Nasional

Juku Eja, Terima Kasih Telah Berjuang Sebaik-Baiknya

Harapan Indonesia untuk memiliki wakil yang melaju melampaui prestasi musim lalu di Piala AFC, pupus pada Rabu sore (26/6). Satu wakil tersisa, PSM Makassar, yang telah berada di fase semi-final zona Asia Tenggara tidak dapat melanjutkan langkahnya. Bermain di kandang, Pasukan Ramang tersingkir menyakitkan.

PSM Makassar memulai pertandingan dengan beban mengejar agregat satu gol usai di pertandingan sebelumnya mereka takluk di kandang lawan, Becamex Binh Duong. Untuk itu seluruh pemain terbaik diturunkan Darije Kalezic, karena gol cepat tentu diharapkan untuk mempermudah langkah mereka.

Memasang target membobol gawang lawan dengan setidaknya satu gol di babak pertama, yang terjadi adalah sebaliknya. Di akhir babak pertama gawang Rivky Mokodompit robek melalui skema tendangan penjuru. Gol tidak terduga dan tentu saja tidak diharapkan tuan rumah, karena artinya mereka harus menciptakan tiga gol tanpa kembali kemasukan di babak kedua.

“Kami dominan di laga ini, dari dominasi itu, kami juga menciptakan banyak kesempatan. Di babak pertama, setidaknya kami harus unggul 1-0, tapi sayangnya kami malah kebobolan di akhir babak pertama dari situasi serangan penjuru. Itu golnya bagus,” ujar Darije Kalezic dalam jumpa media usai pertandingan.

Baca juga: Piala AFC 2019: PSM Berlayar Pulang Dari Kompetisi Asia

Situasi itu juga yang membuat sang pelatih kepala memutuskan mengganti gelandang dengan penyerang. Disampaikan olehnya, itu bertujuan untuk memberikan tekanan ke depan karena mereka butuh tiga gol. Secara strategi, mereka harus terus memberikan tekanan dan tekanan.

Semua memang membuahkan hasil. Dua gol mampu diciptakan. Sayangnya semua masih belum cukup. Meski menang, PSM Makassar tetap tersingkir. Gol ketiga yang diinginkan nampak tidak berkenan hadir untuk menghantarkan mereka ke final zona Asia Tenggara.

Tapi apapun hasilnya, Pasukan Ramang layak mendapat pujian. Mereka telah berjuang sebaik-baiknya. Seperti diutarakan sang nakhoda, sebagai wakil Indonesia pemainnya telah mempersembahkan sesuatu yang bagus di mata pencinta sepak bola Indonesia.

“Pertandingan baru saja selesai dan saya bangga pada semua pemain saya hari ini. Itu adalah reaksi pertama, jujur dari hati saya. Saya kira para pemain saya sudah mewakili Indonesia dan mempersembahkan sesuatu yang bagus di mata pencinta sepak bola Indonesia dan mereka layak mendapat pujian,” ujar Kalezic.

Baca juga: Wawancara: Hendra Wijaya dan Totalitasnya

Pun yang dikata kapten PSM Makassar, Wiljan Pluim. Pemain dengan kewarganegaraan Belanda tersebut merasa bangga dengan rekan-rekannya. Meski dalam beban berat dan mental yang menurun, mereka masih mampu unggul dalam permainan dan menciptakan banyak peluang.

“Saya bisa katakan saya bangga kepada rekan setim saya. Kami unggul dalam permainan, kami menciptakan banyak kesempatan, tapi kami tertinggal 0-1 di akhir babak pertama. Itu jadi beban pikiran kami. Lazimnya mental pemain akan menurun jika seperti itu,” kata gelandang PSM, Wiljan Pluim.

Hasil ini mengulang pencapaian Persija Jakarta musim lalu, tapi tentu saja ini bukanlah hasil yang diharapkan seluruh tim. Ada kececewaan mendalam yang dirasakan.

Selepas keluar dari ruang ganti, mata seluruh pemain nampak berkaca-kaca. Mereka hanya tertunduk berjalan menuju bus yang akan mengantarkannya kembali ke penginapan. Bahkan ketika beberapa awak media mencoba berbincang, sebagian memilih berlalu tanpa kata.

Baca juga: Eero Markkanen dan Optimisme Baru Juku Eja

Tapi apapun hasilnya, terima kasih telah berjuang sebaik-baiknya. Berlayarlah kembali ke Makassar untuk beristirahat sejenak di sana. Sandarkanlah kapal sembari terus memantau angin.

Terima kasih Juku Eja, telah membawa bendera Indonesia di kancah Asia. Semoga tahun depan, kalian atau siapapun yang lolos ke kompetisi Asia, bisa meraih pencapaian yang lebih baik.