Suara Pembaca

AC Milan: Ketika Pangeran Eropa Sakit dan Tertidur

Milan, kota mode di sebelah utara Italia yang terkenal di seluruh dunia. Selain sebagai kota mode, Milan (Milano dalam bahasa Italia) juga dikenal sebagai kotanya sepak bola di Italia, Eropa, bahkan dunia.

Dua klub kota Milan, AC Milan dan Internazionale Milano, total telah mengkoleksi 10 titel LIga Champions (MIlan 7 dan Inter 3). Di level domestik Serie A, AC Milan telah meraih 18 scudetti dan Inter juga meraih jumlah yang sama.

Milan terakhir kali meraih scudetto pada musim 2010/2011, saat masih dilatih oleh Max Alegri. Milan yang saat itu sudah mulai goyang dari sisi finansial namum masih memiliki pemain bintang, seperti Zlatan Ibarahimovic, Robinho, Thiago Silva, Ronaldinho, Pato dan pemain senior era keemasan Milan dari awal 2000-an.

Di Liga Champions, terakhir kali Milan merengkuh trofi Si Kuping Besar pada musim 2006/2007 atau yang ke-7 sepanjang sejarah klub. 

Ya, pada periode 90-an dan awal 2000-an, AC Milan merupakan raksasa dan tim yang disegani dan ditakuti di kompetisi Serie A juga Liga Champions. Kapten Milan saat itu, Paolo Maldini, telah mengoleksi 5 titel Liga Champions, atau pemain dengan gelar Liga Champions terbanyak.

Baca juga: Paolo Maldini dan 6 Momen Terbaiknya di Piala Dunia

Di periode tersebut banyak pemain bintang dunia datang dan beradu gengsi di Negeri Pizza. Awal tahun 2000-an sampai musim 2010/2011 Milan memiliki komposisi pemain terbaik di setiap lini,

Milan yang dulu adalah milan yang superior dengan kekuatan pemain, finansial, dan manajemen yang kuat. Tak mengherankan mereka mampu menjadi kekuatan yang menakutkan di Eropa saat itu, bersama Manchester United dari Liga Primer Inggris, serta Barcelona dan Real Madrid dari LaLiga.

Namun Milan sekarang, layaknya roller coaster. Anggapan roda dunia berputar pun ada benarnya. Milan yang dulu superior dan sehat sekarang, layaknya seorang pangeran yang terbaring sakit dan tertidur di atas ranjang emas istana.

Menurut saya, ada empat kondisi atau alasan keterpurukan Milan dalam beberapa tahun terakhir:

Kondisi finansial dan manajemen

Setelah terjadi krisis ekonomi di negara-negara Eropa, Milan juga ikut terdampak. Milan yang saat itu krisis finansial dan memiliki banyak utang, harus memikirkan cara agar dapat menyeimbangkan neraca keuangan klub dengan cara menjual pemain bintang dan irit belanja pemain.

Selepas mundurnya Silvio Berlusconi dan Adriano Galliani sebagai petinggi Milan, klub dijual dan diakuisisi oleh perusahaan asing dari Cina. Lanjutan ceritanya kita tahu, sang pengusaha terlilit utang segunung, yang berimbas pada dihukumnya Milan akibat melanggar Financial Fair Play (FFP) dan dieliminasi dari Liga Europa musim ini.

Hilangnya peran pemain bintang dan belum tergantikan

Awal 2000-an hingga terakhir kali merengkuh scudetto, Milan memiliki pemain bintang dunia kelas wahid di setiap posisinya. Ya, semenjak pensiunnya para pemain andalan dan bintang, AC Milan tergoncang badai. Milan saat ini lebih mengandalkan para pemain muda dan pemain-pemain yang bisa dikatakan “Grade B”, namun potensi mereka juga cukup menjanjikan di masa depan. Contohnya Krzystof Piatek, Hakan Calhanoglu, Franck Kessie, Lucas Paqueta, Gigi Donnarumma, dan sang kapten Alessio Rogmanoli.

Baca juga: Krzystof Piatek dan AC Milan: Ketika Rindu Tidak Seberat Dilan

Belum menemukan sosok pemimpin dalam tim 

Setelah pensiunnya El Capitano Paolo Maldini sebagai sosok pempimpin dan jenderal dalam tim, Milan layaknya pasukan dan prajurit yang kehilangan komando. Tidak ada sosok yang mampu membangkitkan semangat dan mentalitas para pemain di dalam maupun luar lapangan.

Allenatore yang belum cocok dengan Milan

Ketika Milan berjaya di Eropa awal tahun 2000-an, Milan dilatih Carlo Ancelotti yang mampu mempersembahkan dua gelar Liga Champions, dilanjutkan pada musin 2010/2011 dilatih oleh Max Allegri yang mempersembahkan trofi Serie A.

Setelah itu Milan dilatih oleh pelatih-pelatih yang bisa dikatakan minim pengalaman, seperti  Leonardo, Filippo Inzaghi, Clarence Seedorf, Sinisa Mihajlovic, Vincenzo Montella, Gennaro Gattuso, dan Marco Giampaolo. Nama terakhir tidak bertahan lama di kursi kepelatihan Il Diavolo Rosso, dan digantikan Stefano Pioli. Layak dinantikan perubahan apa yang akan dibawa sang pelatih untuk membuat Milan bangkit.

Sebagai pencinta sepak bola, sangat dinantikan kiprah dan kebangkitan Sang Pangeran Eropa dari utara Italia ini.