Suara Pembaca

Transformasi Chelsea Demi Perubahan Nasib di Masa Depan

Perubahan adalah sesuatu hal yang pasti, begitu pula bagi klub asal London Barat, Chelsea FC. Suasana pada lapangan yang terletak di 64 Stoke Rd, Stoke D’Abernon, Cobham, sejak pertengahan Maret yang lalu sepi, nyaris tidak ada aktivitas di tempat tersebut.

Namun, pada minggu ini, setelah lebih dari tiga bulan, aktivitas di tempat tersebut terasa kembali. Lapangan tersebut adalah Cobham Training Centre, tempat latihan bagi para pemain Chelsea. Kabar siap dimulainya kembali Liga Inggris, membuat para pemain kembali berlatih, namun tetap memperhatikan protokol kesehatan. Otoritas Premier League memberikan opsi kembali dimulainya Liga Primer Inggris.

Bagi Chelsea, musim 2019/2020 memang dapat dikatakan tidak dapat dijalani dengan mudah. Kepergian pemain bintang dan skuat saat ini yang nyaris diisi para pemain muda, membuat penampilan The Blues di kasta tertinggi kompetisi sepakbola di Inggris tersebut tidak konsisten sepanjang musim. Berbagai kelemahan terlihat sepanjang mengarungi kompetisi musim ini.

Posisi empat pada klasemen hingga pekan ke-29 tentunya merupakan hal yang tidak diinginkan para suporter The Blues, sebab hal ini dapat dikatakan sama dengan posisi yang tidak aman untuk menjaga peluang untuk berlaga di kompetisi Liga Champions musim depan. Hal ini ditambah dengan selisih poin dengan peringkat lima hanya berjarak tiga angka. Dua puluh tujuh poin yang akan diperebutkan pada sembilan pertandingan sisa tentu harus dapat diraih semaksimal mungkin jika ingin bermain di kasta tertinggi sepakbola antarklub Benua Biru.

 

Perubahan demi Prestasi

Seperti yang telah disebutkan di atas, penampilan klub yang bermarkas di Stamford Bridge sepanjang musim ini bisa dibilang naik-turun. Manajemen perlu mendatangkan beberapa pemain untuk memperkuat skuat demi menjaga konsistensi performa. Tidak dapat dipungkiri bahwa banyak hal yang harus diperbaiki jika ingin bersaing di papan atas Liga Primer Inggris, sehingga perubahan dalam skuat London biru harus dilakukan.

Secara garis besar, hampir di semua posisi pemain harus mendapat perubahan.

Penampilan Kepa Arrizabalaga sebagai pemain terakhir di garis pertahanan Chelsea, dapat dikatakan tidak terlalu baik untuk musim ini. Konsistensi penampilannya membuat dalam beberapa pertandingan, kiper termahal dunia tersebut akrab dengan bangku cadangan. Di sisi lain, penampilan Willy Caballero pun tidak lebih baik dengan mantan penjaga gawang Athletic Bilbao tersebut, dengan usia yang pada tahun ini mencapai angka 39 tahun.

Salah satu lini yang sering mendapat banyak perhatian musim ini adalah pemain bertahan. Penampilan yang kurang meyakinkan dari para pemain bertahan sering menjadi topik pembahasan di beberapa media massa. Frank Lampard sebagai manajer sepertinya mengetahui kelemahan ini, sehingga dalam beberapa pertandingan Lampard memainkan formasi 3-4-1-2 untuk memperbanyak pemain di lini tengah sehingga serangan lawan tidak langsung berhadapan dengan pemain belakang. Praktis, hanya seorang Cesar Azpilicueta yang juga sekaligus kapten, menjadi pemain yang rutin menghiasi lini belakang. Oara pemain lain harus menerima rotasi yang dilakukan oleh sang pelatih.

Lini tengah dapat dikatakan menjadi lini paling diandalkan Chelsea musim ini. Indikatornya adalah jumlah gol yang dihasilkan oleh pemain lini tengah, dalam hal ini pemain sayap, diklasifikasikan sebagai pemain tengah. Peringkat kedua sampai dengan kelima pencetak gol terbanyak bagi klub yang menjuarai Liga Champions musim 2011/2012 merupakan pemain lini kedua.

Namun, tidak adanya perpanjangan kontrak terhadap beberapa pemain seperti Willian Borger dan Pedro Rodriguez yang kontraknya akan habis pada 30 Juni mendatang, membuat Chelsea kehilangan dua pemain yang biasanya menghiasi starting line-up.

Manajemen klub London Biru memang sudah mendatangkan Hakim Ziyech dari Ajax Amsterdam, tetapi hanya mendatangkan satu pemain untuk memperkuat lini tengah dirasa belum cukup. Untuk menjaga penampilan lini tengah yang lebih baik, tentu diharapkan lebih dari satu orang pemain dapat memperkuat lini tengah The Blues.

Jika dibandingkan jumlah gol yang dicetak oleh penghuni empat besar klasemen akhir kompetisi liga Inggris sejak musim 2017/2018 sampai dengan pertandingan pekan ke 29 musim 2019/2020, Chelsea menduduki posisi paling bawah dalam urusan mencetak gol. 

Striker Chelsea terakhir yang mampu mencetak 20 gol di Liga Inggris yaitu Diego Costa pada musim 2016/2017. Setelah kepergian Dieco Costa, top scorer klub pada musin 2017/2018 dan 2018/2019 diraih oleh Eden Hazard yang notabene bukan merupakan striker murni. Tammy Abraham, sang pengguna nomor punggung sembilan, memang sampai saat ini masih berada di peringkat teratas top scorer klub musim ini di Liga Premier Inggris.

Namun, raihan gol yang diraih oleh para striker lain  pada kompetisi yang sama seperti Olivier Giroud yang baru mencetak 2 gol, atau Michy Batshuayi dengan raihan 1 gol masih sangat menyedihkan. Beruntung, manajemen peka dan bergerak cepat. Mulai Juli 2020 mendatang, The Blues akan kedatangan salah satu striker terbaik Jerman dalam 3 tahun terakhir, Timo Werner.

Para fans Chelsea tentu berharap sesuai dengan judul salah satu lagu yang dinyanyikan oleh supprter yaitu Keep The Blue Flag Flying High, semoga usaha manajemen dan dukungan para supprter membuat klub Biru London terbang tinggi ketika mengarungi kompetisi musim depan yang bakal jauh lebih berat pasca-pandemik.