Turun Minum

Thoriq dan Ketulusan Rasa pada Klub Kebanggaan

Usai kemenangan Persija Jakarta di leg 1 final Piala Indonesia 2018/2019, jagad maya pendukung setia Macan Kemayoran diramaikan video seorang bocah. Bocah dengan jersey oranye Persija dan nameset Simic terlihat bersujud di depan layar kaca.

Setelahnya, dalam video yang pertama kali diunggah akun Twitter @Kbd14offcl, si bocah yang biasa disapa Babang itu menangis sesegukan sembari mencium lambang monas di dada. Kemenangan Persija atas PSM Makassar nampak memeberi arti lebih baginya. Air mata bangga mengalir di pipinya.

Saat ditemui di kediamanannya di daerah Depok beberapa hari berselang, Thoriq, nama aslinya, mengaku telah lama menyukai sepak bola khususnya Persija. Hampir setiap Andritany dan kawan-kawan berlaga, anak berusia 8 tahun itu selalu menyaksikannya. Baik secara langsung di stadion maupun melalui layar kaca.

Semua dibenarkan ibundanya. Cerita Thoriq yang telah empat kali menonton langsung Persija berlaga di Stadion Utama Gelora Bung Karno benar adanya. Sang ibu mengaku selalu mengizinkan keinginan anak satu-satunya tersebut, asalkan Thoriq berangkat ke stadion bersama kerabat dekatnya.

Sebelumnya Thoriq juga berniat menyaksikan langsung laga Persija Jakarta vs PSM Makassar Minggu (21/7) lalu. Namun karena ada aktivitas lain yang harus diutamakan, akhirnya niat itu harus diurungkan. Itu juga yang membuatnya kesal selama menyaksikan pertandingan melalui layar kaca. Beruntung kemenangan menjadi akhir manis pertandingan.

Baca juga: Kemarin, GBK Tidak Kalah Meriah dari Istora

Bukan pertama kali keinginan anak yang duduk di bangku kelas 1 Sekolah Dasar untuk menyaksikan kebanggaanya berlaga secara langsung harus tertunda. Alasan utamanya adalah sering kali jadwal pertandingan yang berbenturan dengan jadwal sekolahnya.

Bukan sekadar suka dengan Persija. Thoriq mengaku bercita-cita menjadi pemain sepak bola, khususnya bermain untuk Macan Kemayoran. Posisi yang diidamkan adalah penjaga gawang. Sama seperti idolanya, Andritany Ardhiyasa.

Untuk mewujudkan keinginannya, Thoriq rela menenpuh jarak cukup jauh dari rumah untuk berlatih sepak bola.

Ketika ditanya tentang pertandingan leg kedua final Piala Indonesia yang akan dimainkan di Makassar, dengan menggebu, Babang yakin Macan Kemayoran akan kembali meraih kemenangan dan membawa piala juara ke Jakarta. Tidak tanggung-tanggung, 2-0 untuk kemenangan Persija akan menjadi hasil pertandingan. Marko Simic dan Ismed Sofyan disebutnya akan mencetak gol di pertandingan pamungkas.

Bagi orang dewasa, mungkin itu semua bisa diartikan kecintaan. Tapi untuk seorang bocah, tidak ada kata lain dari ketulusan rasa. Dari Thoriq kita dapat belajar ketulusan dalam mendukung klub kebanggaan. Meski kerap kali tidak dapat hadir langsung ke stadion, selalu ada cara lain dalam memberi dukungan dan meski hanya menyaksikan melalui layar kaca, tidak sedikitpun mengurangi dukungan untuk sang kebanggaan.

Di sisi lain, dengan hadirnya kisah Thoriq, kita tahu mulai banyak anak-anak lain yang juga sama-sama mendukung klub kebanggaan. Untuk itu, kenyamanan dan keamanannya di stadion mulai harus lebih dipertimbangkan. Setidaknya mulai dari hal sederhana semisal menjauhi asap rokok juga menjauhi kata-kata dan nyanyian yang tidak pantas didengar.

Baca juga: Kala Play-Off Promosi-Degradasi Begitu “Istimewa”

Bukan hanya air mata Thoriq. Di stadion kisah-kisah ketulusan rasa itu banyak terlihat. Dari mulai orang bertato dan berbadan gagah yang bisa tiba-tiba saja menangis bahagia karena kemenangan timnya, hingga orang-orang garang yang tiba-tiba saja bercucuran air mata ketika kebanggaannya terkalahkan.

Untuk Thoriq, apresiasi atas kisah dan inspirasinya pihak Persija Jakarta memberi undangan khusus untuk menyaksikan laga kandang terdekat.