Meski masih menyisakan satu partai tunda, Bali United telah dipastikan menjadi juara paruh musim Shopee Liga 1 2019. Dengan 40 poin hasil 13 kemenangan, 1 hasil imbang, dan 2 kekalahan, Serdadu Tridatu menjadi penguasa putaran pertama. Namun perlu diingat, liga belum selesai. Masih ada putaran kedua yang harus dijalani untuk menjadi juara sesungguhnya.
Total 40 poin yang dikumpulkan Bali United hingga pekan ke-17 terbilang luar biasa. Selain membuat jarak melebar, beda 7 poin dari peringkat dua PS TIRA-Persikabo, dan 29 poin dari penghuni dasar klasemen Semen Padang dengan 40 poin, juga jadi jumlah poin terbanyak putaran pertama dari dua edisi Liga 1 sebelumnya.
Di edisi 2017, putaran pertama dikuasai Madura dan Bali United dengan sama-sama 32 poin dan hanya berselisih 1 poin dari peringkat di bawahnya. Sedangkan di edisi 2018, PS Barito Putra dan PSM Makassar memimpin dengan hanya 28 poin, berselisih 2 poin dari tim di bawahnya.
Meski jarak cukup lebar dan seolah cukup aman, namun tim asal Pulau Dewata harus terus waspada. Tentu kenangan 2017 tidak ingin kembali terulang. Bali United yang sempat berkuasa, tiba-tiba harus tersalip Bhayangkara FC yang keluar sebagai juara bermodal jumlah poin sama, hanya unggul selisih gol.
Selain itu Fadil Sausu dan kawan-kawan perlu tahu bila di edisi sebelumnya tidak ada juara paruh musim yang akhirnya keluar sebagai juara sesungguhnya. Madura United di tahun 2017 harus turun ke peringkat lima klasemen akhir, sedangkan Barito Putra di tahun 2018 akhirnya menempati peringkat sembilan di akhir tahun.
Tidak ada alasan untuk gagal
Sejak awal Bali United memang sudah disebut-sebut sebagai calon juara musim ini. Bukan karena mafia atau lain sebagainya, tapi karena Bali United memang memiliki segalanya. Manajemen profesional, sarana memadai, pelatih jempolan, hingga pemain bintang bertaburan.
Di awal musim manajemen nampak sangat serius membenahi skuat Serdadu Tridatu. Setelah musim sebelumnya hanya menempati peringkat ke-11 klasemen akhir, pergerakan langsung dilakukan. Pelatih yang sebelumnya membawa Persija Jakarta juara, Stefano Cugurra, didaratkan. Lengkap dengan gerbong dari Jakarta.
William Pachecco, Gunawan Dwi Cahyo, hingga Michel Orah ikut bersama Teco ke pulau yang terkenal indah. Ditambah mantan pemain terbaik Liga 1, Paulo Sergio, yang juga hijrah dari klub lamanya. Mereka melengkapi bintang-bintang lain semisal Stefano Lilipaly, Irfan Bachdim, juga Spaso.
Dengan pemain yang berlimpah dan kualitas tidak jauh berbeda, pelatih sekelas Stefano Cugurra tidak perlu pusing meracik strategi. Di jantung pertahanan, selain ada Willian Pacheco dan Gunawan Dwi Cahyo, masih ada Leo Tupamahu, Ricky Fajrin juga Haudi Abdillah. Banyaknya pilihan juga membuat pertahanan mereka kokoh dengan hanya kemasukan 11 gol yang menjadi paling sedikit sejauh ini.
Di lini tengah Fadil Sausu, Brwa Nouri, dan Paulo Sergio dilapis Muhammad Taufik, Ahmad Agung juga Kadek Agung. Di depan pilihan lebih banyak lagi. Stefano Lilipaly, Irfan Bachdim, Melvin Platje, hingga Spaso ada di sana. Juga nama-nama pelapis Yabes Roni, Fahmi Al-Ayubbi, dan Miftahul Hamdi.
Rasanya tidak ada lagi alasan untuk Bali United tidak mengakhiri musim ini dengan gelar juara. Selain mengobati penasaran mereka di tahun 2017, bila gelar juara benar-benar mendarat di Pulau Dewata akan menjadi rekor tersendiri untuk pelatih mereka, Stefano Cugurra. Pelatih yang akrab disapa Teco akan menjadi petalih yang berhasil juara dua tahun berturut dengan klub berbeda.