Cerita

Jalan Panjang nan Berliku Persija di Fase Gugur Piala AFC

Dua kaki itu sudah dipastikan menjejak fase gugur. Persija Jakarta, sang Macan Kemayoran, resmi lolos dari Grup H Piala AFC 2018 dengan berstatus pemuncak klasemen, dan kini mereka bersiap melangkah di jalan yang baru. Jalan yang panjang nan berliku di fase gugur Piala AFC.

Kompetisi kasta kedua antarklub Asia ini tidak menganut format seperti yang kita kenal di Liga Champions Eropa atau Liga Europa. Sejak tahun 2017, AFC mengubah format Piala AFC menjadi kompetisi per wilayah, sebelum menjejak partai puncak. Pembagian wilayah sudah dilakukan sejak penyisihan grup, yaitu Asia Barat, Asia Tengah, Asia Selatan, dan Asia Tenggara.

Persija akan memulai langkah mereka di fase gugur dengan bertarung di babak semifinal Asia Tenggara, pada tanggal 8 dan 15 Mei 2018. Ada dua kemungkinan lawan yang akan dihadapi pasukan Stefano Cugurra di babak ini, antara Ceres-Negros dan Home United yang nanti malam (25/4) akan bertemu untuk memperebutkan posisi puncak Grup F.

Jika sanggup memenangkan laga semifinal itu, Persija akan melaju ke babak final zona Asia Tenggara. Dengan memenangkan pertandingan itu, artinya Persija berhak mendapat satu tempat di play-off semifinal antar-zona, yang akan dihuni juara Grup D (Asia Tengah), juara Grup E (Asia Selatan), dan juara Grup I (Asia Timur).

Ketiga grup tersebut saat ini baru menjalani tiga pertandingan dari total enam laga, dengan pertandingan terakhir dijadwalkan berlangsung pada 16 Mei mendatang. Beberapa klub raksasa di tiga grup tersebut di antaranya adalah Istiklol (runner-up Piala AFC 2017), Bengaluru (klub raksasa India, musim lalu menembus final antar-zona), dan April 25 SC yang sangat dominan di Liga Korea Utara.

Asia Barat sudah menanti

Dari babak semifinal Asia Tenggara hingga final antar-zona, tercatat ada 4 babak yang harus dilewati dengan masing-masing dua leg. Artinya, Persija akan menjalani 8 pertandingan di ajang ini bila sanggup terus melaju sampai final antar-zona. Namun, perjalanan Persija untuk menggenggam trofi juara masih tersisa satu pertandingan lagi, yaitu partai puncak melawan tim pemenang final zona Asia Barat.

Zona Asia Barat memang mendapat keistimewaan dari AFC karena prestasi yang bagus di ajang ini. Klub-klub di wilayah tersebut tidak perlu melalui jalan panjang yang berkelok-kelok untuk mencapai final. Setelah lolos dari penyisihan grup, klub-klub Asia Barat akan langsung beradu di semifinal dan final zona Asia Barat, sebelum tiba di partai puncak melawan klub dari Asia Tengah, Selatan, Timur, atau Tenggara.

Laga final Piala AFC hanya diselenggarakan satu kali, bertempat di wilayah asal tuan rumah yang dipilih melalui undian. Tahun ini, final Piala AFC akan digelar pada 27 Oktober 2018.

Format sedemikian rupa sengaja disusun AFC untuk meningkatkan sisi kompetitif Piala AFC. Sebelum final, tidak ada klub dari negara superior yang bertemu dengan klub dari negara yang sepak bolanya sedang berkembang, agar tidak terjadi dominasi dari negara-negara yang sepak bolanya sudah maju.

Itulah sebabnya mengapa tidak ada klub dari Thai League 1, J1.League, atau Liga Super Cina yang ikut serta di Piala AFC, karena jatah mereka ada di Liga Champions Asia. Sementara itu, Piala AFC dikhususkan bagi negara-negara kelas dua ke bawah di Asia, seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, India, dan beberapa negara Asia Barat.