Tentu masih teringat ketika sang kapten, Ismed Sofyan, terduduk di lapangan usai wasit meniup peluit akhir pertandingan. Maman Abdurrahman, Rizky Darmawan, Fitra Ridwan, lemas menjatuhkan badan. Bermandi cahaya, raut kecewa jelas terlihat dari wajah mereka. Di depan 62.000 lebih pasang mata suporternya, kesempatan mencatat sejarah terlewatkan.
Malam itu berubah sunyi, SUGBK yang begitu megah terlarut dalam duka. Lampu-lampu mulai dimatikan mengiringi langkah para pemain meninggalkan lapangan permainan. Satu per satu suporter pun mulai meninggalkan tempat dengan membawa kecewa dan sisa cerita. Sebagian beranggapan Persija layak menjadi juara. Kartu merah, penalti, dianggap kontroversi.
Malam itu, 15 Mei 2018, mimpi Macan Kemayoran terhenti. Pukulan telak Home United membuat Sang Macan limbung. Luka yang begitu menyakitkan. Di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, kekalahan kandang 1-3 atas Home United menghentikan langkah Persija Jakarta di Piala AFC 2018.
Kali ini Persija dan ratusan suporternya menyambangi Singapura dengan misi menyelesaikan semuanya. Membalas kekalahan, menyembuhkan luka dan kecewa.
Menit sembilan tribun timur Jalan Besar Stadion bergemuruh. Lagi-lagi gol bunuh diri oleh pemain ber-jersey merah terjadi. Namun berbeda dengan tahun lalu, kali ini angka berubah 0-1 untuk Persija. Kali ini yang mengenakan jersey berwarna merah adalah tuan rumah, sedangkan Macan Kemayoran mengenakan jersey tandang berwarna kuning.
Di awal pertandingan tim tamu mendominasi. Namun memasuki menit 20 permainan mulai berimbang, sedangkan 15 menit akhir menjadi milik tuan rumah. Simic dan Beto yang awalnya nampak berbahaya, tidak lagi terlihat perannya. Sebaliknya Maman, Ryuji Utomo, dan Andritany, yang nampak sibuk di belakang.
Di menit 31 Andritany masih berhasil mengamankan gawang. Namun di menit 37 jantung pertahan lagi-lagi berhasil ditembus lawan. Song Ui-young berkali-kali mengancam. Tendangan jarak jauh, hingga sepakan dari dalam kotak terlarang dilepaskan. Hasilnya di menit 42 angka berubah 1-1. Menerima umpan dari sisi kiri pertahanan, Song tidak membuang kesempatan.
Awal babak kedua Tony Sucipto masuk menggantikan Sandi Sute. Pelatih baru Persija, Ivan Kolev, nampak tidak puas dengan barisan tengah yang lebih sering dikuasai pemain Home United.
Home Terus meningkatkan serangan. Menit 50 dua ancaman hadir melalui sepak pojok, tapi sundulan Isaka Cernak masik berhasil ditangkap Andritany.
Alberto Goncalves hadir sebagai orang yang tepat di menit 53. Pemain pinjaman asal Madura United ini menjawab bila peminjamannya tidaklah sia-sia. Melalui serangan balik cepat yang dihiasi aksi individu Riko Simajuntak di sisi kanan, Beto hadir di jantung pertahanan lawan. Satu peluang operan matang diselesaikan dengan sundulan.
Tidak banyak yang terjadi usai gol Beto. Pemain Persija yang tidak biasa bermain di lapangan sintetis nampak mulai kelelahan. Setelah Sandi Sute, dua penggawa di lini tengah, Fitra Ridwan dan Ramdani Lestaluhu, tumbang. Nasadit dan Alua masuk sebagai pengganti. Total tiga pergantian sudah terjadi. sedangkan tuan rumah memasukan Hafiz Nor dan Iqram Rafqi guna meningkatkan serangan.
Meski Home United gencar meningkatkan serangan, namun tidak banyak berarti bagi gawang Andritany. Isaka Cernak dan Song Ui-young yang menjadi tumpuan belum juga memecah kebuntuan. Terlebih tiga gelandang Persija kini lebih memiliki insting membantu pertahanan.
Super Simic hadir sebagi pembunuh di menit 83. Lagi-lagi Riko beraksi sebelum mengirim bola kesukaan rekannya. Simic yang nyaris tanpa pengawalan menyarangkan gol ketiga sekaligus gol yang sering disebut gol pembunuh pertandingan. Benar saja, keunggulan 1-3 tidak berubah hingga 6 menit tambahan waktu pertandingan.
Persija dan ratusan pendukungnya pantas berpesta. Malam ini Persija Jakarta menang atas Home United di rumahnya. Semua luka telah terbayar, semua dendam telah terbalas tuntas.
Di laga kualifikasi Liga Champions Asia 2019 selanjutnya, sang juara Go-Jek Liga 1 2018 akan bertandang ke Australia untuk menantang Newcastle Jets pada 12 Februari mendatang.