Analisis

Menanti Babak Baru Karier Ezra Walian di Thailand

Beberapa hari lalu santer dikabarkan penyerang muda berdarah Indonesia-Belanda, Ezra Walian, akan segera meramaikan kompetisi kasta tertinggi di Thailand, Thai League 1. Lantas, ke manakah pemain yang kini sedang menjalani trial di Inggris itu berlabuh? Football Tribe Indonesia berbincang kepada rekan kami di Thailand yang juga menanti babak baru karier Ezra Walian.

Bersama Gian Chansrichawla dan Obb Deewajin, kali ini kami berkesempatan mengetahui bagaimana reaksi dan analisa mereka mengenai rumor yang baru-baru ini menjadi hangat diperbincangkan, baik di Indonesia maupun Thailand.

Thai League 1 sendiri sudah memasuki separuh perjalanannya musim ini. 18 dari 30 pertandingan telah dijalankan dan sang juara bertahan, Buriram United, masih bertengger di puncak klasemen.

Klub yang baru saja bekerja sama dengan raksasa Jerman, Borussia Dortmund, tersebut kemungkinan bukan menjadi klub tujuan Ezra dalam waktu dekat. Pasalnya The Thunder Castle sedang asyik menuai hasil panen dari dua penyerang muda mereka, Supachai Jaided dan Suphanat Mueanta.

Baca juga: Menengok Kerja Sama Borussia Dortmund dengan Buriram United

“Jika bicara tim yang sedang butuh penyerang saat ini, Port FC mungkin nama yang bisa dipertimbangkan,” kata Gian. Klub yang musim lalu meminjam talenta Indonesia lainnya, Terens Puhiri, ini masih ragu apakah menambah pemain atau mempromosikan beberapa talenta muda ke tim utama.

Sementara itu Obb punya pandangan lain, ia bahkan menyebut nama Chonburi FC yang bisa saja jadi opsi berlabuhnya Ezra.

The Sharks saat ini tengah butuh penyerang baru. Mereka baru saja melepas Patrick Cruz dan Lukian, serta sayap kiri Myanmar Si Thu Aung. Ezra bisa mengisi slot pemain asing Asia Tenggara, apa lagi Chonburi pernah diperkuat pemain Indonesia-Belanda lainnya, Irfan Bachdim.”

Baca juga: Jangan Sampai Ezra Walian Bernasib Seperti Pemain Naturalisasi Lain

Thai League sendiri memang mempunyai kuota pemain asing Asia Tenggara (maksimal 3 per klub dari total 7 slot pemain asing yang disediakan), namun tak banyak klub yang menggunakan jasa penyerang asing Asia Tenggara musim ini. Gian berpendapat Ezra yang merupakan produk akademi Ajax pasti bisa tampil baik seperti para pemain keturunan Eropa yang kini memadati Thai League.

“Dua kiper keturunan Eropa seperti Dang Van Lam (Muangthong United/Vietnam-Rusia) dan Michael Falkesgaard (Bangkok United/Filipina-Denmark) yang sejauh ini cukup berkontribusi untuk timnya masing-masing, maka menarik untuk menunggu penyerang keturunan Eropa seperti Ezra.”

Musim lalu ada beberapa penyerang Asia Tenggara yang mengadu nasib di Thai League, seperti sosok Javier Patino yang berkesan untuk Obb.

“Patino mungkin salah satu striker Asia Tenggara paling berbahaya di Thai League, terlebih ketika membela Buriram dulu. Sayang permainannya mulai menurun saat tak lagi sebagai juru gedor utama, terlebih kini pindah ke Ratchaburi ia juga mengalami masalah menit bermain.”

Kendati Paatino juga keturunan Eropa (Spanyol), Obb memberikan contoh lain seperti penyerang Myanmar, Aung Thu, yang musim lalu tampil cemerlang bersama Police Tero namun gagal bersinar saat direkrut Muangthong United.

Baca juga: Javier Patiño, Penyerang Filipina yang Memikat di Liga Cina

Samut Prakan City atau tidak sama sekali

Uniknya, baik Gian maupun Obb nampak setuju akan satu klub yang kemungkinan cocok untuk Ezra andai pemain berusia 21 tahun tersebut jadi meramaikan Thai League di paruh kedua musim 2019 ini. Klub itu belum banyak didengar khalayak Indonesia, yakni Pattaya United yang per musim ini bertransformasi menjadi Samut Prakan City FC.

Gian meyakini bahwa Ezra mampu mencuri satu tempat di lini depan, terlebih mayoritas pemain Samut Prakan City yang kini berada di peringkat kedua adalah pemain U-23 di bawah asuhan pelatih asal Jepang, Tetsuya Murayama yang percaya dan mampu mengembangkan talenta pemain muda.

“Samut Prakan City juga nampak ideal apa lagi Ezra merupakan pemain yang cepat dan memiliki teknik tinggi,” sambung Obb.

Ezra yang akhir musim lalu dipinjamkan ke RKC Waalwijk dari Almere City memiliki musim yang mengesankan. Usai bermain bersama tim cadangan selama 11 kali dan mencetak 3 gol, ia langsung tampil reguler di tim utama. Sayang meski tampil 17 kali dan mencetak 1 gol, pemain bertinggi 185 sentimeter ini tak lagi diperpanjang klub yang musim 2019/2020 ini berhasil promosi ke Eredivisie.

Baca juga: Ezra Walian Sudah Dua Bulan Tidak Dimainkan Almere City

Ezra yang awal musim lalu sempat dikaitkan dengan Persija Jakarta kini menjalani trial dengan Tranmere Rovers, klub kasta ketiga sepak bola Inggris. Sayang namanya tak ada dalam susunan pemain kala Tranmere digilas runner-up Liga Primer Inggris, Liverpool, dengan skor 6-0 Jumat (12/7).

Sabtu (20/7) mendatang Super Whites akan menghadapi Stoke City dalam lanjutan uji coba pra-musim. Besar kemungkinan Ezra tak akan merumput di Negeri Gajah Putih jika pelatih Micky Mellon masih menahan eks penggawa timnas Belanda U-17 ini di Prenton Park untuk merampungkan masa trial-nya bersama klub tersebut.

Maka jika Samut Prakan City atau klub Thailand mana pun tak segera memberikan penawaran resmi kepada Ezra dan agennya sebelum 19 Juni atau deadline transfer kedua Thai League, bukan tak mungkin Ezra akan kembali berkarier di Eropa selagi bisa.

Pekan kedua Liga Thailand

Situasi para pemain Indonesia di Thailand serta persaingan jelang SEA Games 2019

Tak bermain di Thailand bukanlah akhir bagi karier Ezra, siapa tahu malah dirinya lebih cepat pulang ke Tanah Air dan membela salah satu klub Shopee Liga 1 2019 di putaran kedua nanti. Namun baik saya maupun dua rekan dari Thailand, Gian dan Obb, mengamini situasi sulit yang dialami para pemain Asia Tenggara khususnya penyerang lokal di liga mereka masing-masing.

“Thai League musim ini mungkin bukan musim yang baik untuk Yanto Basna (Sukhothai) dan Victor Igbonefo (PTT Rayong), karena keduanya tidak mendapat menit bermain yang cukup,” kata Gian.

Salah satu syarat yang wajib dimiliki Ezra jika mampu bersaing di Thai League tentunya rajin mencetak gol, mengingat statusnya sebagai pemain asing Asia Tenggara dan embel-embel lulusan akademi Ajax Amsterdam akan memberikan beban tersendiri.

Baca juga: Pindah Klub, Yanto Basna Naik Kelas ke Thai League 1

Musim lalu ada beberapa nama lain yang sempat bermain di Thailand, yakni Terens Puhiri dan Ryuji Utomo. Jika Terens bermain di kompetisi kasta tertinggi bersama Port FC gagal mendapat menit bermain yang cukup, Ryuji ikut andil membawa PTT Rayong promosi dari Thai League 2 2018.

“Akan sangat senang melihat Ezra di liga kami, namun itu juga berbahaya mengingat Ezra mampu melihat calon pemain yang akan dihadapi di SEA Games nanti. Bersama Osvaldo Haay, Gian Zola dan Egy Maulana Vikri yang akan dilatih Indra Sjafri, mereka akan menjadi kuartet yang penuh kecepatan dan energi,” pungkas Obb sambil tak sabar menantikan pertemuan antara kedua negara di Manila, November mendatang.