AC Milan berhasil menang telak 3-0 atas Empoli. 3 gol Milan dicetak Hakan Calhanoglu, Franck Kessie, dan tentunya sang pujaan hati para Milanisti saat ini, yakni Krzysztof Piatek. Anak asuh Gennaro Gattuso ini sebenarnya bisa unggul 4 gol, andai gol Lucas Paqueta tak dianulir wasit melalui VAR.
Ini merupakan kemenangan ketiga beruntun di Serie A, sekaligus menjadi 8 pertandingan berturut-turut mereka tanpa menelan kekalahan di liga domestik. Terakhir kali klub yang bermarkas di San Siro ini menelan kekalahan adalah saat dikalahkan Fiorentina 0-1 dua bulan yang lalu. Dengan hasil ini, Milan tetap berada di peringkat 4 klasemen dengan 45 poin, hanya berjarak satu poin dengan rival sekota, Inter Milan di posisi ketiga.
Performa apik Milan di beberapa pertandingan terakhir sangat terpengaruh dari datangnya dua pemain anyar mereka, Lucas Paqueta dan Krzysztof Piatek.
Piatek, senjata baru I Rossoneri
Krzysztof Piatek didatangkan Milan dari Genoa dengan mahar 35 juta euro. Penyerang asal Polandia ini mencetak 13 gol dari 19 pertandingannya bersama Genoa di paruh musim pertama Serie A. Piatek sendiri direkrut ke kota Milan demi mengisi posisi yang ditinggalkan Gonzalo Higuain ke klub Liga Primer Inggris, Chelsea.
Pemain berjuluk pistolerro ini langsung berhasil merebut hati para Milanisti. Ia menjelma jadi senjata baru di lini depan Milan, sejauh ini. Piatek selalu mencetak gol di 5 pertandingan Milan disemua kompetisi, dengan sukses mengemas 7 gol (2 gol di Coppa Italia, & 5 gol di Serie A) dalam total 6 pertandingan yang ia mainkan selama berkostum merah-hitam.
Dengan raihan tersebut, Piatek berada di posisi kedua daftar top skor sementara Serie A dengan 18 gol di bawah Cristiano Ronaldo yang mengoleksi 19 gol.
Baca juga: Dijual: Tisu Toilet Cristiano Ronaldo
Tak hanya sampai di situ, Piatek pun berhasil memecahkan dua rekor baru, yakni sebagai pemain Milan tercepat yang mampu mencetak 6 gol sejak laga debutnya dengan waktu 310 menit, melewati catatan yang sudah bertahan selama 70 tahun milik Gunnar Nordahl dengan 419 menit.
Tak hanya Nordahl, tapi rekor Piatek ini juga melewati nama-nama beken seperti Mario Balotelli dan Oliver Bierhoff. Teranyar, Piatek berhasil menyamai capaian Oliver Bierhoff, dengan selalu mencetak gol di empat laga awal sebagai starter.
Piatek berhasil menjadi idola baru publik San Siro, bahkan kata-kata “pum-pum-pum” dan gerakan seolah menembakkan dua buah pistol yang sering ia lakukan ketika melakukan selebrasi gol, menjadi tren tersendiri bagi para Milanisti.
Piatek pun berhasil membuat Milan melupakan Gonzalo Higuain yang selalu jadi pilihan utama di paruh musim pertama sebagai ujung tombak, bahkan banyak yang menganggap penyerang berusia 23 tahun ini sebagai Andriy Shevchenko baru.
Baca juga: Andriy Shevchenko dan Ingatan yang Pendek
Lucas Paqueta, mengubah warna permainan AC Milan
Tak cuma Piatek, tapi rekrutan anyar Milan lainnya, Lucas Paqueta, juga berhasil mendapatkan tempat di tim inti dan di hati para Milanisti.
Paqueta didatangkan Milan dari Flamengo dengan harga yang sama dengan Piatek, yakni 35 juta euro. Kedatangan Paqueta sendiri pada awalnya sangat diharapkan akan mampu menyamai sekaligus menjadi Ricardo Kaka baru, mengingat mereka memiliki posisi dan kewarganegaraan yang sama.
Bisa dibilang, Il Diavolo Rosso memang belum punya sosok pengganti yang sepadan dengan Kaka, sejak ia meninggalkan Milan pertama kali saat hijrah ke Real Madrid pada 2009 lalu. Kehadiran Paqueta diharapkan bisa mengobati rasa rindu mereka akan sosok Ricardo Kaka, dengan setidaknya mampu kembali mengangkat permainan serta prestasi tim.
Capaian Paqueta memang tak sementereng Piatek, tapi Paqueta menjadi salah satu faktor kunci penampilan Milan akhir-akhir ini, sekaligus menjadi kekuatan utama Milan di lini tengah, bersama Bakayoko dan Kessie. Hadirnya pemain berusia 21 tahun ini mampu mengisi kekosongan yang ditinggalkan Giacomo Bonaventura akibat cedera.
Tak hanya itu, gaya permainan Paqueta yang skillful mampu memberikan warna baru di lini tengah, dan bagi permainan Milan secara keseluruhan. Ia memang mengisi posisi yang ditinggalkan Bonaventura, namun dengan gaya permainannya yang berbeda, di mana Bonaventura lebih berkarakter spartan dan eksplosif, membuat kehadiran pemain asal Brazil ini menjadi warna tersendiri.
Apalagi kombinasinya dengan Bakayoko sebagai regista, dan Franck Kessie yang powerful membuat kombinasi ini menjadi yang pas sejauh ini.
Kebijakan transfer Milan di bursa transfer musim dingin ini berhasil membawa perubahan bagi performa anak asuh Gennaro Gattuso. I Rossoneri terus merangsek ke papan atas klasemen, dan berhasil bercokol di zona Liga Champions sampai tulisan ini diunggah.
Datangnya Paqueta dan Piatek yang diharapkan bisa menjadi Kaka dan Shevchenko baru, mampu berbuah maksimal.
Inikah titik awal kebangkitan Milan? Bisakah Milan kembali menjadi salah satu kekuatan yang diperhitungkan di Serie A dan Eropa? Kita tunggu saja.
*Penulis adalah seorang Milanista. Bisa dijumpai di akun Twitter @fajar_april14