Turun Minum Serba-Serbi

Saat Papua Harumkan Sepak Bola Indonesia

Kita semua tahu, gudang talenta terbaik sepak bola Indonesia ada di Papua. Di pulau paling timur Indonesia ini, bertebaran bakat-bakat alami sang pengolah kulit bundar. Beberapa dari mereka pada akhirnya sukses menggapai mimpinya jadi pesepak bola profesional, dan menjadi bagian tim Garuda.

Tak jarang nama Indonesia ikut harum berkat aksi mereka di lapangan hijau. Bahkan, ketika suatu waktu tak ada satupun pemain Papua yang dipanggil ke timnas Indonesia, publik bertanya kenapa, ada apa, kok bisa, dll. Tidak dimungkiri, ada rasa rindu ketika tidak ada nuansa Papua di tim nasional kita.

Memang begitu lekatnya sepak bola Indonesia dengan Papua, karena memang hubungan apik ini sudah terjalin sejak lama. Berikut ini adalah beberapa pemain Papua yang pernah sangat dipuja publik sepak bola Indonesia, berkat prestasi maupun aksinya di pentas internasional.

Baca juga: Tentang Papua dan Mutiara Sepak Bola Indonesia

Boaz Solossa

Ikon sepak bola Papua masa kini. Walau tak lagi di usia emasnya, tapi Boci masih merupakan sosok yang begitu disegani di sepak bola Indonesia. Di level klub ia tiga kali menjadi top skor, dan tiga kali terpilih sebagai pemain terbaik. Di timnas ia selalu berjibaku, bahkan kakinya sampai patah dua kali.

Elie Aiboy

Putra Papua yang begitu dipuja di lapangan hijau Malaysia, siapa lagi kalau bukan Elie Aiboy. Ketika bermain di Selangor FA bersama Bambang Pamungkas, ia mengantar timnya meraih treble winners di tahun 2005 dengan memenangkan Malaysia Premier League, Malaysia FA Cup, dan Malaysia Cup.

Rully Nere

Beralih ke legenda lainnya dari Tanah Cenderawasih, ada Rully Nere yang termasuk bagian skuat juara SEA Games 1987 di Jakarta. Usai mencetak gol pembuka di semi-final, Rully Nere membubuhkan asis untuk gol kemenangan di laga puncak yang dicetak Ribut Waidi pada extra time menit 91. Indonesia menang 1-0 lawan Malaysia.

Foto: pssi.org

Titus Bonai - Patrich Wanggai

SEA Games 2011 di Jakarta jadi arena bermain mereka. Duet Tibo-Wanggai sangat diandalkan Rahmad Darmawan di turnamen ini, dan dibayar tuntas dengan ketajaman duet Papua ini. Tibo cetak 4 gol, sedangkan Wanggai jadi runner-up top skor dengan 5 gol bersama Kyaw Ko Ko (Myanmar) dan Nguyen Van Quyet (Vietnam).

Foto: tribunnews.com

Yanto Basna

Dari tiga pemain Indonesia yang merantau ke Thailand musim lalu, hanya tersisa Yanto Basna yang masih bertahan di sana, bahkan naik kasta. Usai membawa Khonkaen FC finis di peringkat 4 Thai League 2, ia menerima pinangan Sukhotai FC di Thai League 1. Walau kini harus berjuang memperebutkan slot pemain inti, dirinya masih mendapat kepercayaan di timnas Indonesia.

Okto Maniani, Terens Puhiri, Osvaldo Haay

Mereka sempat mengharumkan nama Indonesia di masanya masing-masing. Okto tampil memukau di Piala AFF 2010, Terens Puhiri sempat viral dengan gol solo run-nya ke gawang Mitra Kukar yang turut "membantunya" hijrah ke Thailand, dan Osvaldo Haay sempat jadi tumpuan Luis Milla di SEA Games 2017 hingga jadi pemain muda terbaik GOJEK Liga 1 2018.