Bila ada orang bilang padamu kalau nomor tujuh terbaik yang dimiliki Real Madrid adalah Cristiano Ronaldo, kamu sebaiknya memaklumi. Orang itu mungkin terlalu muda untuk tahu bahwa sebelum kapten Portugal itu tiba di Santiago Bernabeu, ada satu pemain besar yang memakainya.
Spanyol mengenalnya sebagai Raul Gonzalez, tapi publik Bernabeu menyebutnya dengan agung sebagai pangeran.
Sebelum Ronaldo, nomor punggung tujuh memang jadi milik Raul. Hanya ada empat pemain dalam sejarah panjang Real Madrid yang pernah memakai nomor punggung tersebut. Selain Raul dan Ronaldo, ada Juanito Maravilla dan Joseito.
Tapi menyebut Ronaldo sebagai nomor punggung tujuh terbaik Real Madrid tentu kurang tepat. Ia memang salah satu yang terbaik di dunia, tapi bila bersanding dengan Raul, Ronaldo kurang sebanding. Setidaknya, publik Bernabeu tak pernah memberi siulan mereka pada sang pangeran, bukan?
Andai Jesus Gil, mantan presiden Atletio Madrid, tak menutup operasional akademinya karena krisis keuangan, pendukung Madrid tak akan menemui sang pangeran berseragam putih khas Los Blancos.
Raul adalah bagian dari akademi Atleti yang terpaksa ditutup karena masalah keuangan, dan sebagai putra asli Madrid, opsi terbaik yang tersisa baginya adalah menyeberang ke Real. Lalu seperti kata orang-orang kemudian, the rest is history.
Baca juga: Raul Gonzalez, Pangeran Sejati Real Madrid
Raul menembus semua jenjang umur di akademi El Real dengan mulus. Ia bertalenta, kharismatik, dan tajam. Fernando Hierro, konon memberinya julukan sebagai El Ferrari, karena Raul begitu bertalenta, memiliki teknik yang baik, cepat dan sangat tajam.
Begitu membuat debut bersama tim utama Real Madrid pada tahun 1994, Raul seolah ditakdirkan untuk menjadi pemain kesayangan publik Bernabeu.
Ia tentu dipanggil ‘pangeran’ bukan tanpa sebab. Selain putra asli Madrid, walau sempat membela Atleti di karier juniornya, Raul begitu populer di Bernabeu. Ia dicintai tak hanya sebagai pemain dan penyerang terbaik El Real, tapi juga sebagai ikon.
Bersama Iker Casillas, Raul termasuk sebagai dua pemain yang pada tahun 2008 lalu diberi keistimewaan berupa ‘kontrak seumur hidup’ yang otomatis akan selalu memperbarui jangka panjang kontraknya, asal kedua pemain terlibat dalam 30 pertandingan semusim.
Walau kita kemudian tahu Raul hengkang ke Schalke dan Casillas berlabuh di Porto, mereka berdua adalah pemain kesayangan publik Bernabeu. Sesuatu yang mungkin, belum didapatkan sepenuhnya oleh Cristiano Ronaldo hingga akhir kariernya di ibu kota Spanyol.
Kepergiannya ke Schalke memang disesalkan, sekaligus membuktikan bahwa Madrid bukan tempat yang hangat bagi para legendanya. Tapi, Raul adalah sosok pemain yang memiliki tingkat profesionalitas terbaik.
Di Schalke, ia masih memberikan apa yang dulu diberikannya pada El Real. Penyerang tajam dengan insting gol yang baik. Raul juga yang konon disebut Julian Draxler, sebagai salah satu mentor terbaik di atas lapangan yang membantunya berkembang menjadi lebih baik.
Di hari ia meninggalkan Schalke, pihak klub sempat memutuskan akan memensiunkan nomor punggung tujuh untuk jangka waktu yang tak ditentukan. Salah stau gestur yang luar biasa untuk tim yang hanya disinggahi sang pemain selama dua tahun.
Walau akhirnya nomor tersebut diberikan kepada Max Meyer kemudian, Schalke memberi salah satu bukti bahwa kharismatiknya sosok Raul di dunia sepak bola pantas disandangkan dengan pesona Paolo Maldini bagi AC Milan.
Rumah Raul adalah Madrid dan memang sudah sepantasnya ia begitu disegani di Bernabeu. Walau tak lagi bermain, ia adalah putra terbaik Madrid dan publik Bernabeu yang kritis dan menyebalkan itu dengan senang hati selalu menjunjung eks pemain dan kapten terbaik mereka.
Ronaldo mungkin membawa Real Madrid memenangi banyak gelar bergengsi dibanding Raul, tapi pemilik nomor tujuh terbaik di Los Galacticos hanya Raul Gonzalez, sang pangeran sejati.
Selamat ulang tahun, Raul. Life begins at forty!
*Artikel ini diunggah ulang dengan penyesuaian dari tulisan Isidorus Rio Turangga untuk memperingati hari ulang tahun Raul yang ke-42.