Kericuhan sempat terjadi di sekitar Goodison Park (markas Everton FC), usai tuan rumah ditahan imbang Arsenal pada Minggu (22/12) lalu. Diketahui, kekacauan itu disebabkan oleh massa suporter Arsenal.
Bukan karena hasil buruk (untuk kesekian kalinya) yang menerpa Arsenal, bukan pula kinerja pelatih sementara, Freddie Ljungberg, yang tidak memuaskan. Namun kemarahan suporter Arsenal dikarenakan keberadaan Robbie Lyle, salah satu pendiri kanal YouTube, Arsenal Fan TV.
“Get out of our club! get out of our club! Arsenal Fan TV, get out of our club!” teriak massa. Saat itu Robbie Lyle sedang mewawancarai seorang penggemar Arsenal di pertandingan Everton vs Arsenal yang berakhir imbang 0-0.
Massa semakin tidak terkendali dan mengepung Robbie Lyle. Beberapa di antaranya bahkan sudah siap mendaratkan tinju ke arah pipi tembem Robbie. Sekelompok orang itu menilai kritik-kritik pedas yang dimuat di kanal Arsenal Fan TV sebagai dalang kekacauan internal klub.
Dikarenakan massa mulai emosi dan terus memaki, kepolisian setempat turun tangan untuk mengamankan Robbie dan kru Arsenal Fan TV.
Setelah situasi reda, Robbie merespon apa yang barusan ia alami melalui sebuah video. Komentarnya ini ia tayangkan pula di kanal Arsenal Fan TV dan telah ditonton 414,731 kali saat artikel ini ditulis.
“Selamat Natal untuk orang-orang yang menyia-nyiakan waktu mereka. Anda tahu sekitar 10 hingga 15 (orang) di antara mereka mulai berdatangan, mencoba membuat lagu-lagu (hinaan untuk Arsenal Fan TV). Saya hanya tidak memahaminya. Arteta (pelatih baru Arsenal) ada di tribun. Kami berada di ambang era baru. Anda akan berpikir para penggemar itu harusnya berada di belakang tim alih-alih membuang-buang waktu mereka,” ujar Robbie.
Selebriti Inggris yang juga penggemar berat Arsenal, Piers Morgan, turut berkomentar dengan aksi persekusi oknum fans Arsenal kepada Robbie. Ia tidak mempercayai apa yang baru saja dilihatnya.
“Benci melihat ini. Beberapa orang baik itu penggemar @Arsenal yang mengaku lebih setia dari pada Robbie Lyle. Alasan @AFTVMedia berkomentar sangat negatif dalam beberapa tahun terakhir adalah karena kami (Arsenal) bermain seperti sampah. Jangan salahkan Robbie, salahkan pemilik, manajer & pemain,” tutur Piers Morgan dalam akun twitter-nya.
Sesi wawancara menjadi tradisi
Ada tradisi unik selepas Arsenal bertanding. Sejumlah pendukung Arsenal berkumpul di sekitar patung Dennis Bergkamp yang berada di sekitar Stadion Emirates. Tujuan mereka hanya satu, yakni melihat sesi wawancara kanal Arsenal Fan TV.
Salah satu yang ditunggu mereka tentunya kedatangan sang presenter Robbie Lyle. Pria berusia 48 tahun itu akan mewawancarai beberapa penggemar soal performa Arsenal yang baru bertanding.
Hal ini menjadi kesempatan emas penggemar Arsenal untuk mengeluarkan unek-uneknya. Rutinitas itu kini telah menjadi budaya suporter meriam London.
Kanal YouTube yang dibangun Robbie itu kini telah mencapai 1,1 juta subscribers. Arsenal Fan TV mengawali debutnya pada 2012, dan menjadi terkenal ketika Robbie mewawancarai salah seorang suporter, Chris Hudson, usai Arsenal mengalami kekalahan dari Aston Villa pada 2013 silam.
Chris mengeluarkan kata-kata kasar dan sumpah serapah kepada Arsenal. Bahkan ia mengarahkan jari telunjuknya kepada kamera seolah-olah murka sejadi-jadinya.
Robbie juga memiliki narasumber tetap yakni Ty, Mr. DT, dan Troopz. Ketiganya rutin meluapkan amarah dan mengeluarkan berbagai komentar pedas untuk klub, manajer, staf, hingga pemain. Hal itu yang membuat video wawancara ketiganya selalu mendapatkan ratusan ribu bahkan jutaan views.
Sering pula ketiganya menyuarakan pemecatan untuk pelatih yang dianggap tak becus dan tak pantas berada di kursi pelatih Arsenal. Mulai dari gerakan #WengerOut hingga #EmeryOut diramaikan tiga orang tersebut.
Berkat Arsenal Fan TV, ketiganya berevolusi layaknya menjadi bintang film ternama. Sorot kamera ponsel selalu terlihat dalam video Arsenal Fan TV jika Robbie mewawancari Ty, Mr DT, ataupun Troopz. Beberapa fans bahkan memberanikan diri untuk merangkul, berjabat tangan ataupun sekadar swafoto.
“Aneh, orang-orang mendekati kami untuk berfoto. Sejauh yang saya ketahui, saya hanya penggemar, sama seperti mereka. Saya hanya memberikan pendapat saya di saluran YouTube. Itu menempatkan kami di tempat-tempat yang tidak akan Anda pikirkan,” ungkapnya.
Sebagian besar video Arsenal Fan TV yang paling banyak dilihat adalah video yang menyajikan ketidakpuasan dan kemarahan penggemar atas peforma cacat The Gunners. Kekecewaan itu ditumpahkan secara berapi-api, bahkan kata-kata yang tak layak dikonsumsi umum pun terlontar begitu saja saat sesi wawancara.
Contohnya, video populer berjudul ‘Arsene Wenger is finished!‘ mencapai 3,3 juta views. Video lainya yang berjudul ‘Arsenal are killing me!‘ ditonton 1,9 juta kali, dan begitu pula video-video lainya. Sayangnya, video dengan jumlah views berlimpah justru didapat kala Arsenal mengalami pembantaian atau kalah melawan tim papan bawah.
Semakin tinggi pohon, semakin kencang angin menerpa. Ya, fenomenalnya Arsenal Fan TV membuat sejumlah pendapat miring menerpa Robbie. Ia dituduh membayar para narasumber agar marah-marah dan memaki Arsenal secara terstruktur, sistematis, dan masif.
Sebab, semakin ekstrem pendapat narasumber, jumlah penonton akan meningkat drastis, dan pundi-pundi uang yang masuk ke saku Robbie semakin tebal. Namun, salah satu kontributor Arsenal Fan TV, Troopz mengelak tuduhan itu.
“(Wawancara) sungguh nyata, itu benar-benar saya,” kata Troopz dilansir New York Times.
Ada yang membela, tak sedikit yang menghujat
Ketenaran Arsenal Fan TV membuat suporter Arsenal terbelah dua. Ada yang mendukungnya sebagai upaya memotivasi klub agar bermain bagus tiap pertandingan, namun ada pula yang mencaci karena kritikan pedas Arsenal Fan TV dinilai membuat pemain tak fokus bertanding dan menyebarkan aura ‘racun’ ke dalam tubuh klub.
Striker Arsenal, Pierre-Emerick Aubameyang, dikenal dekat dengan bintang-bintang Arsenal Fan TV. Diberitakan The Athletic, Aubameyang pernah menyukai beberapa unggahan Arsenal Fan TV di Instagram. Termasuk unggahan mengenai usul pemecatan Emery.
Eks pemain Borussia Dortmund itu juga mengundang narasumber langganan Arsenal Fan TV, Troopz, duduk di tempat pribadinya di Stadion Emirates untuk menonton pertandingan.
Arsenal pun melayangkan protes dan menginstruksikan Aubameyang agar tidak lagi mengundang Troopz untuk duduk bersama di area pribadi pemain. Arsenal berkilah jatah tempat duduk itu digunakan hanya untuk pemain dan keluarga pemain.
“Aku berbicara dengan siapapun yang aku mau dan kapanpun,” tulis Aubameyang di media sosialnya dengan diakhiri emoji jari tengah.
BACA JUGA: Bernd Leno Sang ‘Der Retter’
Sementara itu, penolakan eksistensi Arsenal Fan TV datang dari bek Arsenal, Hector Bellerin. Menurutnya, kemunduran prestasi Arsenal menjadi konten menarik bagi Arsenal Fan TV untuk meraih kejayaan. Inilah yang dibenci Bellerin.
“Saya pikir tak ada pemain yang mengakses internet untuk menonton Arsenal Fan TV. Terkadang (Arsenal Fan TV) muncul di timeline Anda, terkadang saya juga melihatnya. Beberapa teman berkata ‘Oh, sudahkah Anda mendengar apa yang dikatakan orang di ArsenalFanTV?” ujar Bellerin pada acara debat Oxford Union dikutip Independent.
“Tidak dapat dibenarkan bagi seseorang yang mengaku sebagai penggemar dan kesuksesan mereka berasal dari kegagalan (Arsenal). Bagaimana mereka bisa menjadi penggemar? Mereka hanya mencari keuntungan dengan cara mereka, yang semua orang berhak melakukannya,” tutur Bellerin.
Ketegangan antara Arsenal Fan TV dengan klub semakin menjadi-jadi usai Arsenal meminta Arsenal Fan TV untuk mengganti nama kanal.
Dilansir dari Dailymail, Arsenal beralasan berbagai komentar negatif dari Arsenal Fan TV dan penggunaan nama klub pada kanal YouTube, dapat mencederai reputasi Arsenal sebagai klub terkemuka di dunia.
Selain itu, pemakaian nama Arsenal dinilai dapat melanggar hak paten. Arsenal Fan TV pun sepakat mengganti nama kanal YouTube mereka menjadi AFTV per Agustus 2018.
Prestasi mampet, uang mengucur deras
Tak dapat dipungkiri, Arsenal Fan TV semakin laku ditonton jika Arsenal kalah. Bahkan, penonton Arsenal Fan TV tidak hanya suporter The Gunners, melainkan juga fans rival Arsenal seperti Tottenham Hotspur, Chelsea, Manchester United, Manchester City, hingga Liverpool.
Luapan kemarahan fans Arsenal menjadi bahan guyonan suporter rival. Kadang di antaranya rela menunggu Robbie mengunggah video usai Arsenal diterpa kekalahan.
“Siapa yang ke sini (kanal Arsenal Fan TV) usai Arsenal kalah 3-0 dari Man City,” tulis seorang warganet.
“Siapa yang melihat video ini usai Liverpool bantai Arsenal 5-1?” tulis warganet lainnya.
Namun siapa sangka, hasil buruk demi hasil buruk yang diraih Arsenal membuat Arsenal Fan TV menjadi kanal YouTube olahraga dengan pendapatan tertinggi kedua di dunia. Dikutip dari Prolific London, Arsenal Fan TV meraih USD357,039 per bulan atau setara Rp4,9 miliar.
Arsenal Fan TV hanya kalah dari Highlight Heaven dengan total pendapatan USD425,944 per bulan. Di Negeri Ratu Elizabeth sendiri, Arsenal Fan TV menjadi kanal YouTube olahraga paling populer.
*Penulis adalah lulusan Institut Pertanian Bogor. Mencintai sepak bola sejak 2005, dan bercita-cita sebagai jurnalis sepak bola. Bisa disapa di akun twitter @isalmaward