Cerita

M. Supriadi Menggapai Mimpi

Nama Moch. Supriadi menjadi satu di antara 28 nama pemain Persebaya Surabaya musim ini. Meski masih berada di Inggis untuk mengikuti program Garuda Selection, Supriadi turut diperkenalkan secara resmi pada Sabtu malam (11/5). Di launching skuat The Green Force di Gelora Bung Tomo, arek Suroboyo asli itu diperkenalkan via tayangan video.

Nama Supriadi sebelumnya melesat usai menjadi pahlawan Indonesia ketika menjuarai Piala AFF U-16 tahun lalu. Pemain asal Rungkut, Surabaya, ini langsung mencuri panggung di pertandingan pertama. Kala Indonesia menghadapi Filipina di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo, 29 Juli, gol dibuatnya pada menit kedua. Gol pertama sekaligus awal pesta Garuda Muda yang menang 8 gol tanpa balas.

Supriadi mulai dikenal publik bukan hanya berkat permainan apik di lapangan. Kisah kecepatan, kelincahan, hingga penyelesaian akhir dibumbui kisah-kisah lain di luar lapangan. Mulai dari perkenalannya dengan sepak bola, hingga kisah sepatu Rp 30 ribu, menjadi perbincangan yang mengiringi prestasinya.

Supriadi kecil berkenalan langsung dengan sepak bola secara tidak sengaja. Banyak dikisahkan, Supriadi semula hanya membantu sang ibu berjualan es di Lapangan Rungkut yang tak jauh dari rumahnya.  Dari sana ketertarikan akan sepak bola mulai muncul, hingga akhirnya sang ibu mendaftarkan Supri kecil untuk bergabung dengan Rungkut FC.

Baca juga: Di Usia Muda, Gelar Juara bukan Tujuan Utama

Di Rungkut FC perkembangan sepak bola Supri melesat. Ia sering kali terpilih menjadi bagian tim untuk mengikuti turnamen. Namun masalah kemudian kembali hadir. Untuk mengikuti turnamen, ada jumlah uang yang tidak sedikit bagi keluarga Supriadi yang harus disetorkan.

Mulai dari mencari pinjaman, hingga menjual baju-baju bekas dilakukan orang tua Supriadi demi anaknya dapat mengikuti turnamen dan terus dapat menikmati sepak bola. Ditambah kondisi bapaknya yang mulai sakit-sakitan membuat semua semakin berat.

Tapi Supriadi membayar semua pengorbanan orang tuanya dengan terus berprestasi. Dengan penampilan apiknya mengantarkan anak Rungkut lolos seleksi Timnas U-16 bahkan hingga menggenggam prestasi tertinggi.

Kisah lain yang sering didengar tentang Supriadi adalah kisah sepatu seharga Rp 30 ribu. Sebagai anak penjual es dan kuli bangunan, tidak mudah bagi Supri untuk sekadar membeli sepatu sepak bola. Padahal sepatu adalah keperluan utama baginya yang mulai meniti perjalanan bersama Rungkut FC.

Baca juga: Jerat dalam Prestasi Sepak Bola Usia Dini

Dengan kesulitan yang ada, Supri tetap berjuang bahkan hingga harus menyisihkan uang jajan. Rp 2.000 selalu disimpan setiap harinya. Namun karena kebutuhan sepatu semakin mendesak, dan uang yang terkumpul barulah Rp 30 ribu, Supri memutuskan membeli sepatu termurah dengan uang yang ada.

Sepatu seharga Rp 30 ribu itu memang dapat digunakan, namun dengan kualitasnya, sepatu cepat rusak. Melihat kondisi tersebut orang tua Supriadi hanya bisa membesarkan hati anaknya. Tidak jarang Supri kecil merasa iri melihat sepatu teman-temannya yang berharga mungkin sepuluh kali lipat dari miliknya.

Kalsum, ibundanya, menguatkan, sepatu bukanlah hal yang penting, melainkan kemampuan bermain di lapangan, dan dapat mencetak gol yang lebih utama.

Uniknya kesederhanaan Supriadi terbawa hingga kini. Ketika telah memiliki banyak sepatu bagus, sepatu sederhana yang biasa-biasa saja tetap menjadi pilihan. Tidak jarang ia mengaku sayang mengenakan sepatu bagus untuk latihan.

Baca juga: Lempar Boneka: Upaya Bonek Melawan Stigma

Sebagai anak asli Surabaya, membela Persebaya merupakan cita-cita si anak penjual es. Bahkan tidak lama setelah menjuarai Piala AFF U-16 tahun lalu, ketika ditemu teman-teman emosijiwaku.com, Supriadi mengungkapkan keinginannya untuk membela Persebaya.

“Saya ingin gabung Persebaya setelah lulus SMA,” ujarnya kepada emosijiwaku.com.

Kini satu cita-cita si anak pejuang yang sederhana telah tercapai. Sabtu lalu secara resmi ia diperkenalkan sebagai anggota tim yang dibanggakannya.

”Membela Persebaya adalah cita-cita saya. Saya bangga bisa berseragam Persebaya tahun ini,” kata Supriadi, dikutip dari laman resmi Persebaya.

Dengan nomor punggung 11, Supriadi diharapkan akan menjadi pemain yang menonjol dan terus berprestasi untuk kota kelahirannya.