Piala AFF 2018 telah memasuki fase semifinal mulai Sabtu (1/12) malam ini. Filipina, Malaysia, Thailand dan Vietnam tidak hanya meninggalkan sejumlah negara yang tersingkir di babak grup, tetapi juga para talenta terbaik yang tak bisa melenggang ke fase gugur.
Siapa saja para pemain terbaik di Best Eliminated XI di Piala AFF 2018 pilihan seluruh jurnalis Football Tribe di Asia Tenggara? Berikut cuplikannya.
Kiper: Andritany Ardhiyasa (Indonesia)
Andritany unjuk kebolehan di bawah mistar Tim Garuda sepanjang babak grup. Kelebihan kiper berusia 26 tahun ini adalah refleksnya, dan bahkan dipuji oleh Sven-Goran Eriksson di matchday terakhir babak grup saat The Azkals meraih hasil seri atas Indonesia.
Foto: affsuzukicup.com
Bek: Hong Peng (Kamboja)
Bek berusia 29 tahun ini menjadi sosok pemimpin di lini belakang Kamboja. Bersama Soeuy Visal, keduanya menjadi duet mematikan meski Kamboja harus kemasukan sembilan gol di babak grup.
Foto: Phom Penh Post
Bek: Safuwan Baharudin (Singapura)
Safuwan Baharudin mencetak hat-trick ke gawang Timor-Leste, suatu pencapaian yang unik di banding pemain belakang manapun di Piala AFF 2018. Pemain Pahang FA berusia 27 tahun ini juga menjadi sosok penting yang mengoordinir lini belakang The Lions.
Foto: The Strait Times Singapore
Bek: Fachrudin Aryanto (Indonesia)
Bermain dari bangku cadangan di laga pertama kontra Singapura, bek asal Klaten ini merebut perhatian Bima Sakti untuk memainkannya bersama Hansamu Yama di jantung pertahanan Indonesia. Selain itu dia memiliki kualitas mumpuni dalam duel bola atas, satu golnya ke gawang Thailand dibuat dengan sundulan keras ikoniknya.
Foto: affsuzukicup.com
Bek: Thien Than Win (Myanmar)
Meskipun seorang bek, Than Win juga kerap terlibat dalam skema penyerangan The White Angels dengan kecepatannya dari sisi sayap. Buktinya Myanmar sempat kesulitan saat bek berusia 25 tahun ini absen menghadapi Vietnam, sejauh ini dia telah membuat 2 asis di Piala AFF 2018.
Foto: Tempo.co
Gelandang: Hariss Harun (Singapura)
Kapten Singapura, Hariss Harun, menjadi otak permainan Fandi Ahmad di Piala AFF 2018. Kecerdasan dan kemampuan fisiknya sejalan dengan sistem permainan yang diterapkan Fandi. Ia mampu menyeimbangkan lini tengah sekaligus sesekali menciptakan peluang sebagai bukti bahwa The Lions adalah penantang serius di babak grup.
Foto: affsuzukicup.com
Gelandang: Evan Dimas Darmono (Indonesia)
Gelandang muda berusia 23 tahun ini menjadi satu-satunya pemain Indonesia yang tampil penuh selama 90 menit di semua pertandingan babak grup. Selain menjadi jenderal lapangan tengah Tim Garuda ia juga menjadi pemain dengan jumlah operan terbanyak di antara pemain lainnya.
Foto: PSSI
Gelandang: Hlaing Bo Bo (Myanmar)
Gelandang muda lainnya dalam susunan pemain ini, Hlaing Bo Bo menjadi pemain paling menonjol di lini tengah The White Angels dengan dwigolnya ke gawang Kamboja adalah salah satu kegemilangan pemain berusia 22 tahun ini di babak grup.
Foto: affsuzukicup.com
Penyerang: Riko Simanjuntak (Indonesia)
Awalnya pemain berusia 25 tahun milik Persija Jakarta ini bukan pilihan utama Bima Sakti, namun setelah 45 menit akhir bermain impresif melawan Singapura semuanya berubah. Riko di sisi kanan, dan juga Andik di sisi kiri, membuktikan diri sebagai dua sayap terbaik Garuda. Riko punya kecepatan dan visi permainan yang baik di banding pemain sayap Indonesia lainnya.
Foto: affsuzukicup.com
Penyerang: Rufino Gama (Timor-Leste)
Pemain termuda dalam susunan pemain ini lekas menjadi legenda Timor-Leste dengan penampilan impresifnya di babak grup. Mencetak dua gol sejauh ini, Gama yang berusia 20 tahun juga menjadi pemain pertama sepanjang sejarah O Sol Nascente yang berhasil membobol gawang Indonesia.
Foto: affsuzukicup.com
Penyerang: Chan Vathanaka (Kamboja)
Sebagai seorang juru gedor, Chan Vathanaka punya kecepatan, trik dan kekuatan berduel satu lawan satu dengan kiper. Satu gol krusial pemain berusia 24 tahun ke gawang Laos membuka keran golnya di tahun ini.
Foto: affsuzukicup.com
Pelatih: Antoine Hey (Myanmar)
Juru taktik asal Jerman ini menukangi dua tim White Angels pada tahun ini. Selain tim senior di Piala AFF 2018 ia juga menukangi Timnas U-23 yang membuat jaringan kuat para pemain muda dalam timnas Myanmar. Sebelum kalah dari Malaysia dan imbang nirgol melawan Vietnam, Hey membuat Myanmar menjadi tim yang ofensif dengan tujuh gol kontra Kamboja dan Laos.