Eropa Inggris

Spurs Racikan Mourinho: Mudah Dibobol, Susah Dikalahkan

Sudah sebulan lebih Jose Mourinho menjalani masa kerja di Tottenham Hotspur. Sebanyak 10 pertandingan ia lakoni di dua ajang, dan anehnya kekhasan tim besutan Mourinho tidak tampak. Spurs sangat mudah dibobol, walau masih sulit dikalahkan.

Dari 10 laga di semua kompetisi sampai dini hari tadi kontra Norwich City (29/12), The Lilywhites sudah kemasukan 17 kali. Artinya, rata-rata Tottenham kebobolan 1,7 gol per pertandingan. Jumlah yang cukup tinggi, untuk ukuran kesebelasan dengan materi pemain seperti Spurs.

Tapi jika dirinci hanya di Liga Primer Inggris saja, Spurs ‘baru’ kebobolan 12 kali. Lima gol lainnya diderita di Liga Champions, terdiri dari sepasang gol saat menjamu Olympiakos, dan tiga gol kala bertandang ke markas Bayern Muenchen. Lebih buruk lagi jika menengok catatan nirbobol yang baru berjumlah satu.

Statistik ini sangat mengkhawatirkan. Dengan rentannya lini belakang Spurs, maka lini serang harus bekerja ekstra keras untuk mendulang lebih banyak gol dibanding lawan. Tapi untungnya, catatan gol Harry Kane dan kolega termasuk baik.

BACA JUGA: 5 Klub Ini Perlu Awali Tahun Baru dengan Pemain Baru

23 gol dicetak dari 10 pertandingan, yang terbagi ke 18 gol di Liga Primer Inggris dan lima gol di Liga Champions. Inilah yang membuat Spurs sulit dikalahkan, walaupun kipernya sudah belasan kali memungut bola dari gawangnya.

Sejak ditangani The Special One, prosentase kemenangan Spurs di liga domestik memang membaik. Hanya dari delapan pertandingan mereka sudah meraih lima kemenangan, satu hasil imbang kontra Norwich semalam, dan cuma dua kekalahan dari dua mantan tim Mourinho, Manchester United dan Chelsea.

Posisi di klasemen domestik pun perlahan membaik. Hingga tulisan ini diunggah, Spurs berada di peringkat 6 dengan 30 poin, hanya terpaut satu angka dari Manchester United yang menghuni zona Liga Europa, dan selisih dua poin dengan Chelsea di batas akhir zona Liga Champions.

Raihan tersebut jauh lebih baik dari yang dilakukan Mauricio Pochettino di musim terakhirnya. Hanya tiga kemenangan yang dibukukan dari 12 pertandingan Liga Primer Inggris. Lima lainnya berakhir sama kuat, dan empat sisanya berujung kekalahan.

Jangan lupakan juga buruknya performa Tottenham di Liga Champions. Kekalahan 2-7 melawan Bayern di kandang pastinya akan sangat membekas di memori para suporter Spurs. Apalagi, empat gol diborong pemain muda lulusan akademi Arsenal, Serge Gnabry.

BACA JUGA: Son Heung-min, Permata Asia yang Diasah di Eropa

Jose Mourinho memang memiliki tren tersendiri di tiap tim yang diasuhnya. Musim pertama dihabiskan untuk adaptasi, musim kedua biasanya meraih trofi, dan di musim ketiga mulai terlihat emosi.

Menarik dinanti sampai kapan Spurs racikan Mourinho sangat rapuh bertahan seperti ini, karena sang nakhoda sangat terkenal dengan taktik defensifnya.

Apakah karena ketiadaan Hugo Lloris? Atau memang penurunan kualitas Mourinho, seiring penurunan kariernya yang kini terdampar di tim papan tengah?