Suara Pembaca

Sebelum Duopoli Ronaldo-Messi

Duopoli memiliki arti yaitu suatu pasar di mana penawaran suatu jenis barang dikuasai oleh dua perusahaan. Jika dihubungkan dengan sepak bola, duopoli bisa dikatakan dua kekuataan yang bersaing satu sama lain. Persaingan itu bisa sebatas di lapangan hingga melebar ke luar lapangan sepak bola.

Pada dekade terakhir kita disuguhi persaingan duopoli Spanyol di LaLiga dan Liga Champions. Tentu saja Barcelona dan Real Madrid yang begitu digdaya di kedua kompetisi itu. Persaingan keduanya makin paripurna lewat kedigdayaan Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo di lini serang.

Performa Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo memang luar biasa di atas lapangan. Gol memang begitu mudah mereka ciptakan. Rataan gol yang diperlihatkan Messi dan Ronaldo memang tergolong menakjubkan, dan sering kali gol yang diciptakan membalikkan keadaan atau bahkan memenangkan pertandingan serta kejuaraan.

Terkadang aura persaingan Messi dan Cristiano Ronaldo terlalu berlebihan. Para pendukung maupun haters menampilkan dukungan yang tak lagi masuk akal. Bisa jadi karena media yang terlalu gencar memberitakaan persaingan keduanya. Memang tak salah juga karena Messi dan Ronaldo memang begitu hebat di dekade ini.

Di masa lalu sebenarnya juga ada duopoli antar pemain bintang. Tentu saja kategori persaingan duopoli itu berbeda dengan Messi dan Ronaldo. Namun persaingan mereka tetap saja menjadi magnet bagi para penikmat sepak bola.

Berikut beberapa duopoli selain Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo:

Gerrard-Lampard

Steven Gerard dan Frank Lampard

Steven Gerard dan Frank Lampard merupakan gelandang hebat tim nasional Inggris dan sama-sama berkiprah di Liga Primer Inggris. Persaingan keduanya terlihat dari perjalanan Liverpool dan Chelsea. Hanya Ronaldinho saat bermain di Barcelona yang menggagalkan keduanya menguasai pagelaran pemain terbaik versi Ballon d’Or tahun 2005.

Prestasi keduanya pun mentereng. Gerard dan Lampard sama-sama pernah memenangkan juara Liga Champions, Piala UEFA/Liga Europa, Piala FA, dan Piala Liga. Perbedaannya hanya Gerrard yang belum pernah memenangkan Liga Inggris seperti Lampard. Juga tak ketinggalan persamaan lain keduanya yang tak boleh terlewatkan, sama-sama tak menampilkan perpaduan ketika bersama membela tim nasional Inggris.

Entah mengapa keduanya tak maksimal ketika bersama membela The Three Lions. Para pelatih tim nasional Inggris tak memiliki formula jitu untuk memaksimalkan potensi kedua gelandang tersebut. Akibatnya sering tim nasional Inggris terseok-seok pada laga internasional. Padahal selain Gerard dan Lampard, Inggris juga didukung nama-nama beken macam David Beckham, Michael Owen, Paul Scholes, Gary Neville, Rio Ferdinand, John Terry, Wayne Rooney, Joe Cole hingga Ashley Cole dan lain-lain.

Baca juga: Antara Raisa-Isyana dan Gerrard-Lampard

Francesco Totti dan Alessandro Del Piero

Italia pernah memiliki dua pemain yang populer di sekitar pergantian milenium. Francesco Totti dan Alessandro Del Piero merupakan jaminan mutu role model pesepak bola berteknik di kalanga para penggemar lawas Serie A. Selama bertahun-tahun keduanya bersaing satu sama lain di Serie A Italia.

Totti dan Del Piero bersaing dengan peran yang mirip dengan Roberto Baggio, sebagai pemain kreatif mendampingi penyerang utama tim. Totti di AS Roma pernah bermain dengan Vincenzo Montella, Marco Delvecchio, Eusebio Di Francisco (pelatih AS Roma sekarang), Gabriel Omar Batistuta, Edin Dzeko, dan Mohammad Salah. Kemudian Del Piero di Juventus mendampingi nama-nama seperti Christian Vieri, Filipo Inzaghi, David Trezeguet, dan Zlatan Ibrahimovic.

Kiprah keduanya di tim nasional pun unik. Mulai diramaikan dengan siapa yang harus bermain lebih dulu. Hingga siapa pemakai nomor punggung sepuluh pada tim nasional. Meski demikian, keduanya cukup efektif ketika bermain saling menggantikan atau saat bermain bersama. Torehan prestasi peringkat kedua Piala Eropa 2000 dan juara Piala Dunia 2006 menjadi bakti utama keduanya saat bermain bersama di tim nasional Italia.

Kehebatan lain Totti dan Del Piero juga ada pada loyalitas. Totti menghabiskan karier bermain hanya di AS Roma. Sementara Del Piero melakukannya dengan sedikit berbeda. Ia tak ikut pindah saat Juventus tersandung calciopoli, kasus yang mengharuskan Juventus turun ke Serie B. Akhir karier Del Piero memang tak bersama Juventus. Namun ia memilih Australia lalu India sebagai klub terakhirnya. Meski banyak tawaran untuk tetap bermain di Italia dan Eropa lain.

Baca juga: Kesamaan Jalan Ninja Melody Laksani dan Francesco Totti

Oliver Kahn dan Jens Lehmann

Oliver Kahn dan Jens Lehmann bergantian menjadi kiper utama Jerman pada dekade 2000-an. Keduanya mewakili “entitas” Bayern dan non-Bayern di tim nasional Jerman. Seperti diketahui, Bayern München boleh dikatakan merupakan penyokong kekuatan utama Jerman setengah abad ini. Pemain klub itu mendominasi di tim nasional Jerman.

Kahn sendiri merupakan kiper Bayern München selama bertahun-tahun. Sementara Jens Lehmann tak pernah membela Bayern. Ia bagian The Invincible Team Arsenal, membela duo rival Schake 04 dan Borussia Dortmund dengan AC Milan setengah musim di antaranya, serta menutup karier di VfB Stuttgart.

Kahn dan Lehmann pertama kali bersama di tim nasional Jerman pada turnamen Piala Dunia 1998. Namun mereka masih menjadi cadangan Andreas Kopke hingga beberapa tahun berikutnya. Kahn menjadi kiper utama Jerman sejak Piala Eropa 2000 meski telah masuk timnas sejak Piala Dunia 1994.

Langkah Kahn lalu berlanjut ketika membawa Jerman menjadi finalis Piala Dunia 2002. Ia tampil hebat meski akhirnya Jerman tumbang dari Brasil. Kemudian pada Piala Eropa 2004, kiprah Kahn bersama Jerman berakhir di babak grup.

Semua berubah ketika Juergen Klinsmann menjadi pelatih Jerman. Ia memilih Lehmann untuk menjadi kiper nomor satu Jerman pada Piala Dunia 2006. Kahn sempat tak senang dengan keputusan itu, tetapi ia menerima dan menjadi kiper kedua Jerman dibawah Lehmann.

Lehmann mendapat kesempatan untuk unjuk diri dengan mengantar Jerman hingga semifinal Piala Dunia 2006. Kahn lalu pensiun setelah itu, sementara Lehmann berlanjut membawa Jerman menjadi finalis Piala Eropa 2008 sebelum pensiun sesudah itu.

Baca juga: Oliver Kahn, Kisah Raksasa Tak Tersentuh dari Jerman

Duopoli lainnya

Masih banyak duopoli lain yang menarik. Pele dan Maradona misalnya. Pele meraih tiga Piala Dunia meski tak bermain di Eropa. Maradona peraih satu gelar juara dunia tapikebalikan dari Pele, Maradona berani bermain di Eropa. Juga duo penyerang hebat Belanda yang lahir di hari yang sama, Patrick Kluivert dengan Ruud van Nistelrooy. Keduanya sempat tak terlalu akur saat bermain bersama di tim nasional Belanda.

Lalu ada pula Gianni Rivera dan Sandro Mazzola di tim nasional Italia. Keduanya andalan masing-masing di AC Milan dan Inter. Alih-alih bermain bersama, keduanya justru bermain secara bergantian 45 menit pada Piala Dunia 1970. Hasilnya Italia masih bisa menjadi finalis Piala Dunia. Kiprah keduanya bisa dikatakan mirip dengan Totti dan Del Piero.