Nasional Bola

Rekor Penonton Persija Jakarta di Piala AFC dan Kritik untuk PSSI

Sebagai kompetisi antarklub kelas dua di Benua Asia, gaung dan gengsi Piala AFC tentu masih kalah dibanding Liga Champions Asia. Meski begitu, acungan jempol patut kita berikan untuk kesebelasan-kesebelasan yang tetap serius menampilkan performa terbaiknya di ajang ini, tak terkecuali wakil Indonesia, Persija Jakarta.

Pada Selasa kemarin (10/4), Macan Kemayoran menjamu utusan Malaysia, Johor Dahrul Ta’zim (JDT), pada laga lanjutan babak penyisihan grup matchday kelima. Bermain di Stadion Gelora Bung Karno, Persija sukses menggulung JDT dengan skor mencolok 4-0.

Penyerang asal Kroasia yang menjadi idola baru suporter Persija, Marko Simic, melesat sebagai bintang di pertandingan tersebut usai menggelontorkan quattrick alias empat gol sekaligus. Gol-gol itu Simic bukukan pada menit 8’, 12’, 19’, dan 87’ sekaligus mengatrol namanya sebagai pencetak gol terbanyak sementara Piala AFC musim ini.

Lebih hebatnya lagi, laga Persija kontra JDT itu juga mencatatkan sebuah rekor baru di Piala AFC yakni pertandingan yang dihadiri oleh penonton terbanyak sepanjang sejarah kompetisi.

Berdasarkan rilis resmi konfederasi sepak bola Asia (AFC), ada 60.157 orang yang memadati stadion kebanggaan masyarakat Indonesia tersebut Selasa lalu. Jumlah ini mengalahkan rekor sebelumnya yaitu 58.604 pasang mata saat Al Ittihad (Suriah) dan Al Qadsia (Kuwait) bertemu pada partai final musim 2010 di Stadion Jaber Internasional, Kuwait City.

Sekretaris Jenderal AFC, Datuk Windsor Paul John, memuji antusiasme pendukung Persija, Jakmania, yang amat luar biasa sehingga Stadion Gelora Bung Karno bermandikan warna oranye.

Ia pun melanjutkan bahwa pihak AFC akan terus meningkatkan relasi dengan anggotanya agar Piala AFC menjadi semakin menarik dan partai-partai yang ada di kompetisi ini terus memikat atensi para penonton supaya datang ke stadion.

Ketika Jakmania beroleh pujian, asosiasi sepak bola Indonesia (PSSI) justru menuai kritik. Adalah kolomnis untuk ESPN sekaligus pengamat sepak bola Asia Tenggara, Paul Murphy, yang mengungkapkan hal tersebut via kicauannya di akun Twitter.

Menurut Murphy, antusiasme masyarakat Indonesia terhadap sepak bola harusnya dikelola secara sungguh-sungguh oleh PSSI sehingga dapat menciptakan iklim yang lebih baik untuk sepak bola Indonesia, di kancah nasional, ataupun internasional. Sudah menjadi rahasia umum jika selama ini PSSI memang lebih identik dengan ‘keahliannya’ dalam mencetak masalah yang berimbas pada stagnannya prestasi sepak bola Indonesia.