Piala AFF 2018

5 Hal Menarik dari Singapura vs Indonesia

Malam yang indah di Kallang. Suporter tuan rumah bersorak menyambut kemenangan pertama Singapura atas Indonesia, setelah di dua Piala AFF sebelumnya The Lions gagal mencakar Tim Garuda. Gol tunggal Hariss Harun menjadi batu sandungan di awal perjalanan timnas Indonesia di Piala AFF 2018.

Lantas hal apa yang dapat kita pelajari dan patut menjadi evaluasi bagi Hansamu Yama dan kawan-kawan?

Baca juga: Apa Kata Rival tentang Indonesia di Piala AFF 2018?

Hariss Harun dan efektivitas lini tengah Singapura

Bicara tentang pemain terbaik di laga semalam, kapten Singapura Hariss Harun layak mendapatkannya. Bukan hanya karena dia mencetak gol satu-satunya, tapi juga bermain dengan tenang dan menguasai lini tengah permainan walau timnya hanya mendapat 38% penguasaan bola. Mudah bagi lini tengah Singapura mematikan duet Evan Dimas dan Zulfiandi, yang dampaknya mengurangi suplai bola ke Stefano Lilipaly dan Beto Goncalves.

Ini bukan Asian Games, Bima!

Kedua tim menampilkan banyak pemain muda tadi malam. Taktik tersebut berjalan untuk Fandi Ahmad, namun tidak untuk Bima Sakti. Pemilihan susunan pemain hampir mirip dengan yang dipakai di Asian Games, kecuali Rizky Pora yang berada di posisi bek kiri. Kesalahan terbesar Bima adalah memainkan Ricky Fajrin dari awal, dan mencadangkan kapten Piala AFF 2016 Fachruddin yang lebih berkualitas dan berpengalaman.

Singa Muda yang berbahaya

Singapura memang tidak unggul dalam penguasaan bola, mereka juga hanya membuat 270 umpan sepanjang pertandingan. Jumlah itu hanya setengah dari total umpan yang diciptakan Tim Garuda, namun Singapura begitu berbahaya setiap kali memegang bola dan menyusun serangan balik. Mereka mampu membuat empat tembakan ke gawang Andritany yang bermain gemilang. Lupakan bahwa Ikhsan Fandi baru berumur 19 tahun, tapi dia berani berduel dengan Hansamu Yama dan Rizky Pora. Ya, setidaknya dia telah membuat ayahnya bangga meski tak mencetak gol.

Mental Garuda bermasalah

Dengan persiapan minim dan kelelahan yang melanda para pemain karena Liga 1 belum usai, Tim Garuda tidak dalam kondisi terbaiknya saat bertandang ke Kallang. Sebuah spanduk yang terbentang bertuliskan: “Tidak malukah kalian dengan prestasi juniormu?” di sisi tribun away suporter menunjukkan seberapa besar tekanan untuk tim asuhan Bima Sakti di turnamen kali ini.

Masalah emosi dan kedisiplinan

Sayap-sayap Garuda terlihat berbahaya, Dengan kecepatannya, Febri Hariyadi dan Irfan Jaya sukses menarik para pemain bertahan Singapura untuk mengawal mereka. Namun keduanya seakan lupa tugas utama menyuplai bola kepada Beto Goncalves yang tak sekalipun menyentuh bola di kotak penalti Singapura pada babak pertama. Setelah gol Hariss Harun lini belakang Indonesia terlihat berantakan. Kartu merah Putu Gede di akhir laga hanyalah akumulasi dari rasa frustasi lini belakang Indonesia sepanjang pertandingan.