Persija Jakarta sukses menaklukkan PSM Makassar pada leg pertama final Piala Indonesia 2018/2019 di rumah mereka, Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta.
Satu-satunya gol dalam pertandingan ini dicetak Ryuji Utomo jelang akhir pertandingan. Namun gol tunggal itu belum mampu memastikan gelar juara untuk tim ibu kota, karena masih ada pertandingan final leg kedua yang akan dimainkan di Makassar pekan depan.
Gelar juara Piala Indonesia diharapkan oleh publik sepak bola Jakarta sebagai penyempurna torehan prestasi mereka. Setelah gelar Piala Presiden dan gelar juara liga musim lalu, Piala Indonesia menjadi satu-satunya gelar tersisa dan harus dimenangkan.
Hal tersebut juga diungkap penyerang andalan Macan Kemayoran. Jelang final, Marko Simic mengatakan ingin mengulang untuk mendapatkan gelar. Secara spesial, penyerang asal Kroasia itu mempersembahkan trofi untuk Bambang Pamungkas dan Ismed Sofyan sebagai catatan prestasi pemain senior tersebut.
“Saya ingin mengulangi lagi di tahun ini untuk mendapatkan gelar juara Piala Indonesia. Saya ingin mempersembahkan trofi untuk Bepe dan Ismed yang merupakan pemain senior untuk menambah prestasinya di Persija,” tuturnya.
Baca juga: 200 dan Bukan Pamungkas
Selayaknya partai final lainnya, pertarungan antara Macan Kemayoran dan Pasukan Ramang berlangsung ketat. Di hadapan sekitar 70.000 suporter yang memenuhi tribun, Ismed Sofyan dan kawan-kawan langsung melancarkan serangan.
Dimulai dengan aksi koreografi sekeliling stadion, Riko Simajuntak mencecar sisi kiri pertahanan lawan. Beberapa peluang tercipta, tapi belum ada hasil diterima. Begitu pula di kubu lawan, Zulham Zamrun dan Guy Jinior tidak mau ketinggalan. Di menit ke-12 mereka balik menebar ancaman.
Di babak pertama tamu dari Makassar nyaris tidak mampu berbuat apa-apa. Serangan dari Riko Simajuntak, Rohit Chand, Bruno Matos, serta Novri Setiawan yang menunjang kinerja Simic di depan begitu merepotkan. Marc Klok dan barisan pertahanan begitu sibuk di sepertiga akhir permainan sendiri.
Setidaknya Persija menghasilkan 5 tembakan tepat sasaran, namun skor 0-0 tidak berubah hingga akhir babak pertama.
Tempo yang diturunkan pasukan Macan Kemayoran coba dimanfaatkan PSM Makassar. Tapi hilangnya Wiljan Pluim sedikit banyak mempengaruhi kinerja lini tengah. Rasyid Bakri dan Rizky Pellu nampak kesulitan mengembangkan permainan dan lebih sibuk membantu pertahanan.
Semula pertandingan nampak akan berakhir tanpa gol. Hingga keajaiban hadir dari kaki Ryuji Utomo yang masuk sebagai pemain pengganti. Di menit ke-88 diawali sepak pojok Riko Simajuntak, bola liar yang jatuh tepat di hadapannya langsung dihantam ke gawang Hilmansyah.
Tribun yang penuh sesak langsung pecah setelahnya. Didampingi jersey raksasa dengan nomor 12 sebagai pelambang The Jakmania, Persija berhasil mengunci kemenangan di final. Meski belum berhak menerima piala, setidaknya satu tangan telah menggenggamnya. Kemenangan di Jakarta akan dituntaskan di Makassar, jika minimal meraih hasil seri di sana, atau kalah dengan margin gol tidak lebih dari satu.
Meski hanya meraih kemenangan tipis, usai laga pelatih kepala Persija Jakarta mengaku puas. Diakuinya, peluang yang banyak didapat tidak berhasil berbuah gol karena sang lawan memilih bertahan.
“Kami sangat puas dengan kemenangan ini. Sejak awal pertandingan kami memang punya banyak peluang tapi tidak berhasil mencetak gol, karena PSM bermain bertahan dan hanya mencari serangan balik,” kata Julio Banuelos.
Kemudian dari sisi PSM Makassar, Marc Klok mengaku kecewa dengan hasil yang didapat timnya di Jakarta. Meski demikian sang kapten kesebelasan masih percaya akan menang dan mengambil juara di pertandingan final leg kedua yang akan dimainkan di Stadion Andi Mattalatta, pekan depan.
“Minggu depan, kami harus menang dan mengambil juara, kami masih percaya itu,” kata Marc Klok.
Leg pertama final Piala Indonesia 2018/2019 bertepatan dengan digelarnya final kejuaraan bulu tangkis internasional, Blibli Indonesia Open 2019. Dengan venue pertandingan yang masih di satu kawasan, yakni Istora Senayan untuk bulu tangkis dan GBK untuk sepak bola, kemarin (21/7) suasana stadion utama tak kalah meriahnya dengan arena badminton.
Atribut merah khas Persija dan PSM, berbaur dengan pernak-pernik merah putih para pendukung tim bulu tangkis Indonesia, membuat suasana di kawasan GBK sore itu begitu istimewa. Dengan antusiasme tinggi, para penonton datang ke tempat pertandingan secara beramai-ramai, dan pulang dengan damai.
Memang, salah satu alat pemersatu bangsa yang paling ampuh, adalah olahraga.