalani debutnya di bulan November, tiga bulan setelah musim berjalan. Meskipun begitu, ia terbukti langsung nyetel di musim pertamanya bersama The Blues.

Ia masuk ke dalam nominasi Pemain Muda Terbaik versi PFA musim 2004/2005, namun ia harus kalah dari Wayne Rooney. Yang menarik dari perjalanan Robben di Chelsea adalah ia ditempatkan di sisi kiri lapangan, dan berperan sebagai pemain sayap tradisional. Meskipun begitu, peran tersebut terbukti tak menjadi masalah bagi Robben.

Bertahan selama tiga musim di Chelsea, karier Robben terbukti tidak mulus-mulus saja. Ia melewati masa baktinya dengan berbagai macam cedera. Julukan “kaki kaca” pun mulai disematkan kepadanya. Sangat disayangkan tentunya karena ia selalu tampil apik kala kondisinya benar-benar fit. Meskipun sering dirundung cedera, nilai Robben ternyata tetap tinggi.

Terbukti, di awal musim 2007/2008, ia diakuisisi oleh klub raksasa dunia, Real Madrid. Permainan sang pemain sayap ini terbukti moncer, dengan catatan 28 penampilan dan tujuh gol di musim pertamanya bersama Los Blancos. Namun, sama ketika ia bermain bagi Chelsea, Robben kembali ditempatkan di sisi kiri lapangan, dijadikan sebagai pemain sayap tradisional.

Pemain berkepala plontos ini mampu tampil konsisten hingga musim berikutnya, namun ia menjadi korban dari hadirnya Florentino Perez yang membawa serta beberapa Galactico di awal musim 2009/2010. Robben pun hengkang ke Jerman dan bergabung ke Bayern München.

Baca juga: Arjen Robben dan Namanya yang Harum di Bayern München

Di tanah Bavaria-lah, Robben mulai masuk ke puncak kariernya. Awal kariernya bersama Bayern ia ukir dengan sempurna, setelah berhasil menyabet dua trofi domestik serta mencatatkan diri sebagai top skor klub dan meraih trofi Pesepak Bola Terbaik di Jerman di tahun 2010. Tak hanya itu, di Bayern juga ia, bersama Franck Ribery yang merupakan duet sejatinya di lapangan, mendefinisikan dengan sempurna peran inverted winger.

Robben yang bermain di sayap kanan ditambah Ribery di sayap kiri menjadi faktor terbesar dominasi Die Roten di Bundesliga selama beberapa tahun terakhir. Tak hanya itu, mereka juga mampu menyumbangkan satu trofi Liga Champions bagi Die Roten di musim 2012/2013, musim ketika Bayern meraih treble.

Sekilas, permainan Robben tampak simpel dan mudah ditebak. Tanpa gocekan yang berlebihan, ia menyisir dari sayap kanan, masuk ke tengah, lalu melepaskan tendangan dengan kaki kirinya. Namun, permainan yang simpel bukan berarti permainan yang mudah dihentikan. Coba tanyakan saja ke banyak pemain bertahan di Eropa sana, apa bisa mereka hentikan cut inside Robben?

Kini, Robben sudah memasuki senja kariernya. Berbagai trofi sudah ia sumbangkan bagi klubnya, berbagai rekor berhasil ia catatkan. Namun karier sepak bolanya akan selalu diingat berkat penampilannya di lapangan, penampilan yang menyempurnakan peran inverted winger di sepak bola.

Selamat ulang tahun, Arjen Robben!

Author: Ganesha Arif Lesmana (@ganesharif)
Penggemar sepak bola dan basket