Kolom

Raul Gonzalez, Pangeran Sejati Real Madrid

Jika Anda sempat menyaksikan kehebatan Raul Gonzalez Blanco, maka Anda merupakan penikmat sepak bola yang beruntung. Legenda sepak bola Spanyol ini adalah salah satu penyerang paling sempurna yang pernah dimiliki Negeri Matador.

Raul lahir di kawasan San Cristobal di Madrid pada tanggal 27 Juni 1977. Bakatnya mulai tercium ketika ia direkrut tim junior Atletico Madrid pada tahun 1990. Namun, beberapa tahun kemudian ia pindah ke akademi Real Madrid hingga akhirnya pada tahun 1994, ia menandatangani kontrak dengan Real Madrid C.

Ia memulai kariernya di musim 1994/1995 bersama Real Madrid C dengan mencetak 13 gol dalam tujuh pertandingan. Penampilan spektakuler ini membuat pelatih tim senior Real Madrid kala itu, Jorge Valdano, mempromosikannya ke tim utama. Inilah awal mula cerita Raul sebagai legenda.

Raul akhirnya tampil bagi tim utama Real Madrid pada tahun 1994, dalam usia 17 tahun 24 hari. Ia memecahkan rekor sebagai pemain termuda yang pernah berseragam Los Blancos.  Uniknya, pada pertandingan tersebut ia menggantikan pemain legendaries, Emilio Butragueno, pemenang enam gelar La Liga bersama Real Madrid. Selain itu, Raul juga menjadi satu dari sedikit pemain yang melesat ke tim utama Real Madrid dari Real Madrid C tanpa melewati Real Madrid B.

Seolah tak bisa lepas dari berbagai milestone ikonik, Raul mencetak gol pertamanya di tim senior menghadapi rival sekota, Atletico Madrid, pada bulan November 1994. Para pendukung Real Madrid kemudian menghubung-hubungkan kemunculan Raul sebagai tamatnya karier Butragueno. Mereka berkesimpulan bahwa sudah muncul seorang pangeran baru untuk menggantikan sang legenda.

Di penghujung musim 1994/1995 itu, Raul mencetak total sembilan gol dalam 28 pertandingan, cukup impresif untuk anak muda berusia delapan belas tahun. Di musim tersebut, Real Madrid keluar sebagai juara La Liga. Gelar tersebut mereka pertahankan di musim selanjutnya, dan Raul tetap menjadi salah satu aktor penting keberhasilan tersebut, di mana ia mencetak 21 gol.

Musim 1997/1998 pasti tak akan dilupakan pemain bernomor punggung 7 ini. Di musim tersebut, Los Blancos sukses keluar sebagai juara Liga Champions dengan mengalahkan Juventus di final. Raul sendiri bermain 90 menit sebelum digantikan Jose Amavisca di injury time.

Pada usia 22 tahun, yaitu pada tahun 1999, Raul sudah masuk ke tim terbaik dunia versi International Federation of Football History & Statistics (IFFHS). Lalu, Real Madrid memenangi dua gelar paling bergengsi di Eropa, Liga Champions, dua kali lagi pada tahun 2000 dan 2002. Hebatnya, ia mencetak gol di dua final tersebut, masing-masing menghadapi Valencia dan Bayer Leverkusen.

Di Liga Spanyol, ia memenangi total enam gelar juara bersama El Real. Sayangnya, ia sama sekali tak pernah merasakan nikmatnya juara Piala Raja Spanyol (Copa del Rey). Setelah Real Madrid menemukan sosok idola baru dalam diri Cristiano Ronaldo, Raul pun memutuskan untuk berpindah klub.

Sampai sekarang, ia masih memegang rekor penampilan untuk Real Madrid dengan 741 pertandingan. Ia juga menjadi pencetak gol terbanyak Real Madrid sepanjang masa, dengan rekor 323 gol, melewati rekor legenda El Real, Alfredo di Stefano, sebelum akhirnya dipecahkan rekornya oleh, ya siapa lagi, selain Cristiano Ronaldo, si pewaris nomor punggung 7 milik pangeran Madrid tersebut.

Schalke 04 di Bundesliga Jerman kemudian menjadi perhentiannya. Datang pada usianya yang ke-33 tak membuat kehebatannya pudar. Ia masih sanggup mencetak 28 gol dari total 66 penampilan bersama Schalke. Yang paling tak terlupakan oleh para suporter Schalke adalah kontribusinya dalam membawa klub Jerman tersebut ke semifinal Liga Champions 2011. Selain itu, Raul dan kawan-kawan juga sukses menjuarai Piala Jerman (DFB Pokal) pada musim yang sama.

Kepergian Raul dari klub tersebut pada tahun 2012 sempat membuat Schalke mengabadikan nomor 7 mereka untuk mengenang jasa-jasa pemain berjulukan ‘El Ferrari’ tersebut. Di penghujung kariernya, Raul sempat membagi pengalamannya di Liga Qatar bersama Al Sadd dan klub NASL, New York Cosmos. El Ferrari akhirnya resmi gantung sepatu pada tahun 2015 dalam usia 38 tahun.

Di tim nasional, Raul juga merupakan legenda. Ia adalah pencetak gol terbanyak bagi tim nasional Spanyol sebelum rekornya dilampaui David Villa pada bulan Maret 2011. Sayang, meski tampil di tiga edisi Piala Dunia, yaitu pada tahun 1998, 2002 dan 2006, Raul tak mampu membawa La Furia Roja berprestasi. Ironisnya, justru ketika ia mundur dari tim nasional, barulah Spanyol memasuki masa-masa kejayaan dengan memenangi dua gelar juara Piala Eropa (2008 dan 2012) dan Piala Dunia (2010).

Selain jiwa kepemimpinannya dan kemampuan mencetak golnya yang melegenda, ada satu hal lain yang patut diteladani dari seorang Raul. Ia sama sekali tak pernah menerima kartu merah sepanjang karier profesionalnya, baik di klub maupun tim nasional.

Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.