Cerita

Home United: Klub yang Berakar dari Instansi Kepolisian, Calon Lawan Persija Jakarta di Piala AFC 2018

Babak penyisihan grup Piala AFC musim 2018 telah berakhir hari Rabu kemarin (26/4). Salah satu wakil Indonesia di ajang ini, Persija Jakarta, sukses melaju ke fase semifinal zona Asia Tenggara (ASEAN) usai finis sebagai kampiun Grup H.

Di sepanjang babak penyisihan grup, Persija memperlihatkan aksi-aksi yang mengundang decak kagum. Secara meyakinkan, Marko Simic dan kawan-kawan sukses mengepak empat kemenangan serta masing-masing sekali seri dan tumbang. Tak heran bila klub dengan julukan Macan Kemayoran ini beroleh pujian dari suporter fanatik mereka, Jakmania.

Lolos ke fase berikutnya tentu mendatangkan kegembiraan luar biasa untuk klub asuhan Stefano Cugurra. Mereka pun mencanangkan diri untuk dapat melaju sejauh mungkin di Piala AFC 2018 guna menorehkan prestasi seraya mengharumkan nama Indonesia.

Kendati demikian, Simic dan kolega wajib mempersiapkan diri dengan lebih baik lagi sebab atmosfer dan tekanan pada babak knock-out jauh lebih tinggi ketimbang fase penyisihan grup. Di fase semifinal zona ASEAN nanti, Persija sudah ditunggu oleh wakil Singapura, Home United.

Klub yang berkandang di Stadion Bishan itu sukses mengantongi tiket ke semifinal zonal ASEAN usai keluar sebagai kampiun Grup F, mengungguli tim-tim seperti Ceres-Negros (Filipina), Boeung Ket Angkor (Kamboja), dan Shan United (Myanmar).

Menariknya, rekor menang-seri-kalah yang dibukukan oleh Home United sama persis dengan kepunyaan Persija yaitu 4-1-1. Hal ini membuktikan jika mereka punya kekuatan mumpuni dan tak boleh diremehkan.

Bertumpu kepada Shahril Ishak dan skema yang fleksibel

Dari sekian nama penggawa, sosok veteran penuh pengalaman yang memiliki 134 caps dan 14 gol bareng tim nasional Singapura, Shahril Ishak, bisa dikategorikan sebagai pemain andalan pelatih Home United, Aidil Sharin.

Meski usianya telah menginjak 34 tahun, skill brilian berikut ketajaman Shahril dalam mengoyak gawang lawan masih dijadikan senjata utama oleh Home United guna beroleh gol. Berdasarkan statistik yang dihimpun via Transfermarkt, Shahril kini berdiri sebagai pencetak gol terbanyak Home United di S-League via gelontoran empat gol. Catatan itu sendiri dilengkapinya dengan satu buah asis.

Mengacu pada data tersebut, Persija harus benar-benar mewaspadai sosok yang satu ini. Memberinya ruang yang bebas di area sepertiga akhir memiliki arti selaras dengan kesiapan untuk kebobolan.

Oleh karena itu, di sepasang perjumpaan kontra Home United nanti, Cugurra wajib menginstruksikan kepada duo palang pintu utamanya yakni Jaimerson Xavier dan Maman Abdurrahman untuk mengunci pergerakan Shahril sehingga yang bersangkutan tidak dapat dijadikan muara dari serangan The Protectors, julukan Home United.

Akan tetapi, wajib dipahami juga bahwa selain Shahril, masih ada beberapa nama lain yang bisa diandalkan Aidil buat merobek jala Andritany Ardhiyasa. Antara lain Hafiz Nor, Izzdin Shafiq, sampai gelandang asal Korea Selatan, Song Ui-young.

Tidak berhenti sampai di situ, Persija pun mesti memperhatikan secara cermat pola permainan yang diterapkan oleh Home United. Pasalnya, selama ini Aidil dikenal sebagai figur yang amat fleksibel dalam menerapkan skema permainan.

Di suatu laga, pelatih berusia 40 tahun tersebut dapat menurunkan pola defensif 5-3-2 tapi di momen lain, formasi 4-2-3-1 atau 3-1-4-2 dipilih Aidil agar timnya bermain lebih ofensif. Hal ini menunjukkan bahwa The Protectors memiliki fleksibilitas tinggi perihal taktik demi beradaptasi dengan cara bermain tim lawan.

Namun sial bagi Home United, fleksibilitas ini belum sepenuhnya membantu Rudy Khairullah untuk santai dan tenang di bawah mistar. Pasalnya, rekor kebobolan mereka selama ini (di S-League dan Piala AFC) tergolong sangat buruk. Dari 10 pertandingan yang telah dilakoni, jaring gawang mereka sudah bergetar sebanyak 15 kali!

Kenyataan tersebut harus dimaksimalkan secara paripurna oleh Persija, baik saat bertanding di kandang sendiri ataupun melawat ke markas lawan. Terlebih, mereka punya lini serang yang begitu trengginas dalam wujud trisula Novri Setiawan-Riko Simanjuntak-Simic.

Sedikit trivia, saat mengikuti turnamen pra-musim Asia Super Cup 2018 di Makassar beberapa waktu lalu, Home United dihajar oleh PSM via skor mencolok 4-0.

Klub yang berakar dari instansi kepolisian Singapura

Didirikan pada tahun 1940, Home United mulanya bernama Police Sports Association yang dibentuk oleh kesatuan Singapore Police Force sebagai tempat untuk para polisi Singapura menyalurkan kegemarannya terhadap sepak bola.

Sempat berganti nama jadi Police Football Club, Home United akhirnya menggunakan nama selayaknya sekarang per tahun 1997 lalu atau semusim setelah federasi sepak bola Singapura (FAS) memperkenalkan S-League sebagai liga profesional tertinggi di negaranya.

Semenjak keberadaan S-League pula, The Protectors menjelma jadi salah satu kesebelasan terbaik di Negeri Singa. Hingga saat ini, mereka sudah mengoleksi dua gelar S-League dan enam Piala Singapura.

Pencapaian mereka di kejuaraan antarklub Asia seperti Piala AFC pun tergolong cukup baik. Tercatat, Home United sudah menjejak fase perempat-final sebanyak dua kali yaitu pada musim 2005 dan 2008 serta satu kali melenggang ke semifinal di musim 2004. Namun sejak era 2010-an, pencapaian terbaik mereka hanya sampai babak perdelapan-final.