Pemain yang berlaku curang sering memiliki ego yang besar dan penempatan posisi yang salah dalam menentukan keberhasilan yang berkaitan dengan orang lain. Pemain yang mengutamakan ego cenderung menipu dan menjatuhkan orang lain.
Misalnya, apa yang anda lakukan jika lawan menendang anda? Tentunya anda akan membalas menendangnya bahkan lebih keras, atau dengan cara sedikit “pintar”, salah satunya dengan membuat mereka mendapatkan masalah, sementara anda bisa keluar dari masalah, yaitu dengan melebihkan reaksi atau memanipulasi kontak fisik.
Perilaku seperti ini banyak ditemui di sepak bola, dan 11 pemain berikut ini adalah contohnya:
Kiper: Harald “Toni” Schumacher
Semi-final Piala Dunia 1982 adalah panggung bagi Harald Schumacher atau biasa disebut dengan panggilan Toni. Schumacher kala itu “meremukkan” Battiston. Badannya ditabrakkan ke arah Battiston hingga menyebabkan tanggalnya tiga gigi dan koma sesaat bek Prancis ini. Namun ironisnya Schumacher luput dari hukuman apapun dari sang pengadil.
Bek: Andoni Goikotxea
Tiga bulan lamanya Diego Maradona harus menepi dari lapangan hijau untuk memulihkan cedera. Gelandang Jerman, Bernd Schuster, juga menjadi korban dari kasarnya permainan bek pemilik 39 caps di timnas Spanyol itu, cederanya di bagian lututnya begitu parah, membuat Schuster tidak pernah sepenuhnya pulih. Mereka adalah korban keganasan tekel-tekel horror Andoni Goikotxea.
Bek: Kepler Leveran Lima Ferreira (Pepe)
Bola boleh lewat, tapi pemain lawan nanti dulu, mungkin itulah yang ada dalam benak Pepe dalam bermain. Ia selalu tanpa kompromi, agresif dan cenderung melakukan hal-hal yang terlampau jauh. Pepe dapat melakukan sesuatu yang bodoh dan kejam, seperti tendangan ke punggung Javier Casquero. menginjak jari Lionel Messi, atau menampar Cesc Fabregas.
Bek: Kevin Muscat
Catatan hitam ditorehkan oleh pemain yang pernah memperkuat Wolverhampton Wanderes ini, diantaranya tekel keras ke pemain Charlton Athletic, Matty Holmes, hingga patah menjadi empat bagian. Kemudian melakukan tekel pembunuh karier pemain Melbourne Heart, dan kena skors lagi selama delapan pertandingan. Selama kariernya ia mengoleksi 123 kartu kuning dan 12 kartu merah.
Gelandang: Vinnie Jones
Jauh sebelum Jones menekuni dunia seni peran, ia adalah seorang pesepak bola yang begitu lekat bagi fans setia Wimbledon. Permainan agresif nan kasar menjadi ciri khas tersendiri yang melekat dalam diri Jones. Dari total 15.843 menit bermain yang sudah dijalaninya, Jones telah mendapat 6 kartu merah, dan terlibat 40 kasus disiplin. FA pernah memberikan sanksi larangan bermain selama enam bulan kepadanya setelah diketahui dirinya pernah mengeluarkan komentar mendukung budaya kekerasan dan penggunaan permainan kotor dalam sepak bola.
Gelandang: Roy Keane
Tentu masih berbekas di benak kita, kala ia berhasil membalaskan dendamnya terhadap pemain Manchester City, Alf Inge Haaland, di tahun 2001 silam. Butuh empat tahun bagi Roy Keane untuk mencurahkan rasa penasarannya. Kala itu tekel horrornya menyebabkan masa depan Haaland sulit ditebak, menyebabkan kerusakan parah di lututnya. Dua tahun setelah kejadian itu, City melepas Haaland, dan tak lama berselang ia menyatakan pensium dari lapangan hijau, karena lututnya tak juga kembali normal.
Gelandang: Joey Barton
Kontroversi nampaknya tak pernah lepas dari diri Joey Barton. Kasus judi, kekerasan terhadap rekan seprofesi dan terhadap wanita adalah catatan kelam yang menghiasi perjalanan karier Barton. Carlos Tevez, Sergio Aguero atau Vincent Kompany pernah merasakan sikut, tendangan dan juga tandukan mengerikan dari pemain yang pernah memperkuat Manchester City, Newcastle United dan Queens Park Ranger ini.
Penyerang: Eric Cantona
Kala itu, 26 Januari 1995, Manchester United bersua Crystal Palace di Selhurst Park. Pertandingan memasuki menit 56, Cantona bermaksud mengejar tendangan panjang dari kiper Peter Schemeichel. Ia yang sepanjang pertandingan dikawal ketat oleh Richard Shaw menjadi terpancing emosinya dan melakukan pelanggaran. Cantona pun dikartu merah, yang menjadi awal mula insiden tendangan kung fu ke penonton bernama Matthew Simmons.
Penyerang: Luis Suarez
Insiden gigitan Suarez sudah terjadi tiga kali sejauh ini. Pertama ke pemain PSV Eindhoven, Ottman Bakkal, kedua ke Branislav Ivanovic, dan yang ketiga ke Giorgio Chiellini. Semuanya dilakukan Suarez di tiga tim berbeda, yakni AJax Amsterdam, Liverpool, dan timnas Uruguay.
Penyerang: Paolo Di Canio
Ia mengaku menghormati siapapun yang percaya pada Kristus, Buddha, Allah, atau Khrisna, tetapi tanpa ragu dia pun dapat mendorong wasit, memaki petinggi klub, hingga melakukan fascist salute ke hadapan Curva Nord dalam laga Derby Della Capitale di Olimpico Stadium pada 2005 silam.
Penyerang: Joe Jordan
Selain karena tampangnya yang menyeramkan, Jordan dikenal sebagai pemain yang tanpa kompromi, mungkin di era berbeda ia terlahir kembali dalam diri Roy Keane, yang uniknya membela klub yang sama. Pada medio 1980, Jordan meninju penjaga gawang Tottenham, Milina Aleksic, dalam sebuah perebutan bola di udara, pukulan yang dilayangkannya menyebabkan rahang Aleksic patah. Kala berganti profesi menjadi tangan kanan Harry Redknapp di Tottenham pun, ia pernah terlibat friksi dengan Gennaro Gattuso, pada babak 16 besar Liga Champions 2010/2011.
Nama-nama lainnya
Kiper: Omar Ortiz
Bek: Paolo Montero dan Claudio Gentile
Gelandang: Nigel De Jong dan Lee Bowyer
Penyerang: Antonio Cassano dan Mario Balotelli