Nasional Bola

Layakkah Isaka Cernak Disebut Penerus Rohit Chand?

Usai melepas Rohit Chand, Persija Jakarta tidak perlu menunggu lama untuk mencari penggantinya, karena mereka kini telah mengantongi satu nama. Dikabarkan telah menjalani tes medis kemarin, Isaka Cernak rencananya akan diperkenalkan ke publik dalam waktu dekat.

Siapakah dia?

Dilihat dari rekam jejaknya, pemain bernama lengkap Isaka Aongor Čerňák-Okanya ini cukup lama malang melintang di Liga Australia. Memulai karier profesional di Brisbane Roar pada 2008, ia juga pernah memperkuat beberapa klub besar A-League lainnya seperti Melbourne Victory, Perth Glory, dan Central Coast Mariners.

Di kancah internasional, pemain yang jika rambutnya tidak diikat mirip Marcelo Vieira ini tercatat pernah bermain untuk Timnas U-20 Australia sebanyak 19 kali dengan sumbangan 5 gol, dan Timnas U-23 Negeri Kanguru selama 6 kali. Pun begitu, ia sebenarnya adalah pemain keturunan Uganda, tapi mendapat darah Australia dari ibunya.

Sisi menarik lainnya, kabarnya, Gede Widiade yang merupakan bos Persija mendatangkan Isaka dengan usahanya sendiri, alias tidak melalui agen. Baru setelah selesai bertemu dengan sang pemain, agen Isaka turun tangan untuk mengurus segala keperluannya.

Jika Gede Widiade sampai segitunya ngebet mendaratkan Isaka, seharusnya ia bukan pemain sembarangan. Lalu, sebenarnya seberapa bagus pemain berusia 28 tahun ini? Mungkin video di tahun 2015 ini bisa sedikit memberi penggambaran:

Kelebihan

Dari cuplikan aksi-aksi Isaka tersebut, terlihat bahwa gaya permainannya mirip dengan Rohit Chand, bahka hingga caranya berlari, membawa bola, dan perawakannya sekilas mirip dengan pemain asal Nepal tersebut.

Perbedaannya, Isaka merupakan versi yang lebih eksplosif. Ia lebih cepat, lebih tangkas, dan lebih bertenaga. Visinya juga terlihat lebih baik, karena umpan-umpan kunci yang dilepasnya bisa membelah pertahanan lawan dengan sangat ciamik. Selain itu, versatility yang diungkapkan Gede Widiade juga terbukti dalam video di atas.

“Isaka itu bisa main seperti (Esteban) Vizcarra, bisa seperti Rohit Chand. Dia juga bisa seperti Bruno (Lopes) di depan, jadi dia dobel fungsi,” ujarnya, dikutip dari Goal Indonesia

Kekurangan

Sebelum membahasnya lebih lanjut, perlu diingat bahwa video di atas dibuat pada tahun 2015, yang artinya merangkum aksi-aksi terbaik Isaka sebelum umur 26 tahun. Apa artinya?

Paling utama, itu tidak menunjukkan performa terbarunya, yakni ketika berseragam Sisaket FC di Liga Thailand musim lalu. Bersama klub tersebut, Isaka tampil sangat buruk dengan hanya menorehkan satu gol dan satu asis dari 14 penampilan. Sisaket pun di akhir musim harus terdegradasi karena hanya menempati peringkat 17 dari 18 tim.

Penyebab buruknya performa Isaka di Thailand mungkin akibat cedera parah yang pernah dideritanya saat merumput bersama SuperSport United di Liga Afrika Selatan pada 2016. Ketika baru didatangkan, ia langsung cedera di awal musim yang membuatnya harus absen hingga akhir kompetisi, sehingga membatasi penampilannya yang hanya mencapai tujuh laga saja di klub itu.

SuperSport United dan Isaka pun memutuskan untuk melakukan mutual termination, yang membuat Isaka berstatus tanpa klub hampir setahun, sejak April 2016 hingga dikontrak Sisaket FC pada Februari 2017. Konon, riwayat cedera ini pula yang membuatnya gagal bergabung dengan Arema FC di awal musim Liga 1.

Potensi

Meski kariernya dalam dua tahun terakhir cukup mengerikan, tapi bukan berarti Isaka tidak memiliki potensi untuk bersinar di Liga Indonesia. Pengalamannya bermain di liga-liga top Asia seperti Australia dan Thailand bisa digunakan sebagai bekal untuk menaklukkan Liga 1, yang kualitasnya di bawah kedua liga tersebut.

Selain itu, dengan Gede Widiade yang turun langsung untuk mendekati Isaka, bisa dibilang bahwa sang pemain memang termasuk dalam kriteria yang dibutuhkan lini tengah Macan Kemayoran saat ini. Terlebih, Gede juga mengaku bahwa temannya di Thailand sudah memberi info detail mengenai Isaka.

Terakhir, perlu diingat juga bahwa cukup banyak pemain Australia yang bersinar di kompetisi negeri ini. Di musim lalu ada Reinaldo Costa, Dane Milovanović, dan Aaron Evans, sedangkan jika dirunut lebih ke belakang ada Mario Karlovic, Robbie Gaspar, hingga Andrew Barisic.

Jadi, apakah Persija akan mendapatkan pengganti Rohit Chand yang sepadan dalam diri Isaka Cernak? Waktu yang akan menjawabnya.

Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.