Sebuah buku kembali diluncurkan oleh pengamat sepak bola yang juga menjadi redaktur Jawa Pos, yaitu Sidiq Prasetyo.
Pria kelahiran Surakarta pada 30 September 1974 ini seakan haus untuk terus menulis, yang sebelumnya telah meluncurkan buku dengan judul “NIAC MITRA: Klub Karyawan yang Juara Galatama”.
Tepat pada hari Senin siang (15/04) sekitar pukul 13.00 WIB di Rumah Dinas Wakil Walikota, acara peluncuran buku “The Champions Persebaya Sang Juara” dilakukan. Acara ini dihadiri oleh Wisnu Sakti Buana sebagai Ketua Panpel Persebaya, Candra Wahyudi sebagai manajer Persebaya, dan Ram Surahman sebagai Sekretaris Persebaya.
Tidak lupa juga sederetan legenda Bajul Ijo juga turut hadir. Terlihat legenda Bajul Ijo mulai dekade tahun 1977 sampai tahun 2004 seperti Rudy William Keltjes, Nanang, Muharrom Rusdiana, Maura Hally, Yongky Kastanja, Mat Halil, Endra Prasetya, Dedy Sutanto, dan Bejo Sugiantoro.
Acara launching ini dipandu oleh Ram Surahman yang kemudian berlanjut dengan sambutan oleh Wisnu Sakti Buana dan Candra Wahyudi, serta Sidiq Prasetyo sekaligus memberikan sedikit penjelasan dan alasan menulis buku tersebut.
Menurut Sidiq, buku tersebut berisi foto dan cerita dari para legenda Bajul Ijo mulai tahun 1977 sampai 2004 yang tentu cerita tersebut bisa memberikan semangat dan motivasi bagi para pemain Persebaya saat ini yang segera bersiap menyambut datangnya Liga.
“Terdapat dua hal yang menjadi inti tulisan di buku saya, yaitu bisa memberikan semangat dan motivasi melalui cerita dari para legenda serta menjadi pengingat juga bagi generasi muda saat ini,” ucapnya.
Para legenda yang datang juga diberikan kesempatan untuk bisa memberikan cerita atau pendapat mengenai buku tersebut.
Baca juga: Lempar Boneka: Upaya Bonek Melawan Stigma
Salah satu yang berbicara adalah Rudy William Keltjes, legenda yang turut mengantarkan Persebaya menjadi juara di era Perserikatan tahun 1977/1978. Beliau memberikan pendapat bahwa jika sudah bermain di Persebaya jangan pernah main-main, baik itu pelatih atau pemain dan jangan pernah khianati Persebaya.
“Saya berasal dari kampung di Situbondo dan saya ingin sekali bermain di Persebaya, namun orang tua saya melarang terutama Papi, sehingga suatu waktu saya kabur karena keinginan kuat saya untuk bermain di Persebaya. Jadi jangan pernah khianati atau lukai Persebaya. Jika ada yang melakukan hal tersebut saya orang pertama yang akan menemuinya,” ucapnya.
Penulisan buku tersebut menjadi kebanggaan tersendiri bagi Sidiq Prasetyo karena tidak begitu mudah jalan atau proses untuk bisa mengumpulkan berbagai data dari para legenda Bajul Ijo. Kesulitan yang ditemui adalah posisi dari para legenda ini yang sudah berada di luar kota, sehingga cukup memakan waktu dan tenaga.
“Saya pernah naik kereta ekonomi pagi sekali untuk menuju ke Malang untuk bisa menemui salah satu legenda Persebaya, untung saja lokasi rumahnya tidak jauh dari stasiun” ucapnya.
Semangat dan motivasi dari para legenda Bajul Ijo semoga bisa menjadi pelecut bagi para pemain Persebaya saat ini. Persebaya bisa menjadi klub yang disegani oleh lawan dan mencapai prestasi terbaik di kancah persepakbolaan nasional.
Sambutan Wisnu Sakti Buana selaku Panpel Persebaya
Deretan legenda Bajol Ijo dari masa ke masa
Foto bersama Sidiq Prasetyo tengah memakai jaket Persebaya