Suara Pembaca

Anomali Timnas Argentina

Argentina, sebuah negara yang terletak di selatan benua Amerika. Negeri yang terkenal dengan sebuah tarian, Ya tarian Tango namanya. Tarian yang sudah mendunia. Tidak hanya tarian, negeri ini juga memiliki andalan di dunia olahraga yaitu sepak bola.

Di Argentina sepak bola olahraga paling populer, dengan liga yang menjadi salah satu terbaik di Amerika Latin, serta dua klub yang mempunyai prestasi internasional cukup mentereng, yakni River Plate dan Boca Juniors. Negara ini juga mempunyai dua trofi Piala Dunia, dan dua trofi Copa America (dalam format Ccopa America dari tahun 1975).

Baca juga: Bermain Bersama Legenda di Boca Juniors

Terakhir kali Tim Tango mengangkat trofi Piala Dunia adalah tahun 1986, Ya, 33 tahun yang lalu dengan seorang legenda sepak bola dunia bernama Diego Armando Maradona. Untuk trofi Copa America terakhir kali mereka mengangkatnya tahun 1993 di Ekuador.

Argentina sebagai negara tradisional sepak bola banyak melahirkan pemain-pemain kelas wahid, bahkan sampai berlebel pemain terbaik dunia dengan bintang 5. Sebut saja pada masa klasik seperti Alfredo Di Stefano, Mario Kempes, dan Diego Armando Maradona.

Medio 1990an-sampai awal 2000-an muncul Gabriel Omar Batistuta, Hernan Crespo, Pablo Aimar, Juan Riquelme, Javier Saviola, bahkan bek tangguh Roberto Ayala.

Di era sepak bola modern kembali muncul pemain-pemain berlabel bintang seperti Sergio Aguero, Gonzalo Higuain, Carlos Tevez, Angel Di Maria, Paulo Dybala, dan sang mega bintang yang di sebut salah satu pemain terbaik sepajang sejarah sepak bola dunia, Lionel Messi.

Baca juga: Siapa Sih Sebenarnya Maximiliano Meza?

Argentina di masa modern dan milenial saat ini banyak memunculkan pesepak bola berbakat, terlebih di posisi penyerang. Namun pada faktanya Le Albiceleste era modern nihil gelar juara yang dapat dibawa pulang ke tanah Argentina.

Prestasi terbaik Tim Tango di era modern adalah empat kali runner-up Copa America (2004, 2007, 2015, 2016). Dalam dua edisi terakhir (2015 & 2016) mereka nyaris menjadi juara.

Pada ajang Piala Dunia prestasi terbaik Argentina di era modern adalah runner-up di tahun 2014 setelah kalah dramatis dari Jerman.

Lantas apa yang membuat timnas Argentina selalu gagal dalam beberapa kejuaraan internasional, sedangkan timnya dihuni oleh pemain-pemain top dunia yang berkompetisi di liga-liga Eropa? Bahkan sampai membawa klubnya menjadi juara dan meraih gelar pemain terbaik maupun top skor di ajang komepetisi domestik maupun kontinental.

Berikut faktor kemungkinan timnas Argentina nihil prestasi di era sepak bola modern:

Baca juga: Bagaimana Kalau Sebenarnya yang Busuk adalah Argentina, bukan Lionel Messi?

Keseimbangan tim

Argentina di era modern saat ini jelas terlihat memiliki banyak penyerang kelas dunia berlabel top skor di klub mereka masing-masing, sebut saja Sergio Aguero di Manchester City, Mauro Icardi di Inter Milan, dan tentu saja La Pulga Lionel Messi di Barcelona yang meraih El Pichichi (top skor LaLiga) serta top skor Liga Champions 2018/2019.

Selain nama-nama di atas masih ada pemain muda potensial lainnya. Paulo Dyba (Juventus), Lautaro Martinez (Inter Milan), Cristian Pavon, dan jangan dilupakan penyerang yang baru-baru ini mengumumkan pensiun di timnas Argentina, Gonzalo Higuain, yang pernah menyabet top skor di Serie A bersama Napoli dan Juventus.

Yups, di era modern saat ini Argentina memiliki stok penyerang yang berlimpah dengan kemampuan di atas rata-rata. Sementara di posisi lainnya kekurangan pemain berlabel bintang dunia.

Di lini tengah tidak ada lagi sosok pemain seperti Juan Roman Riquelme dan Pablo Aimar yang bisa menjadi motor serangan tim dalam membangun serangan, dan gelandang bertahan seperti Estaban Cambiasso. Praktis gelandang Argentina sekarang yang bermain di tim top Eropa hanya Lucas Biglia (AC Milan) dan Ever Banega (Sevilla) yang mempunyai jam terbang tinggi di level internasional.

Baca juga: Juan Roman Riquelme, seperti Memegang Satu Remote untuk Menonton Banyak Acara di Televisi

Akan tetapi konsistensi bermain yang menjadi sebuah pertanyaan. Di sektor pertahanan tidak ada lagi bek tengah seperti Roberto Ayala dan Walter Samuel yang kokoh kuat menjadi baris pertahanan terakhir yang mampu memberi komando.

Tentu ini akan menjadi pekerjaan rumah untuk pelatih yang menangani Le Albiceleste, membuat kerangka tim yang memiliki keseimbangan dan kedalaman tim yang kuat.

Lionel Messi

Lionel Messi mega bintang sepak bola dunia dengan raihan lima Ballon D’Or sudah tidak diragukan lagi performanya bersama Barcelona. Namun ketika bermain di timnas, seakan seorang diri mengangkat trofi bagi tanah kelahirannya.

Padahal di Argentina ada banyak pemain bintang terlebih penyerang untuk bisa mencetak gol, Tapi yang kita lihat Messi-lah yang menjadi motor penggerak dan pencetak gol untuk tim.

Jadi pertanyaannya sekarang, ‘’Lionel Messi untuk Argentina atau Argentina untuk Messi dalam strategi permainan tim?‘’

Baca juga: Lini Belakang yang akan Membawa Mimpi Buruk bagi Argentina di Piala Dunia 2018

Strategi permainan tim

Dihuni oleh beberapa bintang top dunia yang bermain dalam satu tim, tentu bisa menjadi keuntungan bagi tim tetapi juga menjadi risiko negatif dalam skema permainan maupun keharmonisan dalam tim. Dengan banyaknya juru gedor berkualitas dunia yang dimiliki, tentu strategi yang dimainkan adalah ofensif.

Sayangnya, daya ledak lini depan Tim Tango tidak didukung dengan kreativitas lini tengahnya. Kalaupun Messi menjadi gelandang serang, dia juga butuh seorang gelandang yang bisa menemani dan membuatnya merasa nyaman dan aman dengan bola di kakinya.

Ketika bermain di Barca, Messi ‘’terselamatkan’’ dengan hadirnya Xavi Hernandez, Andres Inesta, Sergio Busquet, dan Ivan Rakitic. Maka pertanyaan yang kembali muncul adalah, “Lionel Messi untuk Argentina atau Argentina untuk Messi dalam strategi permainan tim?”.

Pastinya publik sepak bola Argentina menanti gelar juara yang sudah lama tak mereka dapatkan, dengan status negara tradisional sepak bola. Pun bagi fans Lionel Messi, yang menunggu sang mega bintang dapat mempersembahkan gelar juara untuk negaranya, agar dapat memenuhi kepingan puzzle prestasi, tak lain dan tak bukan adalah gelar juara bagi timnas Argentina.